tag:blogger.com,1999:blog-77656514195507435082024-03-13T23:33:01.138-07:00PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA NGAGLIKPonpes.Miftahul Huda Almt;Ngaglik Cerme Barat, Pace, Nganjuk, Jawa Timur
Sebagai Pengasuh Bpk. KH. Hidayatulloh.(64472)Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.comBlogger91125tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-27475130417967007992013-04-04T00:46:00.001-07:002013-06-03T03:31:32.360-07:00Pondok Pesantren Miftahul Huda Ngaglik<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
<a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/2013/03/uci-cb-10.html"> </a>
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img class="ev aG" src="https://lh6.googleusercontent.com/-qcO6erqgats/T_me1EtQY4I/AAAAAAAAAF0/777hzkNTyB0/w497-h373/DSC_0000334dulllllllllll.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>ponpes miftahul huda</b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Assalamu'alaikum, alham<br />
dulillah segala puji bagi Allah <br />
yang menciptakan alam<br />
semesta beserta isinya<br />
sholawat dan salam marilah<br />
Kita sanjungkan kepada<br />
junjungan Nabi Agung<br />
Muhamad saw, beserta<br />
keluarganya, Shahabatnya<br />
dan pengikut- pengikutnya.<br />
Kami keluaga besar<br />
<b>Pondok Pesantren</b><br />
<b>Miftahul Huda, </b>meng<br />
ucapkan terima kasih,<br />
kepada saudara-saudaraku<br />
di pelosok belahan dunia<br />
manapun yang telah<br />
membuka situs Kami, semoga bisa bermanfaat sebagai maudhoh,<br />
tausiyah bagi saudara-saudaraku semuanya.<br />
Pondok Pesantren Miftahul Huda terletak, di Kab. Nanjuk, tepatnya<br />
Desa Ngaglik, <a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">Cerme Barat</a>, Kec. Pace, Kab. Nganjuk Jawa Timur(64472) <br />
Sebagai pendiri Ponpes. Miftahul Huda adalah <b><a href="http://pp-miftahul-huda.blogspt.com/">Bpk.Kyai Syaribun</a> </b><br />
Beliau sebagai pendiri Ponpes sekaligus sebagai salah satu tokoh yg babat<br />
babat alas/cikal bakal desa Ngalik Cerme. Beliau seorang Ulama dari Jawa<br />
Tengah ( red. daerah Kudus ).<br />
Daerah Cerme terkenal Hutan belantara yang winget, angker yang dikuasai<br />
di kuasai jin, makluk ghoib lainya, dengan kesaktianya yang diberikan Allah<br />
kepada Kyai Syaribun, maka jin makluk lainya, dapat di pindahkan ke<br />
kan ke sebelah barat Ponpes, tepatnya daerah oro-oro, menurut cerita jin<br />
dll itu dipikul.<br />
<b> </b>Tokoh Ulama yang saat itu berjuang dalam babat alas desa Cerme yaitu<br />
Yaitu, Mbah Kyai Ma'ruf, Mbah Kyai Bakri, Mbah Kyai Cerme .............<br />
sebagai awal tempat majelis dakwahnya Bpk Kyai Syaribun mendirikan<br />
mendirikan Ponpes. Miftahul Huda, setelah lama beliau mendakwahkan<br />
agama penduduk Cerme mulai bertambah, Beliau selama berumah tangga<br />
tangga tidak mendapat keturunan, maka sebagai penerus dakwahnya beliau<br />
mengangkat Kyai Bakri ( Bakri ) sebagai anaknya.<br />
Setelah Bpk Kyai Syaribun Wafat, sebagai penerus dakwahnya yaitu Bpk<br />
Kyai Bakri, Putra-putra dari Bpk Kyai Bakri antara lainya Hidayatullah<br />
Syaiquuddin, saat itulah mulai berdirinya <b>Madin Sabilil Muttaqien</b><br />
sebagai pengasuh Madin tsb Kyai Syaiquddin.Setelah Bpk Kyai Bakri dan<br />
Bpk Kyai Syaiquddin Wafat, sebagai penasuh Ponpes hingga sekarang<br />
yaitu <b>Bpk.Kyai Hidayatullah </b>dan sebagai Kepala sekolah Madin Sabilil<br />
Muttaqien sampai sekarang yaitu <b>Gus Maftuh ( Maftuhu Fadhli Zhiljud )</b><br />
<b> </b>Para santri yang menuntut ilmu disitu, ada dari Sumatra, jawa tengah, dan<br />
luar kota dst, Ponpes.Miftahul Huda tempatnya sangat nyaman, lingkungan<br />
yang masih alami. Jika Shobat sudah Cerme bisa lewat pertigaan Nglirang<br />
atau bisa lewat SD N Cerme 1.........<br />
Putra putri jenengan bisa tinggal di Asrama pondok, lebih bagus untuk<br />
mengikuti kegiatan di Ponpes, juga di dukung lingkungan atau masyarakat<br />
masyarakat yang sangat ramah, dan bersahabat insyaAllah putra - putri<br />
jenengan akan betah disana. Sesuai dengan pendiri Ponpes Kami bahwa<br />
majelis da'wah Kami mengikuti Rasulullah saw, Ahlussunah Waljama'ah<br />
yang bersumber pada Al-qur'an, Al-hadist, Ijtihad (Ijma', Qiyas, Maslahah<br />
Mursalah, Urf -kebiasaan ).<br />
Serta misi dan visi Kami, melangsungkan kehidupan islam, ( artinya Islam<br />
agama yang mengatur segala aspek kehidupan bukan sholat, zakat, puasa<br />
ibadah haji, tapi Al-qur'an 30 juz harus di implikasikan dalam kehidupan<br />
yang nyata , misalnya ekanomi secara islam, pendidikan secara islami dan<br />
lain - lain ) dan menda'wahkan islam ke seluruh penjuru penjuru dunia<br />
Di Ponpes Kami juga mengkaji Kitab-Kitab Kuning, yang akan di asuh<br />
oleh Gus Maftuh, Gus Dhofir, Gus Taghis. Kegiatan belajar Kami juga <br />
belajar mengajar di Madin Kami yaitu Madin Sabilil Muttaqien disinilah<br />
Kami akan menggembleng putra-putri Jenengan dengan ilmu agama, dan<br />
mengembangkan kreativitas/bakat putra putri jenengan.<br />
Di Madin Kami, juga meyelenggarakan kegiatan Mtq (seni baca <br />
Al-qur'an ), Hadroh, Pidato, mengikuti kegiatan diluar Ponpes, misalnya<br />
lomba dan lainya.Tentang Staf / Ustadz/ Ustadazah orang-orang yang sudah<br />
berpengalan di bidangnya masing- masing.<br />
Menuntut ilmu hukumnya wajib, dan insyaAlloh derajat kita akan diangkat<br />
oleh Allah, orang -orang yang mempunyai ilmu mendapt kehormatan di sisi<br />
Allah dan RasulNya. <br />
Banyak ayat Al-Qur’an yang mengarah agar umatnya mau menuntut ilmu <br />
seperti ayat dibawah ini. <br />
Qs Al Mujadalah ayat 11:<br />
<br />
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرُُ<br />
<i>Artinya :</i><br />
<i>Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu</i><br />
<i> dan orang-orang yang diberi <a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">ilmu</a> pengetahuan beberapa derajat</i><br />
<i> </i>(Q.s. al-Mujadalah : 11)<br />
.
Kewajiban menuntut ilmu ini ditegaskan dalam hadits nabi, yaitu :<br />
رواه إبن عبد البر)) طَلَبُ اْلعِلْمَ فَرِيْضِةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ<br />
<i>Artinya :</i><br />
<i>Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat</i><br />
<i>”</i><i>(HR. Ibnu Abdil Bari)</i><br />
Secara jelas dan tegas hadits di atas menyebutkan bahwa menuntut ilmu itu<br />
diwajibkan bukan saja kepada laki-laki, juga kepada perempuan.Tidak ada<br />
perbedaan bagi laki-laki atau perempuan dalam menuntut ilmu, semuanya<br />
wajib. Hanya saja bahwa dalam mencari llmu itu harus tetap sesuai dengan<br />
ketentuan Islam.<br />
Nabi pernah
memerintahkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu walau<br />
pun sampai di
tmpat yang jauh seperti negeri China.Selain itu menuntut ilmu<br />
itu tidak mengenal batas usia, sejak kita terlahir sampai kita masuk kubur<br />
kita senentiasa mengambil pelajaran dlm kehidupan,dengan kata lain islam<br />
mengajarkan untuk menuntut ilmu sepanjang hayat di kandung badan kita.<br />
<br />
Sebagaimana tercantum dalam hadits nabi
:<br />
<br />
أُطْلُبُ الْعِلْمَ مِنَ الْمَحْدِ إِلَى اللَّهْدِ (رواه مسلم)<br />
Artinya<br />
<i>“Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat”(</i>HR. Muslim)<br />
<br />
Begitullah, seruan Allah, sabda Rasulullah saw, urgentsinya menuntut ilmu<br />
sangat penting sekali. Juga perlu di ingat bahwa, anak -anak kita sebagai<br />
Amanah, yang haru kita laksanakan, karena anak merupakan investasi kita<br />
kelak kalau Kita sudah kembali kepada Allah, putra-putri kitalah yang dapat<br />
mendo'kan.<br />
Ponpes Kami juga, menyelenggaran pendidikan formal dan Agama, juga<br />
juga meyelenggarakan Ujian Kejar Paket A,B dan lainya. Kita harus sadar<br />
ditengah-tengah era globalisasi, dan majunya perkembangan IPTEK ( Ilmu<br />
Pengetahuan & Teknlogi )yang terjadi saat ini dapat kita rasakan, semuanya<br />
serba pakai <b>ONLINE</b>, ini kalau kita tidak punya filer ( maksutnya agama<br />
agama yang yang kuat maka dampak negatifnya sangat parah, yang bisa<br />
merusak pola pikir, pola akal anak, kepada hal-hal yang negatif / maksiat<br />
contoh;<br />
-Masuknya budaya barat, pornoaksi/pornografi<br />
-Media elektrik atau surat kabar dll.<br />
Maka sebagai Mitra penjengan saat ini adalah Ponpes yang bisa meredam<br />
perkembangan Abad ini, sejak dini putra putri jenengan haruslah dikasih<br />
pondasi yang kuat tentang pendidikan agama islam.<br />
Jadi lingkungan Ponpes, bisa mendidik dan mewarnai membentuk sifat /<br />
karakter anak dalam menghadapi era globalisasi saat ini. Karena Ilmu <br />
pengetahuan yang tidak di imbangi dengan Ilmu agama akan menjadikan<br />
manusia sombong, dan melupakan penciptaNya.<br />
Saudara- saudaraku yang sempat membuka situs Kami, silahkan anda<br />
mencari seputar info, di blog ini, silahkan mengcopy, download, Update<br />
untuk sama menambah pengetahuan Kita, selanjutnya dak'wahkanlah<br />
walau hanya satu ayat; <br />
Dari Abdullah bin Amr raddhiyallahu ta'<i>ala</i><br />
<br />
<br />
بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً<br />
Sampaikanlah dariku walau hanya <a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">satu</a> ayat ( HR.Bukhari ). <br />
Kami mengajak semua eleman Masyarakat, mari Kita hidupkan ukhuwah <br />
islamiah, Kita jaga persatuan dan kesatuan seluruh Umat islam di dunia<br />
janganlah Kita mempertentangkan khilafiyah di antara umat<br />
karena akan membuat perpecahan Umat islam.<br />
wawallahu 'alam bish-shawab.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-P8fF6TrwCEI/UaxoAhFU3QI/AAAAAAAAACo/8xKIvNxYJmo/s1600/DSC_0000330+-+Copy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-P8fF6TrwCEI/UaxoAhFU3QI/AAAAAAAAACo/8xKIvNxYJmo/s1600/DSC_0000330+-+Copy.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"> Ponpes Miftahul huda Ngaglik Barat Cerme </td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-hQieNcoWrm8/UaxpGnWhQ5I/AAAAAAAAAC0/eLU8-psVeuY/s1600/DSC_0000335.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-hQieNcoWrm8/UaxpGnWhQ5I/AAAAAAAAAC0/eLU8-psVeuY/s1600/DSC_0000335.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Suasana yang nyaman Ponpes Miftahul Huda</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-6I03WVEnAVQ/UaxsOYwy_AI/AAAAAAAAADQ/BGRfjZ7AJ_8/s1600/DSC_0000343.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-6I03WVEnAVQ/UaxsOYwy_AI/AAAAAAAAADQ/BGRfjZ7AJ_8/s1600/DSC_0000343.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ini adalah Madin Sabilil Muttaqien </td></tr>
</tbody></table>
Jalan terus ke<br />
barat menuju<br />
Ponpes.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-liPF6VwcUcY/UaxwZ8Re1_I/AAAAAAAAADw/W3snNHxk5uU/s1600/DSC_0000363.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-liPF6VwcUcY/UaxwZ8Re1_I/AAAAAAAAADw/W3snNHxk5uU/s1600/DSC_0000363.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-gDgfHVyy-Bo/UaxrEMnZ2mI/AAAAAAAAADE/6-EdkbdHuBY/s1600/DSC_0000372.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-gDgfHVyy-Bo/UaxrEMnZ2mI/AAAAAAAAADE/6-EdkbdHuBY/s1600/DSC_0000372.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Madin Sabilil muttaqien</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-SadkyP1Gdss/UaxuLkCDKiI/AAAAAAAAADg/fCUcHK9G-R0/s1600/DSC_0000356.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-SadkyP1Gdss/UaxuLkCDKiI/AAAAAAAAADg/fCUcHK9G-R0/s1600/DSC_0000356.jpg" /> </a></td><td style="text-align: center;"> </td><td style="text-align: center;"> </td><td style="text-align: center;"> </td><td style="text-align: center;"> </td><td style="text-align: center;"> </td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Acara Imtihan Haflah Akhir Sanah</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"> </td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"> </td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"> </td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-29317368574285239302013-04-04T00:45:00.001-07:002013-05-01T02:47:21.485-07:00Daftar Alamat Pondok Pesantren 2008/2009.NSPP.Jawa Timur<div class="post-header">
</div>
<br />
Teregestrasi;<br />
" <b>PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA</b> "<br />
Alamat; Ngaglik, Cerme Barat, Pace,Nganjuk ( 64472 )<br />
2.769.0423518050005.20<br />
Pendiri PP.MIFTAHUL HUDA<br />
Almukaram Bpk. Kyai Syaribun<br />
Sebagai penerus / pengasuh PP.MIFTAHUL HUDA sampai sekarang<br />
Almukaram Bpk. Kyai Hidayatullah
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-44972319254515739992013-04-04T00:44:00.001-07:002013-04-12T01:56:09.452-07:00Dasar / Landasan Berdirinya Pondok Pesantren<div class="post-header">
</div>
<div class="entry-meta">
<h2 class="entry-title">
Yaitu memenuhi seruan Allah swt</h2>
</div>
<h2 style="text-align: center;">
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ
يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ
الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ</h2>
<div style="text-align: center;">
<i>Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung. (QS. Ali- Imron 3:104)</i><br />
<br />
<i><span lang="IN" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">”kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu </span>
</i><br />
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN;">orang-orang yang fasik.” <b>(Q.S.3. Ali Imraan : 110)</b></span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-35468926552377877652013-04-04T00:43:00.001-07:002013-05-16T03:23:55.123-07:00Misi & Visi Ponpes. Miftahul Huda<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<b>Visi dari Lembaga Ponpes Miftahul Huda</b><br />
<br />
<b> </b>1. Bertujuan melanjutkan kehidupan islam ( menerapkan Islam secara<br />
<b> </b>kaffah ).<br />
2. Membentuk generasi-generasi yang berakhlqul karimah, beriman<br />
bertaqwa, berilmu dan beramal.<br />
3. Meletarikan hal-hal ( 'uruf ) yang <a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">sudah</a> dianggap baik dan meletakkan<br />
Sumber Hukum Islam sebagai dasar yaitu Al-qur'an, Al-hadist, Ijma'<br />
<br />
<b>Misi-misinya Adalah;</b><br />
<br />
<b> </b>1.Sebagai penggerak Amar ma'ruf Nahi Mungkar.<br />
2.Mencetak <a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">generasi</a> -generasi yang berhaluan Ahlus Sunah<br />
Wal-jama'ah, yang trampil, berkualitas <br />
3.Membekali ilmu agama dan ilmu umum, lewat Madrasah<br />
diniyah.<br />
4.Melestarikan Budaya Ulama Salafus Sholihin.<br />
5.<a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">Mengembangkan</a> Ilmu Pengetahuan & Teknologi ( IPTEK )<br />
dan kreativitas, seni lewat Madin.<br />
6. Mengenalkan era globalisasi, daya saing, religius, yang <br />
berlandaskan Aqidah Islam, Al-qur'an dan Al-hadist<br />
<b> 7. </b>Melestarikan dan menghidupkan Sunah-sunah para Nabi dan <br />
Rasul ditengah tengah masyarakat.<br />
8. Membentuk generasi generasi berilmu agama, siap pakai di<br />
Masyarakat.<br />
9. Secara umum Ponpes juga ikut berpartisipasi didalam <br />
mencerdaskan kehidupan bangsa.<br />
wawallahu 'alam bish-shawab.<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-27963682910840402542013-04-04T00:42:00.001-07:002013-04-12T01:57:44.480-07:00Nama Staf & Ustadz / Ustadzah Pengajar<div class="post-header">
</div>
1. Maftuhu Fahdli Zhiljud ( Gus Maftuh )<br />
Beliau sebagai Kepala Sekolah Madin Sabilil Muttaqien<br />
2. Ustadazah Tutik Irkamah<br />
3. Gus Dhofir<br />
4. Gus Taghis<br />
5. Ustadzah Sul<br />
6. Ustadz Faturrozi<br />
7. Ustadz Zainal Abidin<br />
8. Ustadz yusuf<br />
9. Ustadzah Zumrotul Chusnawiyah<br />
10.Ustadzah Amanaturrohmah<br />
11.Ustadzah Rois<br />
12.Ustadzah BatulAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-38842245653530379972013-04-04T00:41:00.001-07:002013-05-18T06:39:30.321-07:00Al-Kitab Yang DI Kaji di Madin Sabilil Muttaqien<div class="post-header">
</div>
Kajian Kitab di Madin<br />
<br />
<img alt="al-quran-yang-mulia.jpg (204×136)" border="0" class="alignleft" height="110" src="http://hizbut-tahrir.or.id/wp-content/uploads/2008/08/al-quran-yang-mulia.jpg" style="border-color: initial; border-style: initial; border-width: 0;" width="150" /><br />
<br />
1. Kitab Iqro'<br />
2. Kitab Mabadik Fiqih<br />
3. Ta'lim Muta'lim<br />
4. Nahwu Shorof<br />
5. Kitab Majmuk Mustamil<br />
6. Bhulughul Marom<br />
7. Al- qur'an dan Al- Hadist<br />
8. dll..
<br />
<br />
<br />
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-ug5qiceDjk4/TnnkaJtrEkI/AAAAAAAAAmc/Yg6XguwnpSc/s1600/bM.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" class="CSS_LIGHTBOX_SCALED_IMAGE_IMG" src="http://3.bp.blogspot.com/-ug5qiceDjk4/TnnkaJtrEkI/AAAAAAAAAmc/Yg6XguwnpSc/s1600/bM.jpg" style="height: 478px; width: 310px;" /></a><br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-60686992740294629772013-04-04T00:39:00.001-07:002013-04-16T05:11:36.351-07:00Untuk Apa Manusia Diciptakan Oleh Allah<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
</h3>
<div class="post-header">
</div>
Sebelum Kita belajar, tentang Ilmu agama, belajar tentang kehidupan<br />
Kita harus belajar Siapa yang menciptakan Kita, dan Hakekatnya untuk<br />
apa kita di ciptakan di dunia ini. Inilah yang seharusnya Kita pikirkan,<br />
karena hidup yang kita jalani kalau punya tujuan akan membangkitkan<br />
semangat hidup, kita akan punya tanggung jawab terhadap apa yang Kita<br />
perbuat di dunia, dan ini yang bisa memfilter kita sehingga kita hati-hati<br />
karena setiap langkah kita, gerak, ucapan kita akan di mintai pertanggung<br />
jawabkan, marilah kita renungkan bagaimana Alloh menciptakan manusia,<br />
alam, bumi dan semuanya yang ada didalamnya<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Kalau kita melihat besarnya kekuasaan Allah, niscaya kita akan </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">segera mengucapkan “<i>Allahu Akbar”, “Subhanallah</i>”.
Allah menciptakan </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">langit tanpa tiang serta semua bintang yang
menghiasinya dan Allah turunkan darinya air hujan dan tumbuh dengannya
segala jenis tumbuh-tumbuhan. Bumi terhampar sangat luas, segala jenis
makhluk bertempat tinggal di atasnya, berbagai kenikmatan dikandungnya
dan setiap orang dengan mudah bepergian ke mana yang dia inginkan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Binatang
ada dengan berbagai jenis, bentuk, dan warnanya. Tumbuh-tumbuhan dengan
segala jenisnya dan buah-buahan dengan segala rasa dan warnanya. Laut
yang sangat luas dan segala rizki yang ada di dalamnya semuanya
mengingatkan kita kepada kebesaran Allah dan ke-Mahaagungan-Nya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Kita
meyakini bahwa Allah menciptakan semuanya itu memiliki tujuan dan tidak
sia-sia. Maka dari itu mari kita berlaku jujur pada diri kita dan di
hadapan Allah yaitu tentu bahwa kita juga diciptakan oleh Allah tidak
sia-sia, dalam arti kita diciptakan memiliki tujuan tertentu yang
mungkin berbeda dengan yang lain.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Allah berfirman: </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<i>Maka
apakah kalian mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian
secara main-main dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami?</i>” (Al Mu’minun: 115) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<i>Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja ( tanpa pertanggungjawaban)</i>?” (Al Qiyamah: 36) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<i>Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah</i>”.(Shad: 27) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">”<i>Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main</i>.” (Ad Dukhan: 38) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dari
ayat-ayat di atas sungguh sangat jelas bahwa segala sesuatu yang ada di bumi dan langit tidak ada yang sia-sia.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Lalu untuk siapakah semuanya itu? </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Allah berfirman dalam A- QUR'AN</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<i>Dialah
yang telah menjadikan bumi terhampar buat kalian dan langit sebagai
atap dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu Dia menghasilkan
dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki untuk kalian, karena
itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian
mengetahuinya</i>.” (Al Baqarah: 22) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">”<i>Dia Allah yang telah menjadikan segala apa yang di bumi untuk kalian</i>.” (Al Baqarah: 29) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<i>Allah-lah
yang menjadikan bumi bagi kalian tempat menetap dan langit sebagai
atap, lalu membentuk kalian, membaguskan rupa kalian serta memberi
kalian rizki dari sebagian yang baik-baik yang demikian itu adalah Allah
Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam</i>.” (Al Mu’min: 64) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ibnu
Katsir dalam tafsir beliau mengatakan:</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> “Allah mengeluarkan bagi
mereka (dengan air hujan tersebut) segala macam tumbuh-tumbuhan dan
buah-buahan yang bisa kita saksikan sebagai rizki buat mereka dan
binatang-binatang ternak mereka sebagaimana yang telah disebutkan di
banyak tempat di dalam Al Qur’an.” </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">As-Sa’di mengatakan di dalam tafsir beliau </span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> ”<i>Allah
menciptakan segala apa yang ada di atas bumi buat kalian sebagai wujud
kebaikan Allah bagi kalian dan rahmat-Nya agar kalian juga bisa
mengambil manfaat darinya, bersenang-senang dan bisa menggali apa yang
ada padanya. (Kemudian beliau mengatakan) dan Allah menciptakan semuanya
agar manfaatnya kembali kepada kita.</i> </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Tujuan Manusia Di ciptakan </span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> </span><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Manusia di ciptakan Allah, Makluk yang paling sempurna, dan memiliki kedudukan yang
tinggi di hadapan makhluk yang lain. Manusia diciptakan untuk satu tujuan yang mulia, agung, dan besar. Tujuan
inilah yang telah disebutkan oleh Allah di dalam Al Qur’an: </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<i><span style="text-decoration: underline;">Dan tidaklah<a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">Aku </a>menciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah-Ku</span></i>.”</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> (Adz Dzariat:56) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Abdurrahman
As Sa’di dalam tafsir beliau mengatakan:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> “Inilah tujuan Allah
menciptakan jin dan manusia dan Allah mengutus seluruh para rasul untuk
menyeru menuju tujuan ini yaitu ibadah yang mencakup di dalamnya
pengetahuan tentang Allah dan mencintai-Nya, bertaubat kepada-Nya,
menghadap dengan segala yang dimilikinya kepada-Nya dan berpaling dari
selain-Nya.” </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin dalam kitab Al Qaulul Mufid mengatakan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">: “<i>Dengan
hikmah inilah manusia diberikan akal dan diutus kepada mereka para
rasul dan diturunkan kepada mereka kitab-kitab, dan jika tujuan
diciptakannya manusia adalah seperti tujuan diciptakannya binatang,
niscaya akan hilang hikmah diutusnya para rasul dan diturunkannya
kitab-kitab karena yang demikian itu akan berakhir bagaikan pohon yang
tumbuh lalu berkembang dan setelah itu mati</i>.” </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam kitab Majmu’ Fatawa mengatakan:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> “<i>Maka
sesungguhnya Allah menciptakan manusia untuk menyembah-Nya sebagaimana
firman Allah ‘Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan
agar mereka menyembah-Ku.’ Ibadah kepada Allah hanya dilakukan dengan
cara mentaati Allah dan Rasul-Nya dan tidak dikatakan ibadah kecuali apa
yang menurut syariat Allah adalah sesuatu yang wajib atau sunnah.</i>” </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Makna Ibadah </span></div>
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ibadah secara bahasa artinya menghinakan diri.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Sedangkan menurut syariat, Ibnu Taimiyyah mengatakan: “<i>Nama
dari segala yang dicintai oleh Allah dan diridhai-Nya (yang terdiri)
dari segala bentuk perbuatan dan ucapan baik yang nampak ataupun yang
tidak nampak</i>.” (Al ‘Ubudiyyah, 38) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Macam Ibadah </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Menurut Ibnu Taimiyah di atas kita mendapatkan faidah bahwa ibadah itu
ada dua bentuk yaitu </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> 1. <a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">Ibadah</a> yang nampak ( dzahiriyah/badaniyah ) contoh sholst, zakat dll.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> 2. Ibadah tidak nampak ( Batiniyah/qalbiyah ) contoh khusu', tawakal dll.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ubbudiyah dan Tingkatannya </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> 1.‘ubudiyyah yang bersifat umum. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ubudiyyah
ini bisa dilakukan oleh setiap makhluk Allah baik muslim atau kafir.
Inilah yang diistilahkan dengan ketundukan terhadap takdir dan
sunnatullah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Allah berfirman: </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<i>Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan yang Maha Pemurah selaku seorang hamba</i>.” (Maryam: 93). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Ayat ini termasuk orang mkmin atau Kafir </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> 2. ‘ubudiyyah ketaatan yang bersifat umum. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Ubudiyah ini mencakup ketundukan setiap orang terhadap syariat Allah,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> sebagaimana firman Allah: </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<i>Dan hamba- <a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">hamba</a> Allah yang Maha Penyayang itu adalah orang-orang yang berjalan di muka bumi ini dengan rendah hati (tawadhu’).”</i> (Al Furqan: 63) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> 3. ‘ubudiyyah yang khusus. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ubudiyyah khusus tingkatan para Nabi dan Rasul Allah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Sebagaimana firman Allah tentang Nabi Nuh: </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<i>Sesungguhnya dia adalah hamba-Ku yang bersyukur</i>.” (Al Isra’: 3). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Kemudian Allah berfirman tentang Rasulullah: </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<i>Dan jika kalian ragu-ragu terhadap apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami</i>” (Al Baqarah: 23). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dan Allah berfirman tentang seluruh para rasul: </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<i>Dan
ingatlah akan hamba-hamba Kami Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang memiliki
perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi</i>.” (Shad: 45). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Syarat Diterimnya suatu ibadah </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Para ulama Ahlus Sunnah bahwa; </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> sebuah ibadah akan
diterima oleh Allah dengan dua syarat, yaitu </span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> </span><b>Syarat Diterimanya Ibadah</b><br />
Tiga syarat yg harus dipenuhi agar ibadah kita diterima Allah swt:<br />
<br />
<ol>
<li><i>Lillah</i>, yaitu niat yg <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">ikhlash</span>, niat hanya karena Allah swt semata, niat hanya untuk mencari keridhaan Allah swt.</li>
<li><i>Billah</i>, yaitu <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">pelaksanaannya seperti yg diperintahkan Allah dan yg dicontohkan oleh Rasulullah (ittiba')</span>.
Misalnya, kita mecontoh bagaimana Rasulullah shalat, puasa,
bersillaturrahiim, bertetangga, bertutur kata, memimpin umat dan
sebagainya.</li>
<li><i>Illallaah</i>, yaitu dengan tujuan hanya <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">untuk mencari keridhaan Allah semata</span>. Firman Allah: <i>Dan
di antara manusia ada orang yg mengorbankan dirinya karena mencari
keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya</i>. (QS. 2:207)</li>
<li><i>membaca syahadat ( ikhlas yakin ) laa ilaaha illah muhamad rasulalloh </i> <span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Kesepakatan Ahlus Sunnah ini dilandasi Al Qur’an dan hadits, </span></li>
</ol>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> firman Allah: </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<i>Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan agar mereka menyembah Allah dengan mengikhlaskan agama bagi-Nya</i>.” (Al-Bayyinah: 5). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Rasulullah bersabda: </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<i>Sesungguhnya amal itu sah dengan niat dan seseorang akan mendapatkan apa yang dia niatkan</i>.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> (HR. Al Bukhari dan Muslim) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Rasulullah bersabda: </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<i>Barang siapa yang melakukan suatu amalan dan bukan dari perintahku maka amalannya tertolak</i>.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> (HR. Muslim) </span></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-8393719051137602632013-04-04T00:38:00.001-07:002013-04-27T05:42:03.007-07:00<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
Potensi Kehidupan Manusia
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">Allah swt</a> telah menciptakan manusia dan menjadikanya sebagai sebaik-baik
makhluk dengan memberikan kepadanya akal untuk membedakan baik dan
buruk dimana Allah SWT telah mengutus rasul-Nya dalam rangka menjelaskan
kepada manusia mana yang baik dan mana yang buruk terhadap seluruh
aktivitasnya.<br />
Allah berfirman; <br />
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman
kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia
dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi
bentuk,<br />
<div class="quran3">
Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah
meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya
dengan bersujud.<br />
Q.Al -Hijr ayat, 28-29</div>
<br />
Allah SWT juga telah menciptakan potensi kehidupan (thaqatul hayawiyah) pada diri manusia, yang berupa<br />
<br />
1.:KEBUTUHAN JASMANI (Hajatul Adlawiyah),<br />
yang penampakanya berupa rasa lapar, rasa haus, menghirup udara dan lain-lain.<br />
<br />
2..KEBUTUHAN <a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">NALURI</a> (Al-Gharizah). Yang terdiri dari :<br />
<br />
a. Naluri beragama ( Gharizatut Taddayun )<br />
b. Naluri mempertahankan diri ( Gharizatul Baqa )<br />
c.Gharizatun Nau' )<br />
<br />
3. <a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">Akal</a><br />
Akal merupakan potensi manusia yang akan menentukan, baik atau<br />
buruknya manusia di dalam melakukan aktifitas pada waktu memenuhi<br />
nalurinya, karena manusia memiliki potensi akal, inilah yang membeda<br />
kan manusia dengan binatang, maka Allah swt, menjadi akal manusia<br />
sandaran pembebanan kewajiban syara' ( Taklif Syar'i ) Allah akan<br />
memberi pahala kepada manusia yang melakukan amal kebajikan dan<br />
balasanya pahala dan surga, begitu sebaliknya.<br />
<br />
a. Naluri beragama (Gharizatut Taddayun)<br />
<br />
Naluri beragama (Gharizatut Tadayyun). Penampakannya mendorong manusia
untuk mensucikan sesuatu yang mereka anggap sebagai wujud dari Sang
Pencipta, maka dari itu dalam diri manusia ada kecenderungan untuk
beribadah kepada Allah, perasaan kurang, lemah dan membutuhkan kepada
yang lainya. Hanya saja diantara manusia banyak yang keliru dalam rangka
memenuhi kebutuhan naluri yang satu ini. Contohnya diantara manusia ada
yang menyembah berhala, mensucikan pohon keramat, dijawa ada khurafat
“Dewi Sri, Nyi roro kidul”, menyembah sesama manusia dan lain-lain. Ada
kisah orang atheis pun yang katanya tidak mengakui adanya tuhan, toh
mereka juga mensucikan orang-orang tertentu semacam lenin dan stelin.
Semua itu sebenarnya penampakan dari naluri yang memang diberikan oleh
Allah SWT sebagai sang penciptanya. Adanya kebutuhan ini dalam AL-quran
telah di isyaratkan. Allah SWT berfirman:<br />
Dan apabila manusia itu ditimpa kemudaharatan, dia memohon (pertolongan)
kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan
memberikan ni’mat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang
pernah ia berdo’a (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu,
dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan
(manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah : “Bersenang-senanglahlah dengan
kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni
neraka”. (QS Az Zumar 8)<br />
<br />
<br />
b Naluri Mempertahankan diri ( gharizatul Baqa )<br />
<br />
<br />
<br />
Naluri mempertahankan diri (Gharizatul Baqa). Penampakanya mendorong
manusia untuk melaksanakan berbagai aktivitas dalam rangka melestarikan
kelangsungan hidup. Berdasarkan hal ini maka pada diri manusia ada rasa
takut, keinginan menguasai, cinta pada bangsa dan lain-lain. Adanya
naluri ini telah diisyaratkan dalam Al-Quran. Allah SWT ber firman :<br />
<br />
“Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah
menciptakan binatang ternak untuk mereka yaitu sebagai bagian dari apa
yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan kami sendiri, lalu mereka
menguasainya ?” (QS Yaasin : 71)<br />
<br />
c. Naluri melangsungkan keturunan (Gharizatun Nau’)<br />
Naluri melangsungkan keturunan (Gharizatun nau”). Penampakanya akan
mendorong manusia melangsungkan jenis manusia. Sebagai penampakan dari
naluri ini, manusia memiliki kecenderungan seksual, rasa kebapakkan,
rasa keibuan, cinta pada anak2, cinta pada orang tua, cinta pada orang
lain dan lain-lain. Adanya naluri ini telah banyak diisyaratkan dalam
Al-Quran. Contohnya rasa suka terhadap lawan jenis, Allah SWT berfirman:<br />
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu)
dengan yusuf, dan yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu
andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar
Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya
Yusuf itu termasuk hamba-hamba kami yang terpilih.” (QS Yusuf : 24)<br />
Tak aneh jika ada beberapa agama yang melarang pengikutnya untuk
memenuhi kebutuhan naluri satu ini sehingga banyak pelanggaran2 seksual
yang terkuak di berbagai tempat2 yang dianggapnya suci. <br />
Perbedaan dalam segi pemenuhan kebutuhannya, dari kedua potensi
kehidupan manusia diatas ialah: kalau kebutuhan jasmani (Hajatul
Adlawiyah) tidak dipenuhi maka akan mengakibatkan kematian. Namun tidak
demikian dengan kebutuhan Naluri (Al-Gharizah) jika tidak dipenuhi tidak
sampai mengakibatkan kematian akan tetapi hanya menimbulkan perasaan
gelisah saja pada diri manusia.<br />
<br />
<a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">KETERIKATAN KEPADA HUKUM SYARA'</a><br />
<br />
Karena manusia mempunyai potensi Akal, maka manusia bisa membedakan<br />
mana yang buruk atau baik, yang halal atau haram, maka Allah menjadikan<br />
akal sebagai sandaran pembebanan terhadap kewajiban syara' ( Taqlif Syar'i)<br />
<br />
Setiap muslim yang hendak melakukan perbuatan guna memenuhi kebutuhan
hidupnya, baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan naluri diwajibkan
secara syar’i mengetahui hukum Allah tentang perbuatan tersebut,
sehingga ia dapat berbuat sesuai dengan hukum syara’.<br />
Allah SWT telah mengutus rasul-Nya dalam rangka menjelaskan kepada
manusia mana yang baik dan mana yang buruk terhadap seluruh
aktivitasnya.<br />
(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah
diutusnya rasul itu.” (QS An Nisa’ 165)<br />
Allah SWT tidak membiarkan pemenuhan terhadap seluruh kebutuhan
tersebut diserahkan kepada keinginan hawa nafsu dan akal manusia semata.
Sebab, hawa nafsu itu umumnya mengajak kepada keburukan (ammaratum
bissu) kecuali yang dirahmati Allah. Demikian pula, akal manusia
sangatlah lemah. Manusia seringkali menyangka sesuatu baik padahal
sebenarnya buruk, demikian sebaliknya. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu
padahal ia amat baik bagimu; dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu
padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui,” firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 216.<br />
Dan setiap perbuatan manusia akan dimintai pertanggung jawabannya
kelak. Begitulah Islam satu-satunya agama yang haq sebagai solusi bagi
diri manusia yang bisa memuaskan akal, sesuai fitrah manusia dan
menentramkan jiwa<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-49861947748908415712013-04-04T00:37:00.003-07:002013-04-12T01:48:00.520-07:00 Pengertian Hukum Syara'.Keterikatan Terhadap Hukum Syara'<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<br />
Hukum syara’<br />
adalah hukum yang sangat penting untuk dipelajari
terlebih lagi bagi mukallaf, yaitu bagi orang yang sudah baligh
(dewasa) dan berakal. Karena hukum syara adalah peraturan dari Allah
yang sifat mengikat bagi semua umat yang beragama Islam.<br />
Aktivititas seorang muslim selalu terikat dengan hukum<b>. </b>Hukum ini mengikat aktivitas kita, baik perkataan kita, perbuatan kita harus memiliki dasar hukum syara
yang jelas, apakah terkategori wajib, mubah, mandub, makruh, dan haram.
semua ini disebut dengan ahkmul khamsah.<br />
<br />
<b>1. </b><b>Pengertian Hukum syara’</b><br />
Syara’ atau syariat merupakan norma hukum dasar yang ditetapkan Allah
swt yang diturunkan kepada nabi Muhammad sebagai rasulnya yang wajib
diikuti oleh setiap orang islam berdasarkan keyakinan dan ahlak baik dalam hubungannya dengan Allah, manusia /
lingkungannya.<br />
<br />
Hukum syara’ menurut istilah para ahli ushul fiqh adalah :<br />
khithab
syar’i yang bersangkutan dengan perbuatan orang-orang mukallaf, baik
dalam bentuk tuntutan, pilihan / ketetapan.<br />
<br />
Firman Allah swt; <br />
“ jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami-istri) tidak dapat
menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya bayaran
yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya “<br />
Hukum syara’ juga dapat diartikan seperangkat peraturan berdasarkan
ketentuan Allah tentang tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini
berlaku serta mengikat untuk semua umat yang beragama Islam.<br />
<br />
<b>2. </b><b>Pembagian Hukum Syara</b>
<br />
Hukum syara yang ada 5 <br />
<ol>
<li>Wajib, yaitu sesuatu yang jika dikerjakan seseorang, ia akan mendapat pahala dan jika meninggalkannya, maka mendapat siksa.</li>
<li>Haram, yaitu sesuatu yang jika ditinggalkan, akan mendapatkan
pahala, dan jika melakukannya, maka akan mendapatkan siksa. </li>
</ol>
<ol start="3">
<li> Mandub yaitu sesuatu yang jika dikerjakan seseorang, maka ia akan
mendapatkan pahala, dan jika ia meninggalkannya, maka tidak mendapat
siksa. Misalnya Ibadah sunah </li>
<li><i> </i>Makruh, yaitu sesuatu yang jika ditinggalkan, akan
medapatkan pahala, dan jika dikerjakan, maka tidak mendapat siksa.
Misalnya merokok</li>
<li>Mubah, yaitu sesuatu yang jika dikerjakan, maka tidak mendapatkan
pahala, dan jika ditinggalkan, tidak mendapat siksa. </li>
</ol>
Para Ulama ushul juga telah memberi istilah nama hukum yang bersangkutan
dengan perbuatan mukallaf dari segi perintah ,
memilih atau berupa ketetapan itu dengan hukum taklifi (hukum tuntutan)
dan kepada hukum yang bersangkutan dengan perbuatan mukallaf dari segi
ketetapan dengan hukum wadh’i, karena itu mereka menetapkan bahwa<br />
<br />
Hukum
syara terbagi dua macam yaitu'<br />
<br />
<b> 1.Pengertian Hukum Takli</b><br />
<br />
Hukum taklifi adalah sesuatu yang menuntut suatu pekerjaan dari
mukallaf, atau menuntut untuk berbuat, atau memberikan pilihan kepadanya
antara melakukan dan meninggalkannya.<br />
Contoh;<br />
hukum yang menghendaki dilakukannya perbuatan oleh mukallaf
terdapat dalam<br />
surat At-Taubah ayat 103<br />
“ ambillah zakat dari sebagian
harta mereka”<br />
<ol>
<li>Macam-macam Hukum Taklifi</li>
</ol>
Bentuk-bentuk hukum taklifi menurut jumhur ulama ushul
fiqh/mutakallimin ada lima macam, yaitu ijab, nadb, ibahah, karahah dan
tahrim.<br />
<ol>
<li>Ijab, adalah tuntutan syar’i yang bersifat untuk melaksanakan
sesuatu dan tidak boleh ditinggalkan. Orang yang meninggalkannya dikenai
sanksi. contohnya; dalam surat An-Nur: 56 yang artinya: “Dan dirikanlah
sholat dan tunaikan zakat….”</li>
<li>Nadb adalah tuntutan untuk melaksanakan sesuatu perbuatan yang tidak
bersifat memaksa, melainkan anjuran, sehingga seseorang tidak dilarang
meninggalkannya. Misalnya: dalam surah al-Baqarah ayat 282 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya….</li>
</ol>
Kalimat “maka tuliskanlah olehmu”, dalam ayat itu pada dasarnya
mengandung perintah, tetapi terdapat indikasi yang memalingkan perintah
itu kepada Nadb yang terdapat dalam kelanjutan dari ayat tersebut
(al-Baqarah: 283), yang artinya: “Akan tetapi, apabila sebagian kamu
mempercai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercaya itu menunaikan
amanatnya….”<br />
Tuntutan perintah dalam ayat itu, berubah menjadi nadb. Indikasi yang
membawa perubahan ini adalah kelanjutan ayat, yaitu Allah menyatakan
jika ada sikap saling mempercayai, maka penulisan utang tersebut tidak
begitu penting. Tuntutan Allah seperti disebut dalam Nadb.<br />
<ol>
<li>Ibahah adalah khitab Allah yang bersifat fakultatif mengandung
pilihan antara berbuat atau tidak berbuat atau tidak berbuat secara
sama. Akibat adai khitab Allah ini disebut juga dengan ibahah, dan
perbuatan yang boleh dipilih itu disebut mubah. Misalnya firman Allah
dalam surah al-Maidah ayat 2, yang artinya: “Apabila kamu telah selesai
melaksanakan ibadah haji bolehlah kamu berburu”.</li>
<li>Karanah,adalah tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan, tetapi
tuntutan itu diungkapkan melalui redaksi yang tidak bersifat memaksa.
Dan seseorang yang mengerjakan perbuatan yang dituntut untuk
ditinggalkan itu tidak tidak dikenai hukuman. Akibat dari tuntutan ini
disebut juga karanah, misalnya hadis Nabi Muhammad saw. yang artinya:
“perbuatan halal yang paling dibenci Allah adalah talak.” (HR. Abu Daud,
Ibn Majah, Al-Baihaqi dan Hakim).</li>
<li>Tahrim adalah tuntutan untuk tidak mengerjakan suatu perbuatan
dengan tuntutan yang memaksa. Akibat dari tuntutan ini disebut hurmah
dan perbuatan yang dituntut itu disebut dengan haram. Contoh memakan
bangkai dan sebagainya. Misalnya, firman Allah dalam surah Al-An’am:
151, tentang larangan membunuh. Yang artinya: “Jangan kamu membunuh jiwa
yang telah diharamkan Allah…..”</li>
</ol>
Khitab ayat ini disebut dengan tahrim, akibat dari tuntutan ini
disebut hurmah, dan perbuatan yang dituntut untuk ditinggalkan, yaitu
membunuh jiwa seseorang disebut dengan haram.<br />
<br />
<b>2. Pengertian Hukum Wadh'i</b><br />
<br />
Hukum wadh’i yakni hukum
yang mengandung<br />
sebab, syarat dan halangan, terjadinya hukum dan hubungan
hukum.<br />
Hukum wadh’i juga merupakan titah Allah yang berhubungan dengan
sesuatu yang berhubungan atau berkaitan dengan hukum-hukum taklifi.
Hukum wadh’i adalah firman Allah swt. yang menuntut untuk menjadikan
sesuatu sebab, syarat / penghalang dari sesuatu yang lain.<br />
Sebab ialah;<br />
sesuatu yang tampak yang dijadikan tanda adanya hukum. Contoh;<br />
akad nikah menjadi
sebab halalnya hubungan suami isteri.<br />
<br />
Syarat adalah<br />
sesuatu yang kepadannya tergantung suatu hukum. Contoh syarat sholat sempurna
menghadap khiblat.Halangan atau mani’ adalah sesuatu yang dapat
menghalangi hubungan hukum. Contoh gila menghalangi untuk melakukan perbuatan atau
tindakan hukum.<br />
<ol>
<li>Macam-Macam Hukum Wadh’i
<ol>
<li>Sebab,</li>
</ol>
</li>
</ol>
Sesuatu yang kepadanya bergantung suatu hukum.
Sebab juga dapat diartikan suatu hukum yang dijadikan syar’i sebagai
tanda adanya hukum. Contoh; Allah berfirman<br />
dalam surat al-Isra: 78,
yang artinya:<br />
“Dirikanlah shalat sesudah matahari tergelincir.”<br />
Pada ayat tersebut, tergelincir matahari dijadikan sebab wajibnya shalat.<br />
<ol>
<li>Syarat,</li>
</ol>
Yaitu sesuatu yang tampak dan sebagai tanda adanya hukum. Dalam arti
lain syarat adalah sesuatu yang berada diluar hukum syara’ tetapi
keberadaan hukum syara bergantung kepadanya. Contoh<br />
Allah berfirman<br />
“Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka
cukup umur untuk kawin (dewasa).”<br />
Surat An-Nisa'<br />
Ayat diatas menunjukan kedewasaan anak yatim menjadi syarat hilangnya perwalian atas dirinya.”<br />
<ol>
<li>Mani’ (penghalang)</li>
</ol>
Maksutnya sesuatu yang dapat menghalangi
hubungan hukum, yaitu sifat yang keberadaannya menyebabkan tidak ada
hukum “Pembunuh tidak mendapat waris.”Al- Hadist<br />
Hadis tersebut menunjukkan bahwa pembunuhan sebagai penghalang untuk mendapatkan warisan.<br />
<ol>
<li>Rukhsah</li>
</ol>
Rukhsah berarti kelapangan, kelonggaran, kemudahan dan pengecualian.
Dalam pengertiannya Rukhsah ialah hukum yang di tetapkan selaras dengan
sesuatu unsur yang agak berat sebagai pengecualian dari hukum asal
yaitu Azimah sekadar yang mustahak.<br />
Rukhsah pada kalanya di hukumkan sunnah seperti memendekkan waktu
sholat pada waktu perjalananan jauh.Kadang juga di mubahkan yaitu ketika
kita harus berbohong dalam keadaan bahaya pada keselamatan, umum Rukhsah
juga boleh bersifat makruh apabila seseorang di paksa untuk makan
makanan haram padahal di aseorang muslim, karena jika tidak memakan akan
terancam jiwanya.<br />
<ol>
<li>Azimah</li>
</ol>
Menurut Para ulama ada azimah di bagi 4 yaitu :<br />
<ol>
<li>Hukum yang di syariatkan sejak semula untuk kemaslhatan seluruh umat manusia. contohi muamalat, ibadah.</li>
<li>Hukum yang di syariatkan karena adanya suatu sebab yang muncul seperti maki berhala orang lain.</li>
<li>Hukum yang di syariatkan sebagai pembatal bagi hukum sebelumnya sehingga mansuk seakan-akan tidak pernah ada</li>
<li>Hukum pengecualian dari hukum yang berlaku umum.<br /> Dalam hukum taklifi ada tuntutan untuk melaksanakan, meninggalkan
atau memilih untuk berbuat atau tidak berbuat. Namun dalam hukum wadh’i
tidak ada tuntutan. Dalam hukum wadh’i ada keterkaitan antara 2
persoalan sehingga salah satu diantara keduanya bisa dijadikan sebab
penghalang atau syarat.<br />
<ol>
<li>Hukum taklifi ditujukan kepada mukallaf, yaitu orang yang telah
baligh dan berakal. Tapi hukum wadh’i ditujukan kepada semua manusia,
baik yang mukallaf, anak-anak dan juga orang gila.</li>
<li>Hukum taklifi merupakan tuntutan langsung bagi mukallaf untuk
melaksanakan, meninggalkan atau memilih. Hukum wadh’i tidak dimaksudkan
agar langsung dilakukan mukallaf. Hukum wadh’i ditentukan syar’i agar
dapat dilaksanakan hukum taklifi, misalnya zakat hukumnya wajib (hokum
taklifi), tetapi kewajiban zakat ini tidak bisa dilaksanakan jika belum
mencapai 1 nishab dan belum haul. Ukuran 1 nishab ini merupakan penyebab
(hukum wadh’i). wajib zakat dan haul merupakan syarat (hukum wadh’i
wajib zakat).</li>
<li>Sah atau shahih, adalah suatu hukum yang sesuai dengan tuntutan syara, yaitu terpenuhnya sebab, syarat dan tidak ada mani.</li>
<li>Bathil atau batal, adalah terlepasnya hukum syara dari ketentuan
yang ditetapkan dan tidak ada akibat hukum yang ditimbulkannya.
Misalnya: memperjualbelikan minuman keras. Akad ini dipandang batal,
karena minuman keras tidak bernilai harta dalam pandangan syara’. </li>
</ol>
<span class="fullpost"><b>Keterikatan Terhadap Hukum Syara' </b><br />Setelah
Allah SWT mengutus rasul-Nya tersebut maka setiap manusia akan dimintai
pertanggungjawaban atas seluruh amal perbuatan yang dilakukannya
didunia. Artinya Allah SWT akan mengazab siapa saja yang tidak mau
mengikuti aturan yang dibawa rasul tersebut. Firman Allah SWT :<br /><br />“(Dan) Kami tidak akan mengazab (suatu kaum) sebelum Kami mengutus seorang rasul.” (QS Al Isra’ 15)<br /><br />Ayat
di atas menjelaskan kepada kita bahwa Allah SWT memberikan jaminan
kepada hamba-Nya; bahwa tidak akan diazab seorang manusia (yang
diciptakan-Nya) atas perbuatan yang dilakukannya sebelum diutus seorang
rasul kepada mereka. Jadi mereka tidak akan dimintai pertanggungjawaban
atas perbuatan yang mereka lakukan sebelum rasul diutus, karena mereka
tidak terbebani oleh satu hukum pun. Namum tatkala Allah SWT telah
mengutus seorang rasul kepada mereka, maka terikatlah mereka dengan
risalah yang dibawa oleh rasul tersebut dan tidak ada alasan lagi untuk
tidak mengikatkan diri terhadap hukum-hukum yang telah dibawa oleh rasul
tersebut. Allah SWT berfirman :<br /><br />“(Mereka Kami utus) selaku
rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada
alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul itu.” (QS
An Nisa’ 165)<br /><br />Dengan demikian, siapapun yang tidak beriman kepada
rasul tersebut, pasti akan diminta pertanggungjawaban dihadapan Allah
kelak tentang ketidak-imanannya dan ketidak-terikatannya terhadap
hukum-hukum yang dibawa rasul tersebut. Begitu pula bagi yang beriman
kepad rasul, serta mengikatkan diri pada hukum yang dibawanya, ia pun
akan diminta pertanggungjawaban tentang penyelewengan terhadap salah
satu hukum dari hukum-hukum uang dibawa rasul tersebut.<br /><br />Atas
dasar hal ini, maka setiap muslim diperintahkan melakukan amal
perbuatannya sesuai dengan dengan hukum-hukum Islam, karena wajib atas
mereka untuk menyesuaikan amal perbuatannya dengan segala perintah dan
larangan Allah SWT yang telah dibawa oleh Rasulullah saw. Allah SWT
berfirman :<br /><br />“… Apa saja yang dibawa/diperintahkan oleh rasul
(berupa hukum) kepadamu maka terimalah dia. Dan apa saja yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah…” (Qs Al Hasyr 7)<br /><br />Dengan
demikian setiap muslim yang hendak melakukan suatu perbuatan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya –baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan
naluri– , maka wajib secara syar’i mengetahui hukum Allah tentang
perbuatan tersebut sebelum melakukannya, sehingga ia dapat berbuat
sesuai dengan hukum syara’. Dengan kata lain, wajib bagi setiap muslim
senantiasa mengkaitkan seluruh perbuatannya dengan hukum syari’at Islam,
serta tidak melakukan suatu apapun, kecuali jika sesuai dengan perintah
dan larangan Allah SWT</span></li>
</ol>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-56335273652771594572013-04-04T00:37:00.001-07:002013-04-27T05:51:00.960-07:00Makna Syahadat Tain<div class="post-title entry-title" itemprop="name">
<span style="color: white;">J</span>Jadi setelah kita membaca tentang sebenarnya manusia diciptakan Allah<br />
adalah untuk beribadah / mengabdi kepada Allah swt, karena manusia<br />
diciptakan oleh Allah sebagai makluk yang paling sempurna diantara</div>
<div class="post-title entry-title" itemprop="name">
makluk yang lainya, dengan potensi Akal itu manusia bisa membedakan<br />
yang halal atau haram, sehingga Allah menjadikan akal manusia sebagai<br />
sandaran pembebanan terhadap kewajiban <a href="http://pp.miftahul-huda.blogspot.com/">Syara'</a> (TAQLIF SYAR' I)<br />
kepada manusia. Sebagai bentuk ibadah manusia adalah ketaatan atau<br />
ketundukan kepada Allah yaitu mengucapkan janji/ ikrar,sumpah kepada<br />
Allah yaitu dua kalimat syahadat di bawah ini, dua kalimat syahadat ini<br />
mengandung konskuensi yang harus taat, tunduk , patuh menjalankan <br />
peritah Allah dan RasulNya.Dari sinilah manusia diberikan salah satu<br />
potensi oleh Allah yaitu Naluri Agama, dimana dalam agama ada suatu<br />
ikatan yang syar'i, yang merupakan syarat masuk didalam Agama Islam<br />
yaitu harus membaca dua kalimat Syahadat.</div>
<span style="color: white;">m</span><br />
<a href="http://bp3.blogger.com/_-ogg5WCmaP8/RzQDCJp5IrI/AAAAAAAAACc/uB9jCFdn9cQ/s1600-h/syahadat1.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5130729210968089266" src="http://bp3.blogger.com/_-ogg5WCmaP8/RzQDCJp5IrI/AAAAAAAAACc/uB9jCFdn9cQ/s200/syahadat1.jpg" style="cursor: hand;" /></a><br />
<b><i>A.<a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">Laailahaillallah</a> </i></b><br />
<br />
Kalimat <i>Laailahaillallah</i> mempunyai kedudukan yang agung.<br />
Makna syahadat merupakan ikrar,janji, sumpah kepada Allah yang memiliki konskuensi<br />
harus tunduk kepada peraturan Allah<br />
seperti bacaan iftitah di bawah, ini <br />
<span lang="AR-SA" style="font-family: "JawiWebPCT"; font-size: 20.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt;"><span style="color: yellow;"> إِنَّ صَلاَتِي
وَنُسُكِيْ
وَمَحْيَايَ
وَمَمَاتِي
لِلَّهِ
رَبِّ العَالَمِيْن
لاَ <span style="background-color: white;"><span style="color: white;">s</span></span></span></span><br />
<br />
<span lang="AR-SA" style="font-family: "JawiWebPCT"; font-size: 20.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt;"><span style="color: yellow;"><span style="background-color: white;"><span style="color: white;"> </span></span></span></span><i>Rasulullah bersabda</i><br />
<i>Maka sesungguhnya Allah mengharamkan atasnya neraka bagi orang yang mengucapkan Laailahaillallah karena mengharapkan wajah Allah</i>”<br />
(HR Bukhari & Muslim)<br />
<br />
Rasulullah SAW bersabda:<br />
<br />
“<i>Musa pernah berkata wahai Tuhanku, ajarilah aku sesuatu yang dapat
aku pakai untuk ingat kepada-Mu & do’a kepada-Mu, Allah berfirman:
Wahai Musa ucapkanlah ‘Laailahaillallah’, Musa berkata: Semua hamba-Mu
mengucapkan hal ini. Allah berfirman: Wahai Musa seandainya tujuh langit
& penghuninya selain Aku & tujuh bumi ini di salah satu
timbangan & Laailahaillallah diletakkan di daun timbangan lainnya,
niscaya Laailahaillallah akan lebih berat dari itu semua</i>” (HR Hakim & Ibnu Hibban dalam Maurid Adh Dhom’an)<br />
<br />
Dalam Hadist dari Abdullah Ibnu Umar, Rasulullah bersabda:<br />
<br />
“<i>Sebaik-baik do’a adlah do’a di hari ‘arafah & sebaik-baik do’a
yang aku ucapkan demikian pula para nabi sebelumku adalah do’a <b>Laailahaillallah wahdahu laa syarikalah, lahulmulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kuli syai-in qadiir</b>
(Tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah Yang Esa tidak ada sekutu
baginya, milik-Nya segala kekuasaan & pujian & Dia Maha Kuasa
atas segala sesuatu)</i>” (HR Ahmad & Tirmidzi dalam Ad Da’awat No. 3579)<br />
<br />
Diantara dalil yang juga menunjukkan <i>Laailahaillallah</i> memiliki
bobot yang sangat berat di dalam timbangan keadilan adalah hadist yang
diriwayatkan oleh Tirmidzi, ia menghasankannya An Nasa’I & Al
Haakim, ia berkata hadist ini shahih atas syarat Imam Muslim dari
Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah SAW bersabda:<br />
<br />
“<i>Akan dipanggil seorang dari umatku di atas para pemuka makhluk pada
hari kiamat kemudian dibentangkan baginya 99 sijjil (catatn amal)
masing-masing <b>sijjil</b> sepanjang pan&gan mata. Lalu dikatakan
kepadanya: ‘Apa kamu mengingkari hal ini?’ Ia menjawab: ‘Tidak wahai
tuhanku’. Ia ditanya apa kamu punya alasan lain atau kebajikan?’ Dengan
rasa takut ia menjawab: ‘Tidak punya.’ Lalu ia diberi tahu:
‘Sesungguhnya kamu memiliki beberapa kebajikan di sisi Kami & kamu
tidak akan didzalimi sedikitpun kemudian dikeluarkan baginya sebuah <b>bithaqah</b> (kartu ucapan amal) yang di dalamnya tertulis -<b>Asyhadu anlaailaha illallah wa asyhadu anna muhammadarrasulullah</b>-‘
Maka ia berkata: ‘Wahai tuhanku apa maksud dari bithaqah & sijjil
ini?’ Dikatakan kepadanya: ‘Engkau tidak akan didzalimi sedikitpun’.
Lalu sijjil-sijjil itu diletakkan di salah satu daun timbangan &
bithaqah di daun timbangan lainnya, tiba-tiba sijjil itu menjadi ringan
sedangkan bithaqah malah tambah berat</i>.”<br />
(HR Tirmidzi No. 2641 dalam Al Imaan, Al hakim (1/5-6) & selain keduanya)<br />
<br />
Kalimat <i>Laailahaillallah</i> memiliki 2 (dua) rukun, yaitu:<br />
<br />
1. <i>Annafyu </i>artinya meniadakan seluruh sesembahan selain Allah Ta’ala<br />
2.<i> <a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">Al Itsbaat</a></i> artinya menetapkan bahwa yang berhak disembah hanyalah Allah Ta’ala saja.<br />
<br />
<a href="http://bp2.blogger.com/_-ogg5WCmaP8/RzQDP5p5IsI/AAAAAAAAACk/C_d2-DfSVHQ/s1600-h/syahadat2.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5130729447191290562" src="http://bp2.blogger.com/_-ogg5WCmaP8/RzQDP5p5IsI/AAAAAAAAACk/C_d2-DfSVHQ/s200/syahadat2.jpg" /></a><br />
<b>Muhammdarrasulullah</b><br />
<br />
Konsekuensi dari syahadat;<br />
<br />
<b>A. Taat pada perintahnya</b><br />
“<i>Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah & Rasul-Nya,
& janganlah kamu berpaling dari-Nya, sedang kamu mendengar
(perintah-perintahnya)” </i><br />
(QS.8.20)<br />
<br />
“<i>Katakanlah: Taatlah kepada Allah & taatlah kepada Rasul, &
jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul hanyalah apa yg
dibebankan kepadanya, kewajiban kamu adalah apa yang dibebankan
kepadamu. & jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat
petunjuk. & tiada lain kewajiban rasul hanya menyampaikan (amanat
Allah) dengan terang</i>.”<br />
(QS.24.54)<br />
<br />
“<i>Setiap umatku akan masuk ke dalam syurga, kecuali yang enggan.
Mereka berkata siapakah yang enggan ya Rasululloh? Beliau menjawab:
Siapa yang mentaatiku maka ia akan masuk syurga & siapa yang
mendurhakaiku, maka dialah yang enggan</i>.”<br />
<br />
<b>B.Membenarkan apa yang di kabarkannya.</b><br />
“<i>Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. & apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, & bertaqwalah kepada Allah
sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya</i>.” (QS.59.7)<br />
<br />
“<i>Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi tak
ada yang berhak disembah kecuali Allah & sampai mereka percaya
kepadaku & apa yang aku bawa</i>”<br />
(HR Muslim)<br />
<br />
<i>Firman Alloh</i><br />
<i>“&
barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah & Rasul-Nya maka
sesungguhnya Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang
bernyala-nyala</i>.”<br />
(QS.48.13)<br />
<br />
Abu Bakar Ash-Shiddiq:<br />
“<i>Aku tidaklah meninggalkan apa yang
diperintahkan oleh Rasul kecuali akan aku kerjakan & aku takut jika
meninggalkan satu saja & perintah Rasul maka kebinasaan akan
menimpaku</i>”.<br />
<br />
<b>C. Meninggalkan apa yang dilarangnya tanpa ada sifat ragu.</b><br />
<br />
Firman Allah ta’ala:<br />
<i>“& Kami turunkan kepadamu al-Quran, agar kamu menerangkan kepada
umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka
memikirkan</i>”<br />
(QS.16.44)<br />
<br />
Dari Miqdam bin Ma’di Yakrib Rasululloh bersabda:<br />
“<i>Ketahuilah bahwa aku diberikan Al Quran & sepertinya bersamanya (yaitu Assunah)”</i><br />
“<i>Katakanlah: Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yg telah
di keluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya & (siapa pulakah yang
rnengharamkan) rezeki yang baik. Katakanlah: Semuanya itu (disediakan)
bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk
mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu
bagi orang-orang yang mengetahui</i>.” (QS.7.32)<br />
<br />
<b>4. Tidak beribadah kepada Allah melainkan dengan cara yang telah disyariatkan.</b><br />
Allah telah menyempumakan agamanya, dari wahyu telah terputus<br />
firman Allah:<br />
“<i>Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu & telah
Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku & telah Kuridhai Islam itu jadi
agamamu</i>“<br />
(QS A1-Maidah 3)<br />
<br />
<b>5. Syahadat ini juga memiliki konsekuensi yaitu tidak meyakini bahwa nabi Muhammad memiiki sifat <i>rububiyyah</i> yang punya pengaruh di alam semesta & tidak berhak disembah</b>.<br />
Beliau adalah seorang hamba, seorang Rasul yang tidak didustakan &
seorang hamba yang tidak mampu mendatangkan mamfaat / menolak <i>mudharat </i>bagi dirinya / orang lain kecuali atas izin & kehendak Allah.<br />
<br />
Katakanlah: “<i>Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan
Allah ada padaku, & tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib &
tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku ini malaikat. Aku tidak
mengikuti kecuali apa yang telah diwahyukan kepadaku. Katakanlah:
“Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat”. Maka apakah
kamu tidak memikirkan.</i><br />
<br />
<br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-46466558832037879082013-04-04T00:36:00.001-07:002013-04-27T05:55:45.050-07:00Aqidah Islam<br />
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img alt="Akidah Menurut Ajaran Nabi" class="alignnone size-medium wp-image-517" height="300" src="http://hasanassaggaf.files.wordpress.com/2013/03/akidah-menurut-ajaran-nabi.jpg?w=212" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="212" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">Akidah Islamiyah</a></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<br />
<ol style="text-align: justify;">
<li>Pengertian Aqidah</li>
</ol>
Aqidah secara bahasa berarti <br />
'ikatan'.<br />
Secara istilah adalah keyakinan<br />
hati atas sesuatu.<br />
Dalam ajaran islam, Aqidah<br />
(al-aqidah al-islamiyah) adalah<br />
keyakinan atas sesuatu yang<br />
terdapat dalam apa yang di<br />
sebut dengan <a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">rukun iman</a>,yaitu<br />
keyakinan kepada Allah<br />
MalaikatNya, Kitab-kitabNya<br />
Rasu l- rasulNya, Hari akhir<br />
<ol style="text-align: justify;">
</ol>
<div style="text-align: justify;">
serta taqdir baik dan
buruk. Diatas sebagai dasarnya Hadits shahih<br />
,diriwayatkan Imam Muslim dari Shahabat Umar bin Khatab r.a<br />
yang dikenal dengan sebutan ‘Hadits Jibril’.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aqidah islam di jadikan sebagai landasan <a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">berfikir</a> ( qaidah fikriyah )<br />
yang menjadi dasar manusia dalam mebangun pemikiran-pemikiran<br />
dan membina mafahim serta muyulnya yang sekaligus membentuk<br />
aqliyah dan nafsiyah.<br />
<br />
Dari Uraian diatas tentang Makna dua kalimat Syahadat , seseorang<br />
disebut muslim jika seseorang sudah membaca dua kalimat, dan <br />
belum sempurna seorang muslim bila hatinnya belum ada aqidah<br />
( yaitu suatu keyakinan yang di benarkan di dalam hati ) <br />
yaitu keyakinan terhadap 6 Rukun Iman .</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Kedudukan Aqidah dalam Islam</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">Aqidah </a>memiliki
kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu bangunan, aqidah adalah
pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan akhlaq,
adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpa
pondasi adalah suatu bangunan yang sangat rapuh. </div>
<div style="text-align: justify;">
Maka, aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tegak agama (din) dan diterimanya suatu amal. </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Allah berfirman;</div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلاَيُشْرِكُ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا<b> Artinya:</b> <i>“Maka
barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya (di akhirat), maka
hendaklah ia beramal shalih dan tidak menyekutukan seorang pun dalam
beribadah kepada Tuhannya.”</i> (Q.S. al-Kahfi: 110</div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
</div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
)
</div>
<div style="text-align: justify;">
Allah swt juga berfirman,</div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَيْكَ
وَإِلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ
وَلَتَكُونَنَّ مِّنَ الْخَاسِرِينَ.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Artinya: </b><i>“Dan
sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi sebelummu, bahwa
jika engkau betul-betul melakukan kesyirikan, maka sungguh amalmu akan
hancur, dan kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang merugi.”</i> (Q.S. az-Zumar: 65)</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Mengingat pentingnya aqidah di
atas tadi, maka para Nabi dan Rasul mendahulukan dakwah dan pengajaran Islam
dari aspek aqidah, sebelum aspek yang lainnya. Rasulullah saw berdakwah
dan mengajarkan Islam pertama kali di kota Makkah dengan menanamkan
nilai-nilai aqidah atau keimanan, dalam rentang waktu yang cukup
panjang, yaitu selama kurang lebih tiga belas tahun. Dalam rentang waktu
tersebut, kaum muslimin yang merupakan minoritas di Makkah mendapatkan
ujian keimanan yang sangat berat. Ujian berat itu kemudian terbukti
menjadikan keimanan mereka sangat kuat, sehingga menjadi basis atau
landasan yang kokoh bagi perjalanan perjuangan Islam selanjutnya.
Sedangkan pengajaran dan penegakan hukum-hukum syariat dilakukan di
Madinah, dalam rentang waktu yang lebih singkat, yaitu kurang lebih
selama sepuluh tahun.</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Sumber-sumber Aqidah Islam</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Aqidah Islam adalah sesuatu yang bersifat Tauqifi<i>, </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i> </i>artinya suatu ajaran yang hanya dapat ditetapkan dengan adanya dalil
dari Allah dan Rasul-Nya. Maka, sumber ajaran aqidah Islam adalah
terbatas pada al-Quran dan Sunnah saja. Karena, tidak ada yang lebih
tahu tentang Allah kecuali Allah itu sendiri, dan tidak ada yang lebih
tahu tentang Allah, setelah Allah sendiri, kecuali Rasulullah saw.</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Metode Memahami Aqidah Islam dari Sumber-sumbernya Menurut Para Shahabat</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Generasi para shahabat adalah generasi
yang dinyatakan oleh Rasululah sebagai generasi terbaik kaum muslimin.
Kebaikan mereka terletak pada pemahaman dan sekaligus pengamalannya atas
ajaran-ajaran Islam secara benar dan kaffah. Ada generasi awal yang menyaksikan
langsung turunnya wahyu, dan mereka mendapat pengajaran dan pendidikan
langsung dari Rasulullah saw. Setelah generasi shahabat, generasi
berikutnya dari kalangan tabi’in, dan selanjutnya diikuti oleh generasi
tabi’ut tabi’in. Tiga generasi inilah yang secara umum disebut sebagai <b>GENERASI SALAF</b>.<br />
<br />
Rasulullah bersabda ;</div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ…</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Artinya:</b> <i>“Sebaik-baik manusia adalah generasi pada masaku, lalu generasi berikutnya, lalu generasi berikutnya…”</i><br />
(H.R. Bukhari dan Muslim)</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Generasi<i> <a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">Salaf yang Shalih</a> </i>mengambil pemahaman aqidah adalahdari al-Quran dan sunnah. Dan apa saja yang tidak terdapat dapat dalam
kedua sumber itu, mereka meniadakan dan menolaknya. Mereka mencukupkan
diri dengan kedua sumber tersebut dalam menetapkan atau meniadakan suatu
pemahaman yang menjadi dasar aqidah atau keyakinan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan metode di atas, maka para
shahabat, dan generasi berikutnya yang mengikuti mereka dangan baik
(ihsan), mereka beraqidah dengan aqidah yang sama. Di kalangan mereka
tidak terjadi perselisihan dalam masalah aqidah. Kalau pun ada
perbedaan, maka perbedaan di kalangan mereka hanyalah dalam masalah
hukum yang bersifat cabang furu'iyyah , bukan dalam masalah-masalah yang pokok ushuliyyah<i>.</i>
Seperti para imam madzhab
yang empat, yaitu </div>
<div style="text-align: justify;">
Imam Abu Hanifah (tahun 699-767 M)</div>
<div style="text-align: justify;">
Imam Malik (tahun
712-797)</div>
<div style="text-align: justify;">
Imam Syafi’i (tahun 767-820) </div>
<div style="text-align: justify;">
Imam Ahmad (tahun 780-855
M).</div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka dipersaksikan oleh Rasulullah saw sebagai golongan yang selamat, sebagaimana sabda beliau,</div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
قَالَ : مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Artinya:</b> <i>“Mereka
(golongan yang selamat) adalah orang-orang yang berada di atas suatu
prinsip seperti halnya saya dan para shahabat saya telah berjalan di
atasnya.”</i><br />
(H.R. Tirmidzi)<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<b>Aqidah islamiyah adalah jalan menuju Iman</b> <br />
Agama Islam telah menangani problematika utama manusia. Agama Islam
memecahkan problematika utama manusia berupa posisi dan eksistensi
manusia di dunia dalam keterkaitan dengan sebelum dunia dan setelah
dunia sehingga mendapatkan kebangkitan yang hakiki. Agama Islam
menyelesaikan problematika utama manusia dengan pemecahan yang sesuai
dengan fitrah, memuaskan akal serta memberi ketenangan jiwa. Bahkan
agama Islam telah menetapkan bahwa untuk memeluk agama Islam bergantung
sepenuhnya pada pengakuan/keyakinan terhadap pemecahan ini.<br />
<br />
PERCAYA KEPADA ALLAH SWT<br />
Agama
Islam dibangun atas satu dasar yaitu<br />
Di balik alam semesta, manusia
dan kehidupan ada pencipta yang mutlak yang telah menciptakan
ketiganya, dan yang telah menciptakan segala sesuatu lainnya. Dialah
Tuhan Sang Maha Pencipta.<br />
Bukti-bukti yang menunjukkan adanya Tuhan Sang Maha Pencipta dapat ditelusuri sebagai berikut :<br />
<br />
1.
Tuhan, Sang Maha Pencipta, telah menciptakan segala sesuatu dari tidak
ada sehingga Ia bukan makhluk (yang diciptakan), sebab sifatnya
sebagai Al khaliq (Sang Pencipta), memastikan bahwa Dia bukan makhluk.
Bahkan hal itu memastikan pula bahwa Dia, Sang Maha Pencipta, wajibul
wujud (ada secara mutlak), karena segala sesuatu menyandarkan wujudnya
kepada diriNya, sedangkan Dia tidak bersandar pada sesuatu apapun.<br />
2.
Manusia tidak dapat memungkiri bahwa terdapat Tuhan Sang Maha
Pencipta. Manusia menyadari bahwa manusia, alam semesta dan kehidupan
bersifat lemah dan saling membutuhkan kepada yang lain. Misalnya
manusia, ia terbatas sifatnya, karena tumbuh dan berkembang tergantung
kepada hal lain, sampai suatu batas yang tak dapat dilampauinya lagi.
Begitu pula dengan kehidupan (nyawa), Ia bersifat terbatas pula, sebab
penampakannya bersifat individual belaka. Selain itu, kita semua
menyaksikan bahwa kehidupan itu berhenti pada satu individu saja. Jadi
kehidupan bersifat terbatas. Demikian pula dengan alam semesta. Alam
semesta merupakan kumpulan benda-benda yang terbatas dan bersifat
terbatas Jadi, manusia, kehidupan dan alam semesta bersifat terbatas.
Manusia menaydari bahwa terhadap sesuatu yang terbatas, pasti sesuatu
tersebut berawal dan berakhir. Sesuatu yang berawal dan berakhir tentu
diciptakan oleh sesuatu yang lain. Al khaliq adalah Dzat Yang
Menciptakan manusia, alam semesta dan kehidupan.<br />
<br />
Jika ada yang
menyatakan bahwa Sang Maha Pencipta sesungguhnya sama dengan
ciptaanNYA, yaitu makhluk, maka hal itu adalah pandangan yang keliru.
Jika ia diciptakan, berarti ia terbatas dan bukan pencipta yang
sesungguhnya. Dengan kata lain Sang Maha Pencipta tidak mungkin
sekaligus menjadi makhluk atau sebaliknya, makhluk tidak mungkin
sekaligus Sang Maha Pencipta. Sang Maha Pencipta wajibul wujud dan
dialah yang menciptakan seluruh makhluk.<br />
Demikian juga, merupakan
pernyataan yang keliru jika menyatakan bahwa Sang Maha Pencipta
menciptakan diri mereka sendiri. Tidak mungkin dua sifat yang
berlawanan (pencipta dan yang diciptakan) ada pada satu benda pada saat
yang bersamaan. Sang Maha Pencipta (khaliq) tidak boleh tidak harus
bersifat azali dan wajibul wujud. Sang Maha Pencipta tersebut adalah
Allah SWT.<br />
<br />
<br />
Penggunaan Akal<br />
Iman kepada Yang Maha Pencipta,
merupakan hal yang fitri dalam diri manusia. Akan tetapi iman yang
fitri ini hanya muncul dari perasaan belaka. Padahal perasaan tidak
dapat dijadikan sebagai acuan, sebab perasaan sering menambah-nambah
terhadap apa yang diimani, yaitu dikaitkan dengan sesuatu yang
realistis. Bahkan mengkhayalkan sifat-sifat tertentu yang lazim,
terhadap apa yang diimani, sehingga dapat menjerumuskan ke arah
kekufuran dan kesesatan. Penyembahan berhala, khura¬fat (cerita bohong)
dan kebatilan lain, muncul karena perasaan hati yang salah dalam
beriman kepada Allah SWT.<br />
Islam tidak membiarkan perasaan hati ini
sebagai satu-satunya jalan menuju iman. Islam menegaskan perlunya
penggunaan akal bersama-sama perasaan hati dalam beriman kepada Allah
SWT. Bahkan Islam melarang manusia untuk ber-taqlid dalam urusan
aqidah. Islam menjadikan akal sebagai timbangan dalam beriman. Islam
mewajibkan manusia untuk menjadikan imannya benar-benar timbul dari
proses berpikir. Hal itu dapat diketahui dari berbagai dalil yang
merupakan seruan untuk memperhatikan alam semesta dengan seksama, dalam
rangka mencari petunjuk untuk beriman kepada Sang Maha Pencipta.<br />
Ratusan
ayat dalam Al Qur’an telah menyeru untuk berfikir hingga membenarkan
dengan pasti keberadaan Allah SWT. Sebagaimana Firman Allah SWT :
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal"
(QS Ali Imran 190)<br />
Semua dalil tersebut ditujukan kepada manusia agar
iman muncul dari akal dan bukti. Semua Dalil tersebut juga
memperingatkan manusia untuk tidak mengambil jalan yang telah ditempuh
oleh nenek moyang, yang telah merasa puas terhadap apa yang telah
mereka temui tanpa meneliti dan mengujinya lagi untuk mengetahui
kebenaran. Hasilnya adalah keimanan yang sahih kepada Allah SWT.
Inilah iman yang jernih, iman yang sampai kepada yaqin akan adanya
Allah SWT, karena diperoleh melalui pengamatan dan perenungannya.<br />
Kendati
wajib atas manusia untuk menggunakan akal dalam mencapai iman kepada
Allah SWT, namun tidak mungkin baginya untuk memahami apa yang di luar
jangkauan indera dan akalnya. Hal ini karena akal manusia terbatas.
Betapapun tinggi tingkatannya, tetap saja ia terbatas, dan tumbuh dalam
batas-batas yang tidak dapat dilampauinya lagi. Karena itu
pemahamannya pun terbatas adanya. Oleh karenanya, akal tidak mampu untuk
memahami dzat Allah, sebab Allah berada di luar ketiga unsur pokok
alami (alam semesta, manusia dan kehidupan). Akal manusia itu sendiri
tidak mampu untuk memahami apa yang di balik dirinya, maka ia tak mampu
untuk mencapai dzat Allah.<br />
Namun tidak dapat dikatakan : “Bagaimana
mungkin orang dapat beriman kepada Allah, sedangkan akalnya sendiri
tidak mampu memahami dzat Allah?” Tidak, tidak bisa dikatakan begitu.
Hakekatnya iman itu adalah percaya akan adanya (wujudnya) Allah, yang
mana hal ini dapat dipahami melalui wujud makhluk-makhlukNya, yaitu
alam semesta, manusia dan kehidupan. Ketiganya berada dalam batas-batas
yang dapat dicapai oleh akal.<br />
<br />
PERCAYA KEPADA KITABULLAH DAN RASULULLAH<br />
Jika
akal telah beriman kepada Allah SWT, maka persoalan yang berkaitan
dengan asal manusia, alam se¬mesta dan kehidupan telah terpecahkan
dengan sempurna. Allah SWT adalah Sang Maha Pencipta. Allah SWT telah
menciptakan seluruh makhlukNYA beupa alam semesta, manusia dan
kehidupan. Persoalan berikutnya yang harus dipe¬cahkan adalah persoalan
hakekat hidup, tujuan hidup, bagaimana manusia harus menjalani
kehidupan dan memecahkan segala problema¬tikanya. dan bagaimana manusia
setelah mati.<br />
Jawaban dari persoalan tersebut juga merupakan
kebutuhan dasar seluruh manusia. Oleh karena itu jawaban tersebut
harus merupakan jawaban yang pasti dan meyakinkan. Jawaban yang pasti
dan meyakinkan tersebut hanya bisa dihasilkan melalui informasi yang
diberikan Allah kepada manusia, disebabkan dua hal, sebagai berikut :<br />
1.
Allah SWT adalah Sang Maha Pencipta, Yang menciptakan alam semesta,
manusia dan kehidupan sehingga adalah Yang Maha Mengetahui, termasuk
mengetahui alam semesta, manusia dan kehidupan. Berdasarkan hal itu,
informasi dan pemecahan terhadap permasalahan kehidupan manusia yang
berasal dari Allah SWT pasti benar secara meyakinkan.<br />
2. Manusia,
hanyalah makhluk sehingga pemecahan permasalahan kehidupan yang berasal
dari manusia penuh ketidakpastian, membingungkan, bahkan bisa
menimbulkan malapetaka bagi manusia itu sendiri.<br />
<br />
Oleh karena itu,
sebagai kasih sayang kepada manusia, Allah SWT telah memberikan
petunjuk berupa hakekat hidup, tujuan hidup, bagaimana manusia harus
menjalani kehidupan dan memecahkan segala problema¬tikanya dan
bagaimana manusia setelah mati. Petunjuk tersebut adalah petunjuk yang
pasti dan meyakinkan. Jika petunjuk itu digunakan maka persoalan
dasar manusia akan terpecahkan dan manusia akan menjalani kehidupan di
dunia dan akhirat dengan penuh kebahagiaan.<br />
Kalamullah adalah
petunjuk yang pasti dan meyakinkan dari Allah SWT. Kalamullah berisi
petunjuk yang dibutuhkan manusia dalam memecahkan permasalahan
kehidupannya dan bagaimana setelah mati. Kalamullah adalah petunjuk
yang membawa manusia kepada kehidupan dunia dan akhirat.<br />
Kalamullah
sampai kepada umat manusia tidak melalui ilham, wangsit atau mimpi
tetapi melalui para Nabi dan Rasul. Jika kalamullah sampai kepada
manusia melalui ilham, wangsit atau mimpi pasti akan terjadi kekacauan
dalam kehidupan manusia. Ada kemungkinan setiap manusia merasa telah
mendapatkan ilham, wangsit atau mimpi. Dampaknya, akan terjadi
perpecahan yang dahsyat di tengah manusia tanpa bisa diselesaikan.<br />
Kalamullah
sampai kepada manusia melalui para nabi dan rasul. Bukti yang paling
jelas berupa kebutuhan manusia kepada Nabi dan Rasul dalam beribadah
kepada Allah. Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia selalu melakukan
peribadahan kepada Allah, sebab peribadahan adalah suatu hal yang fitri
dalam diri manusia dalam rangka mentaqdiskan (mensucikan) Penciptanya.
Aktivitas mentaqdiskan di¬namakan ibadah, yang merupakan tali
penghubung antara manusia dan Penciptanya.<br />
Apabila hubungan ini
dibiarkan sendiri tanpa aturan, akan cenderung menimbul¬kan kekacauan
ibadah serta menyebabkan terjadinya penyembahan kepada selain Allah
SWT. Jadi harus ada aturan ibadah. Hanya saja aturan ini tidak boleh
datang dari fihak manusia, karena manusia tidak mampu memahami apakah
perbuatan ibadah yang dilakukan diterima atau ditolak allah SWT.
Aturan ini harus datang dari Allah SWT.<br />
Aturan peribadatan ini sampai
kepada manusia, melalui para Nabi dan Rasul. Dengan kata lain Nabi
dan Rasul adalah sumber untuk menunjukkan peribadatan yang diterima
Allah SWT. Oleh karena itu, harus ada para Nabi dan Rasul yang
menunjukkan peribadatan yang diterima Allah.<br />
Bukti lain akan
kebutuhan manusia terhadap para Rasul adalah bahwa pemuasan manusia
akan tuntutan gharizah (naluri) serta kebutuhan-kebutuhan jasmaninya
adalah merupakan yang mutlak perlu. Pemuasan semacam ini apabila
dibiarkan berjalan tanpa suatu aturan akan menjurus ke arah pemuasan
yang salah dan berlebihan serta akan menyebabkan mala petaka terhadap
umat manusia. Oleh karena itu harus ada aturan yang mengatur gharizah
dan kebutuhan-kebutuhan jasmani ini.<br />
Hanya saja aturan ini tidak
boleh datang dari pihak manusia, sebab pema¬haman manusia dalam
mengatur gharizah dan kebutuhan-kebutuhan jasmani senantiasa diwarnai
kekeliruan, perselisihan dan keterpengaruhan oleh lingkungan. Apabila
manusia dibiarkan membuat aturan sendiri, maka aturan yang ia buat pun
diwarnai kekeliruan, perselisihan dan pertentangan yang akan
menjerumuskan manusia ke dalam kenestapaan. Aturan tersebut harus
datang dari Allah SWT yang disampaikan melalui para Nabi dan Rasul.
Oleh karena itu, harus ada para Nabi dan Rasul yang menunjukkan aturan
Allah dalam hal pemenuhan gharizah dan kebutuhan-kebutuhan jasmani
manusia.<br />
Al Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Muhammad SAW<br />
Jika
akal telah beriman kepada Allah, kalamullah dan rasulullah, maka
persoalan dasar manusia sudah terjawab. Manusia diciptakan oleh Allah
SWT di dunia untuk diberikan petunjuk dariNYA yang dibawa Nabi dan
Rasulullah sehingga dapat hidup bahagia di dunia dan di akhirat.<br />
Selanjutnya,
yang menjadi masalah adalah bagaimana akal dapat membuktikan bahwa
Rasullullah SAW benar-benar utusan Allah dan benar-benar mendapat
wahyu dari Allah. Akal harus mampu membuktikan sebab petunjuk dari
Allah SWT sampai hari kiamat kelak adalah melalui Rasulullah SAW. Jika
akal tidak mampu membuktikan kenabian Rasulullah SAW, maka keterikatan
terhadap agama Islam pada diri seseorang menjadi lemah.<br />
Akal dapat
membuktikan kenabian Rasulullah SAW dengan cara membuktikan bahwa Al
Qur’an adalah wahyu Allah. Jika terbukti bahwa Al Qur’an adalah wahyu
Allah, maka pembawa Al Qur’an kepada manusia, yaitu Rasulullah SAW
pastilah nabiyullah dan Rasulullah.<br />
Bukti bahwa Al-Qur'an itu datang
dari Allah dapat dilihat dari kenyataan bahwa Al-Qur'an itu sebuah
kitab berbahasa Arab yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Dalam menentukan
dari mana Al-Qur'an itu berasal, dapat kita jumpai adanya tiga
kemungkinan atas asal-usulnya. Kemungkinan pertama, ia merupakan
karangan bangsa Arab. Kemungkinan kedua, ia merupakan karangan Muhammad
SAW. Kemungkinan ketiga, Ia berasal dari Allah SWT semata. Tidak ada
kemungkinan lain selain dari yang ketiga ini sebab Al-Qur'an adalah
khas Arab, baik dari segi bahasa maupun gaya.<br />
Kemungkinan yang
pertama, yang mengatakan bahwa Al-Qur'an merupakan karangan bangsa Arab
adalah suatu kemungkinan yang bathil. Sebab Al-Qur'an sendiri telah
menantang mereka untuk membuat karya yang serupa. Sebagaimana tertera
dalam ayat "Katakanlah: “Maka datangkanlah sepuluh surat yang (dapat)
menyamainya " (QS Hud 13) dan di dalam ayat "Katakanlah : Kalau benar
yang kamu katakan maka cobalah datangkan sebuah surat yang
menyerupainya" (QS Yunus 38)<br />
<br />
Orang Arab telah berusaha untuk
menghasilkan karya yang serupa, akan tetapi mereka tidak berhasil. Jadi
Al-Qur'an bukan berasal dari perkataan mereka karena ketidakmampuan
mereka untuk menghasilkan karya yang serupa. Kendati ada tantangan dari
Al-Qur'an dan usaha dari mereka untuk membuat karya yang serupa.<br />
Kemungkinan
yang kedua, yang mengatakan bahwa Al-Qur'an itu <a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">karangan</a> Muhammad SAW,
adalah kemungkinan yang bathil pula sebab Mu¬hammad juga orang Arab.
Bagaimanapun jeniusnya ia, tetaplah ia sebagai seorang manusia yang
menjadi salah satu anggota dari masyarakat atau bangsanya. Selama
bangsa Arab tidak mampu menghasilkan karya yang serupa, maka masuk akal
pula apabila Muhammad yang orang arab itu juga tidak mampu
menghasilkan karya yang serupa. Jadi jelaslah bahwasannya Al-Qur'an itu
bukan karangannya<br />
Apalagi banyak hadits-hadits shahih yang berasal
dari Nabi Muhammad saw, yang sebagian malah diriwayatkan lewat cara
tawatur yang kebenarannya tidak diragukan lagi. Apabila setiap hadits
ini dibandingkan dengan ayat mana pun dalam Al-Qur'an, maka tidak akan
dijumpai adanya kemiripan dari segi gaya bahasa (uslub). Padahal Nabi
Muhammad SAW di samping selalu membacakan setiap ayat-ayat yang
diterimanya, juga dalam waktu yang bersamaan selalu mengeluarkan
hadits. Akan tetapi keduanya tetap berbeda dari segi gaya bahasanya.
Padahal bagaimanapun kerasnya usaha seseorang untuk menciptakan
berbagai macam gaya bahasa dalam pembicaraannya, tetap akan terdapat
kemiripan antara gaya yang satu dengan gaya yang lain sebab hal ini
merupakan bagian dari dirinya. Jadi karena tidak ada kemiripan antara
gaya bahasa Al-Qur'an dengan gaya bahasa hadits maka pasti Al-Qur'an
bukan perkataan Nabi Muhammad SAW, disebabkan terdapat perbedaan yang
tegas dan jelas antara keduanya.<br />
Oleh karena tidak seorang pun dari
bangsa Arab yang bisa menuduh bahwa Al-Qur'an itu perkataan Muhammad
atau mirip dengan gaya pembicaraannya, justru karena paham mereka yang
begitu dalam akan gaya-gaya bahasa mereka sendiri, orang Arab jahiliyah
hanya bisa melontarkan tuduhan bahwa Muhammad SAW menyadur dari
seorang pemuda Nasrani bernama Jabr. Tuduhan ini ditolak keras oleh
Allah SWT sebagaimana dalam firmanNya : "Dan sesungguhnya Kami
mengetahui bahwa mereka berkata, Sesungguhnya Al-Qur'an itu diajarkan
oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad) Padahal bahasa orang yang
mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya (adalah) bahasa
'ajami (non Arab), sedangkan A!-Qur'an itu dalam bahasa arab yang
jelas" (QS An-Nahl 103)<br />
Apabila kini telah terbukti bahwa Al-Qur'an
itu bukan karangan bangsa Arab, dan bukan pula karangan Muhammad saw,
maka yakinlah bahwa Al-Qur'an itu merupakan perkataan Allah (kalam
Allah) yang menjadi mukjizat bagi orang yang membawanya (yaitu Muhammad
SAW).<br />
Karena Nabi Muhammad SAW adalah orang yang membawa Al-Qur'an
yang merupakan perkataan dan syariat Allah, sedang tidak ada yang
membawa syariat-Nya melainkan para Nabi dan Rasul, maka berdasarkan
akal dapat diyakini bahwa Mu¬hammad saw itu seorang Nabi dan Rasul.<br />
<br />
KESIMPULAN<br />
Iman
kepada Allah, iman kepada Rasulullah SAW dan iman bahwa Al-Qur'an
adalah kalam Allah, mewajibkan beriman kepada apa saja yang dikabarkan
oleh-Nya. Baik hal itu terjangkau indera atau tidak. Jadi kita wajib
beriman kepada Hari kebangkitan, surga, neraka, hisab dan siksa. Juga
wajib beriman akan adanya jin, setan, malaikat serta apa saja yang
diterangkan Al-Qur'an dan Hadits qath'i. Iman seperti ini, walaupun
mengutip (naql) dan mendengar (sama’), tetapi pada dasarnya merupakan
iman yang aqli, sebab dasarnya telah terbukti oleh akal.<br />
Agama Islam
telah memecahkan simpul problematika utama manusia melalui aqidah Islam
yang berisi jalan menuju iman. Di dalam akidah Islam, akal seorang
muslim sampai kepada keyakinan mengenai kehidupan sebelum dunia, yaitu
Allah SWT, kehidupan dunia dan kehidupan setelah dunia yaitu Hari
Akhirat. Demikian juga akal sampai kepada keyakinan tentang penghubung
antara kehidupan dunia dengan kehidupan sebelum dunia berupa penghubung
penciptaan dan penghubung berupa aturan-aturanNYA.
Demikian juga akal sampai kepada keyakinan tentang penghubung antara
kehidupan dunia dengan kehidupan setelah dunia, berupa perhitungan amal
manusia atas apa yang Ia kerjakan di dunia (muhasabah). Demikian juga
akal sampai kepada keyakinan bahwa manusia terikat dan wajib berjalan
di dalam kehidupan ini sesuai dengan peraturan Allah dan wajib
beri'tiqad bahwasannya Ia akan dihisab di Hari Kiamat atas
perbuatan-perbuatan di dunia.<br />
Dengan demikian telah terbentuklah
pemikiran yang jernih ( mustanir ) apa yang ada di balik kehidupan, alam
semesta dan manusia. Serta telah terbentuk pula pemikiran yang jernih
tentang alam sebelum dan alam sesudah manusia. Dan bahwasannya terdapat
'tali penghubung' antara dunia dengan kedua alam terse¬but. Dengan
demikian telah terurailah 'masalah besar' itu dengan aqidah Islamiah.
Allah SWT berfirman : "Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman
kepada Allah dan Rasul¬Nya dan kepada Kitab yang diturunkan Allah
kepada Rasul-Nya dan kepada Kitab vang diturunkan sebelumnya.<br />
Dan siapa
saja yang mengingkari Allah dan Malaikat¬-Nya dan Kitab-Kitab-Nva don
Rasul-Rasul-Nya dan Hari Akhir maka ia telah sesat sejauh-.jauh
kesesatan" (QS An-Nisa 136)<br />
wawallhu'alam bishawab selalu mohon kritik dan saranya........<br />
<br />
<br />
<br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-63265832955696548432013-04-04T00:35:00.002-07:002013-04-16T05:49:29.524-07:00Agama Islam. Tujuan Agam Islam. Islam Dibangun 3 Dasar.Kapan seorang disebut Muslim ?.<div class="post-body entry-content" id="post-body-805307584957246538" itemprop="description articleBody">
<div class="post-header">
</div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pengertian
Islam bagi dua aspek, yaitu</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> 1. aspek bahasa</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> 2. aspek istilah</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Dari segi bahasa, Islam berasal dari bahasa Arab yaitu</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Dari
kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti
berserah diri masuk dalam kedamaian. Jadi orang yang berserah
diri, patuh, dan taat kepada Allah swt. disebut sebagai orang Muslim.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kesimpulan diatas bahwa kata Islam dari segi bahasa mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada
Allah swt. dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat. Hal itu dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri
sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan sebagai panggilan
dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan telah
menyatakan patuh dan tunduk kepada Allah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Adapun
pengertian Islam dari segi istilah, banyak para ahli yang
mendefinisikannya;</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Prof. Dr. Harun Nasution. Ia mengatakan
bahwa;</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Islam menurut istilah (Islam sebagai agama) adalah agama yang
ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi
Muhammad saw. sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa
ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenal satu segi, tetapi menganal
berbagai segi dari kehidupan manusia.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sementara
itu Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa; </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Islam adalah agama
perdamaian; dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan kesatuan
atau persaudaraan umat manusia menjadi bukti nyata bahwa agama Islam
selaras benar dengan namanya. Islam bukan saja dikatakan sebagai agama
seluruh Nabi Allah, sebagaimana tersebut dalam Al Qur’an, melainkan pula
pada segala sesuatu yang secara tak sadar tunduk sepenuhnya pada
undang-undang Allah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Berdasarkan
keterangan tersebut, Islam menurut istilah mengacu kepada agama yang
bersumber pada wahyu yang datang dari Allah swt, bukan berasal dari
manusia/Nabi Muhammad saw. Posisi Nabi dalam agama Islam diakui sebagai
orang yang ditugasi Allah untuk menyebarkan ajaran Islam tersebut kepada
umat manusia. Dalam proses penyebaran agama Islam, nabi terlibat dalam
memberi keterangan, penjelasan, uraian, dan tata cara ibadahnya.
Keterlibatan nabi ini pun berada dalam bimbingan wahyu Allah swt.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dengan
demikian, secara istilah, Islam adalah nama agama yang berasal dari
Allah swt. Nama Islam tersebut memiliki perbedaan yang luar biasa dengan
nama agama lainnya. Kata Islam tidak mempunyai hubungan dengan orang
tertentu, golongan tertentu, atau negeri tertentu. Kata Islam adalah
nama yang diberikan oleh Allah swt. Hal itu dapat dipahami dari petunjuk
ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan Allah swt.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Al Qur’an menyatakan bahwa:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sesungguhnya
agama di sisi Allah (hanyalah) Islam …. Barang siapa yang mencari agama
selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
daripadanya. (Ali ‘Imraan 3:19,85</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />Bukti bahwa islam benar Wahyu Allah SWT</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan antara lain</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">1. Islam adalah Ketundukan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Allah
menciptakan alam semesta, kemudian menetapkan manusia sebagai hambaNya
yang paling besar perannya di muka bumi. Manusia berinteraksi dengan
sesamanya, dengan alam semesta di sekitarnya, kemudian berusaha mencari
jalan untuk kembali kepada Penciptanya. Tatkala salah
berinteraksi dengan Allah, kebanyakan manusia beranggapan alam sebagai
Tuhannya sehingga mereka menyembah sesuatu dari alam. Ada yang
menduga-duga sehingga banyak di antara mereka yang tersesat. Ajaran yang
benar adalah ikhlas berserah diri kepada Pencipta alam yang kepadaNya
alam tunduk patuh berserah diri. (QS. 4:125) Maka, Islam identik dengan
ketundukan kepada sunnatullah yang terdapat di alam semesta (tidak
tertulis) maupun Kitabullah yang tertulis (Alquran).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">2. Islam adalah Wahyu Allah</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dengan
kasih sayangnya, Allah menurunkan Ad-Dien (aturan hidup)
kepada manusia. Tujuanya agar manusia hidup teratur dan menemukan jalan
yang benar menuju Tuhannya. Dia hanya
menurunkan Islam. Agama selain Islam tidak diakui di sisi Allah dan akan
merugikan penganutnya di akhirat nanti. Sebagaimana firman Allah,
"Sesungguhnya Ad-Dien yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam." (QS.
3:19) Sebab, Islam merupakan satu-satunya agama yang bersandar kepada
wahyu Allah secara murni. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">3. Islam adalah Agama Para Nabi dan Rasul</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Perhatikan
kesaksian Alquran bahwa Nabi Ibrahim adalah muslim, bukan Yahudi atau
pun Nasrani. (QS. 2:132) Nabi-nabi lain pun mendakwahkan ajaran Tauhid
kepada manusia. Mereka mengajarkan agama, hanya saja, dari segi syariat (hukum dan aturan) belum
selengkap yang diajarkan Nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad saw. datang
menyempurnakan ajaran para Rasul, menghapus syariat yang tidak sesuai
dan menggantinya dengan syariat yang baru. (QS. 3: 84) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">4.
Islam adalah Hukum-hukum Allah di dalam Alquran dan Sunnah Orang yang
ingin melihat Islam hendaknya melihat Kitabullah Alquran dan Sunnah
Rasulullah. Keduanya, menjadi sumber nilai dan sumber hukum
ajaran Islam. Islam tidak dapat dilihat pada perilaku
penganut-penganutnya, kecuali pada pribadi Rasulullah saw. dan para
sahabat beliau. Nabi Muhammad saw. bersifat ma'shum (terpelihara dari
kesalahan) dalam mengamalkan Islam. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">5.
Islam adalah Jalan Allah Yang Lurus Islam merupakan satu-satunya
pedoman hidup bagi seorang muslim. Baginya, tidak ada agama lain yang
benar selain Islam. Karena ini merupakan jalan Allah yang lurus yang
diberikan kepada orang-orang yang diberi nikmat oleh</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Allah. (QS. 6:153; 45:18)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">6. Islam Pembawa Keselamatan Dunia dan Akhirat</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sebagaimana
sifatnya yang bermakna selamat sejahtera, Islam menyelamatkan hidup
manusia di dunia dan di akhirat. Keselamatan dunia adalah kebersihan
hati dari noda syirik dan kerusakan jiwa. Sedangkan keselamatan akhirat
adalah masuk surga yang disebut Daarus Salaam. Allah menyeru (manusia)
ke Daarus Salaam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendakiNya kepada
jalan yang lurus (Islam). (QS. 10:25) Dengan enam prinsip di atas kita
dapat memahami kemuliaan dan keagungan ajaran agama Allah ini. Nabi
Muhammad saw. bersabda, "Islam itu tinggi dan tidak ada kerendahan di
dalamnya." Sebagai ajaran, Islam tidak terkalahkan oleh agama lain.
Maka, setiap muslim wajib meyakini kelebihan Islam dari agama lain atau
ajaran hidup yang lain. Allah sendiri memberi jaminan. (QS.5:3)</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Islam adalah agam yang terakhir yang diturunkan Allah melaluhi Nabi </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Muhamad Saw. Tidak ada agama Allah setelah diturunkan, dan tidak </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">ada Nabi setelah Nabi Muhamad.Islam berisikan pedoman hidup yang</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">komplit firman Alloh;</span><br />
<br />
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا (٣<br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> </span><b>“Pada hari ini telah <a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">Kusempurnakan </a> untuk kamu agamamu, dan telah </b><br />
<b> Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam </b><br />
<b>itu Jadi
agama bagimu.”</b><br />
<b> </b> (Al-Maaidah: 3)<br />
Islam adalah agama wahyu, artinya agama yang diciptakan Allah secara<br />
langsung bukan dicptakan manusia, sangat salah atau keliru jika ada<br />
istilah aliran muhamad, karena Nabi muhamad hanya seorang utusan<br />
yang memperoleh wahyu dari Allah.<br />
Firman Allah;<br />
<img height="89" src="http://kawansejati.org/alquran-digital/img/s018/a110.png" width="320" /><br />
<br />
<br />
<span class="gen"> Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan
yang Esa." Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." </span><br />
<br />
Bagaimana wahyu diturunkan oleh Allah swt</div>
<div style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;">
</div>
<img height="203" src="http://www3.pmo.gov.my/webnotesapp/rqrmainm.nsf/9ca3c988a579811f48256722002425dc/5e045606910af3b5482566cd00323680/RqrKaligrafi/0.70?OpenElement&FieldElemFormat=gif" width="355" /><br />
Dan tidaklah layak bagi seseorang manusia bahawa Allah berkata-kata
dengannya kecuali dengan jalan wahyu (dengan diberi ilham atau mimpi)
atau dari sebalik dinding (dengan mendengar suara sahaja) atau dengan
mengutuskan utusan (malaikat) lalu utusan itu menyampaikan wahyu
kepadanya dengan izin Allah akan apa yang dikehendakiNya. Sesungguhnya
Allah Maha Tinggi keadaanNya, lagi Maha Bijaksana.<br />
Menurut ayat diatas ada 3 cara wahyu diturunkan Allah swt;<br />
1. Melaluhi llham tanpa perantara seperti mimpi Nabi Ibrahim <br />
2. Melaluhi balik takbir seperti, Nabi Musa saat diangkat menjadi rasul<br />
3. Melaluhi perantara Malaikat yang di alami Rasulullah saw<br />
Hadist dapat dikatagorikan kedalam wahyu karena pada hakekatnya<br />
apa yang diambil dan yang diluar dari nabi Muhamad saw adalah dari<br />
Allah, bukan atas kehendak Nabi sendiri<br />
Allah berfirman;<br />
<br />
<table bgcolor="#FFFFFF" border="0" cellpadding="2" cellspacing="0" style="width: 100%px;"><tbody>
<tr><td colspan="4"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 750px;"><tbody>
<tr><td><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;">وَمَايَنطِقُعَنِالْهَوَى</span>إِنْهُوَ إِلَّاوَحْيٌيُوحَى</span></td></tr>
</tbody></table>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="text-align: center;" valign="top"><br /></td>
<td colspan="4" style="text-align: justify;" valign="top"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="font-size: 10pt; text-align: justify; width: 750px;">
<tbody>
<tr><td>Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al quran) menurut kemauan hawa nafsunya.</td></tr>
</tbody></table>
</td></tr>
</tbody></table>
Dan tidaklah yang diucapkan Nabi, itu menurut kemauan<br />
hawa nafsunya sendiri melainkan ucapan itu wahyu dari<br />
Allah yang diberitahukan kepadanya.<br />
<br />
<b>Tujuan Agama Islam</b><br />
Agama islam adalah agama yang murni ciptaan Allah, untuk menyempurna<br />
kan agama Allah sebelumya, memberi petunjuk dan kebenaran<br />
Firman Allah<br />
<br />
<img alt="61:9" height="56" src="http://c00022506.cdn1.cloudfiles.rackspacecloud.com/61_9.png" width="320" /><br />
<br />
Dialah yang telah mengutus RasulNya, degan membawa petunjuk dan<br />
agama yang benar agar dia menerangkan diatas semua agama, walau kaum<br />
musrik membencinya.<br />
( Q.S As Shaf 9)<br />
1.<b>Membawa petunjuk</b> <br />
Firman Allah<br />
<br />
<img border="0" height="30" src="http://www.tafsir-albarru.com/images/stories/f6.jpg" width="173" /><br />
Artinya;<br />
Tunjukkanlah Kami Kepada jalan yang lusus.<br />
2.<b>Membawa kebenaran</b><br />
Firman Allah;<br />
<b> </b> <br />
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ<br />
<br />
"Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali<br />
tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat<br />
termasuk orang-orang yang rugi."<br />
(QS. Ali Imran [3] : 85)<br />
3.<b>Peyempurna agama sebelumya</b> <br />
<br />
<br />
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا<br />
<b>Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu</b><br />
<b>, dan telah
Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah</b><br />
<b> Ku-ridhai Islam itu Jadi
agama bagimu.”</b><br />
<b> </b> (Al-Maaidah: 3) <br />
Bagaimana ciri ciri Agama Islam ?<br />
Islam adalah agama yang fitrah, Firman Allah <br />
<br />
<br />
<a href="http://merenung.files.wordpress.com/2008/02/basmallah_ar_rum_30-32.jpg?w=418&h=273" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="basmallah_ar_rum_30-32.jpg" border="0" height="273" src="http://merenung.files.wordpress.com/2008/02/basmallah_ar_rum_30-32.jpg?w=418&h=273" width="418" /></a><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah
atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui,<br />
<b>Agama islam di bangun atas dasar;</b> <br />
1. Aqidah, yang penjelasanya silahkan click Aqidah Islam datas,...<br />
2. Syariah<br />
Syariah ini menyangku 2 hal<br />
a. Ibadah, hubngan manusia dengan Allah seperti Shalat, Zakat dll<br />
b. Muamalah, yaitu mengatur hubungan manusia dengan manusia<br />
yang lainya contoh jual beli, dll<br />
3. Ahlaq, mengatur hubungan dengan Allah, seama manusia.<br />
Jadi jelaslah, bahwa islam agama yang mengatur kehidupan yang ada<br />
di muka bumi, baik berhubungan pencptaNya, muamalahnya, juga mengatur<br />
sistem pendidikan, ekonomi dst, jelasnya ketika Rasulullah saw, setelah hijrah<br />
Madinah Islam diterapkan secara kaffah, tidak seperti sekarang ini islam di<br />
pisahkan dengan kehidupan atau disebut istilah skulerisme. Jadi dalam<br />
skulerisme agama hanya sebatas mengatur msalah, ibadah mahdhoh seperti<br />
sholat, zakat, puasa, haji, ningkah, warisan saja, berarti kita hanya mengamal<br />
kan beberapa ayat saja dalam A-qur'an.<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Kapankah Seseorang Dapat Di Sebut <a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">Islam ( Muslim )</a></b><span lang="IN" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"> <b>?</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Rasulullah memberikan batasan seseorang dapat di
sebut sebagai muslim melalui sabdanya,</span><span lang="IN" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">beliau saw, sebagaimana
riwayat bukhari, </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">yang menyitir bahwa mereka yang telah mengucapkan kalimat
syahadat dan di dalam hatinya ada kebaikan walaupun sebesar biji gandum atau
sawi, maka mereka berhak untuk tidak kekal selamanya di neraka, karna masih ada
keimanan dalam dirinya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
Setiap <a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">Janin manusia</a> telah
bersaksi bahwa Allah adalah sesembahan mereka satu-satunya sejak berada
di dalam sulbi bapaknya dan rahim ibunya . Allah berfirman : <br />
<span class="fullpost">)وَإِذْ
أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ
وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى
شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا
غَافِلِينَ) (لأعراف:172) <br /><i>Artinya : Dan (ingatlah), ketika Rabbmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):"Bukankah
Aku ini Rabbmu". Mereka menjawab:"Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi
saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan:"Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (keesaan Rabb)". (QS. 7:172) </i><br /> Oleh sebab
itu itulah , setiap manusia yang lahir , maka dia lahir dalam keadaan
islam , mengenal Allah Rabb semesta alam dan mengakuiNya sebagai
sesembahannya .. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam : <br />مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ
فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَا
تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ
جَدْعَاءَ<br /><i>Artinya : Tidaklah setiap anak kecuali dia dilahirkan
di atas fithrah , maka bapak ibunyalah yang menjadikan dia yahudi , atau
menjadikan dia nashrani , atau menjadikan dia majusi . ( HR .
Al-Bukhary Muslim ) </i><br /> Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam menyebutkan setelah kalimat "fithrah" : yahudi , nashrani , dan
majusi, yang menunjukkan bahwa maksud dari Al-Fithrah adalah islam. <br /> Hal ini diperjelas di dalam firman Allah : <br />(فَأَقِمْ
وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ
عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ
وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (30) مُنِيبِينَ إِلَيْهِ
وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
(31) ) <br /><i>Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu.Tidak ada perubahan pada fitrah
Allah.(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui, ( 30 ) dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertaqwalah
kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Allah ( 31 ) (QS. Ar-Ruum : 30-31) </i><br />
Makna ( Al-Fithrah ) adalah agama islam, sebagaimana datang
penafsirannya dari Mujahid (Diriwayatkan oleh Ath-Thabary dalam
tafsirnya 20/97) . <br />Berkata Ibnu Abdil Barr : " Mereka berkata( makna
) inilah yang dikenal oleh kebanyakan ulama tafsir dari para salaf (
para pendahulu umat). " (At-Tamhid 18/72)<br /> Ayat ini mempertegas bahwa
yang dimaksud dengan fithrah manusia adalah agama yang hanif ( agama
islam ) yang mengajak kepada penyembahan semata-mata terhadap Allah Rabb
semesta alam .<br /> Dari ayat dan hadist di atas kita mengerti bahwa
semua manusia dilahirkan dalam keadaan islam , dan dia tetap akan islam
selama tidak ada yang mengubahnya menjadi yahudi , nashrani , majusi dll
. <br />Oleh karena itu di dalam hadist qudsy , Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ( Allah berkata ) : <br />إِنِّي
خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمْ
الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا
أَحْلَلْتُ لَهُمْ وَأَمَرَتْهُمْ أَنْ يُشْرِكُوا بِي مَا لَمْ أُنْزِلْ
بِهِ سُلْطَانًا <br /><i>Artinya : Sesungguhnya Aku telah menciptakan
hamba-hambaKu dalam keadaan hunafa' ( islam ) semuanya , kemudian syetan
memalingkan mereka dari agama mereka , dan mengharamkan atas mereka
apa yang Aku halalkan , dan memerintahkan mereka untuk menyekutukan Aku
dengan sesuatu yang tidak Aku turunkan keterangannya . ( HR . Muslim ) </i><br />
Allah mengabarkan dalam hadist qudsy ini bahwa kita pada asalnya
diciptakan dalam keadaan hunafa' . Makna ( hunafa' ) adalah dalam
keadaan islam , sebagaimana penjelasan Imam Nawawy ( lihat Syarh Shahih
Muslim 9 / 247 ) . Kemudian syetanlah yang menjadikan manusia berubah
fithrahnya .<br />Dari keterangan di atas kita bisa mengambil beberapa kesimpulan: <br />1. Pada asalnya semua manusia sudah islam semenjak di dalam perut ibunya. <br />2. Dia bisa menjadi kafir setelah itu karena pengaruh syetan dari kalangan jin dan manusia<br />3.
Seseorang yang masih dalam keadaan fithrah maka tidak perlu dia
bersyahadat dengan maksud supaya masuk dalam agama islam, karena dia
sudah masuk dan masih di dalam agama islam. Akan tetapi silakan dia
memperbanyak membaca syahadat untuk memperkuat keimanan dia sebagai
seorang muslim . Sebagaimana yang kita baca di dalam dzikir – dzikir
seperti adzan , tasyahhud , khutbah , dan di dalam kehidupan setiap
muslim sehari-hari<br />4. Seseorang yang sudah rusak fithrahnya maka dia
harus kembali bersyahadat sebagai syarat untuk masuk islam lagi. Ini
wajib diucapkan oleh orang kafir atau orang murtad yang mau masuk islam
karena fithrahnya telah berubah . Sehingga untuk mengembalikan fithrah
itu harus bersyahadat lagi . </span><br />
<br />
<span class="fullpost"> Sebagai Ahlussunah Waljama'ah, menjelaskan ketika seseorang yang sudah </span><br />
membaca dua Kalimat Syahadat, berarti telah menjadi seoarang yang muslim<br />
Anda bisa click diatas <b>Syahadat Taien</b>, jadi ketika seseorang yang sudah mem-<br />
baca dua Kalimat syahadat konskuensinya besar sekali, karena sudah berjanji<br />
kepada Allah dan Rasulullah saw, karena mereka sudah meyakini didalam<br />
hatinya ini berarti harus meyakini Rukun Iman dan menegakkan atau<br />
mengamalkan Rukun Islam, wallahu 'alam bisshawab.......ada terusanya<br />
<br />
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-89356721403697040222013-04-04T00:34:00.002-07:002013-05-04T04:24:35.433-07:00Syarat Sahnya Suatu Amalan Sholih<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<br />
<br />
Untuk mengetahui sah atau tidaknya suatu amalan seseorang di<br />
ijabahi atau di kabulkan oleh Allah swt, hal ini sangat sulit, karena<br />
tidak ada mengetahui hal itu secara pasti kecuali Allah swt saja<br />
Tapi Allah swt, yang Maha Pengasih dan penyayang.Telah banyak<br />
banyak memberi peringatan, penjelasan atau gambaran di dalam<br />
dalam Al-qur'an atau Al- hadist.<br />
<br />
Syarat-Syarat antara lain;<br />
1. Harus beriman kepada Allah, dan mentauhidkanNya. <br />
2. Dengan <a href="http://pp-miftahul-huda.blogspot.com/">niat ikhlas</a> mencari ridlaNya Allah<br />
3. Muwafaqah artinya, sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah saw<br />
Dan banyak ayat Al-quran atau Hadist yang menerangkan antara<br />
lain yaitu;<br />
<br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> <span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;">Rasu<span style="font-size: small;">lullah saw ber<span style="font-size: small;">sabda;</span></span></span> </span></span></span><br />
<span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> </span>إِنَّمَا الأعْمَالُ بِالنِّيَاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى</span></span><span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: xx-small;">إِ</span></span><br />
<div align="justify" dir="rtl" style="margin-left: .52cm;">
<span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: xx-small;"></span></span><br /></div>
<div align="justify">
<i><span style="font-size: xx-small;"> </span></i><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;">Sesungguhnya setiap amalan </span></span></span><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;">itu tergantung pada niatnya dan bagi</span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;"> <span style="font-size: small;">setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang di niatkan</span></span></span></span></span></span><br />
<i><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> </span></span></span></span></span></span></i><span style="font-size: xx-small;"><i></i></span><span style="font-size: small;">HR. Muttaqqun 'alaihi</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> </span></span></span></span></span><br />
<div align="justify" dir="rtl" style="margin-left: .52cm;">
<span style="font-family: Tahoma;"><span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: xx-small;"></span></span></span><span style="font-size: xx-small;"><br /> </span></div>
<span style="font-size: xx-small;"> <span style="font-size: small;">Rasulullah saw b<span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: small;">ersabda</span></span></span></span><br />
<div align="justify" dir="rtl" style="margin-left: .52cm;">
<span style="font-family: Tahoma;"><span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: xx-small;"></span></span></span><span style="font-size: xx-small;"><br /> </span></div>
<div align="justify" dir="rtl" style="margin-left: .52cm;">
<span style="font-family: Tahoma;"><span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: xx-small;">إِنَّ اللهَ لا يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلا مَا كَانَ لَهُ خَالِصاً وَابْتَغِي بِهِ وَجْهَهُ </span></span></span><span style="font-size: xx-small;">(</span><span style="font-family: Tahoma;"><span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: xx-small;">رواه النسائي وحسنه الألباني</span></span></span><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;">)</span></span></div>
<div align="justify">
<span style="font-size: xx-small;"><i> </i><span style="font-size: small;">Sesunggunya Allah tidak menerima suatu amalan kecuali dari orang</span><i> </i></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><i> </i><span style="font-size: small;">yang ikhlas dan hanya mengharap wajahNya</span></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><i><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> <span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;"></span></span></span></span></span></span></span></i><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;">H<span style="font-size: small;">R. An-Nasa<span style="font-size: small;">'i</span></span></span></span></span></span></span></span></span><i><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> </span></span></span></span></span></span></i></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><i><br /></i></span></span></div>
2. Dengan niat Ikhlas mencari ridla Allah <br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> <span style="font-size: small;">Rasulullah saw bersabda;</span></span> </span><br />
<div align="justify" dir="rtl" style="margin-left: .52cm;">
<span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: xx-small;">مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ</span></span></div>
<div align="justify">
<i><span style="font-size: xx-small;"> </span></i><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;">Barang siapa yang men<span style="font-size: small;">gada<span style="font-size: small;">-ada dalam urusan( agama) bukan </span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;"><span style="font-size: small;"><span style="font-size: small;"> <span style="font-size: small;">darinya maka tertola<span style="font-size: small;">k. HR. Bukhari-Muslim)</span></span> </span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><i> </i></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><i><span style="font-size: xx-small;"> </span></i><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;">Rasulullah saw bersabda</span></span><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> <span style="font-size: small;">Barang siapa yang menerjakan suatu amalan yang tidak ada </span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;"> <span style="font-size: small;">perintah dari Kami maka amalannya tertolak</span> </span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><i><br /></i></div>
<div align="justify" dir="rtl" style="margin-left: .52cm;">
<span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: xx-small;">مَنْ عَمِلَ عَمَلا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرِنَا فَهُوَ رَدٌّ</span></span></div>
<div align="justify">
<i><span style="font-size: xx-small;"> </span></i><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><i><br /></i></span></span></div>
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> </span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><i><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> </span></span></span></span></span></i></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> </span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> <span style="font-size: small;">Firman Allah sw<span style="font-size: small;">t</span></span></span></span></span></span></span></div>
<br />
<br />
<div align="justify" dir="rtl" style="margin-left: .52cm;">
<span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: xx-small;">قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ</span></span></div>
<div align="justify">
<i><span style="font-size: xx-small;"> </span></i><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;">Katakanlah jikalau Kamu ( benar-<span style="font-size: small;">bena<span style="font-size: small;">r ) mencintsi Allah</span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;"><span style="font-size: small;"><span style="font-size: small;"> ikutila<span style="font-size: small;">h Aku niscaya Allah mengasihi dan mengampuni </span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;"><span style="font-size: small;"><span style="font-size: small;"><span style="font-size: small;"> <span style="font-size: small;">dosa-dosamu QS.Ali-Imran 31</span> </span> </span></span></span></span></span><br />
<br />
<i><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> </span></span></span></span></span></i><span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: xx-small;"><br /></span></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> </span></span></div>
<br />
<br />
<i> “Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan </i><br />
<i> apa
yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah” (Q.S. Al-Hasyr : 7)</i><br />
<br />
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-46301832474437800602013-04-04T00:33:00.001-07:002013-04-27T06:00:41.838-07:00Makna Dan Hakekat Iman<h3 class="post-title entry-title">
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: Verdana; font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="color: #6aa84f;"><br /></span></span>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: small;"><b><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Definisi Iman</span></b><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Menurut
bahasa iman berarti pembenaran hati.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> Jamhur berpendapat bahwa Iman
adalah:</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan
mengamalkan dengan anggota badan.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"><b>تَصْدِيْقٌ بِاْلقَلْبِ، وَإِقْرَارٌ بِاللِّسَانِ، وَعَمَلٌ بِاْلأَرْكَانِ.</b></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Imam Syafi’i meriwayatkan ijma para sahabat,
tabi’in dan orang-orang sesudah mereka yang sezaman dengan beliau atas
pengertian tersebut</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"></span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"></span><b><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"></span></b><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"></span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"></span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"></span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"></span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">"Mengikrarkan
dengan lisan" maksudnya, mengucapkan dua kalimah syahadat, syahadat
"Laa ilaha illallahu wa anna Muhammadan Rasulullah" (Tidak ada
sesembahan yang hak kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan
Allah).</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">"Mengamalkan
dengan anggota badan" maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk
keyakinan, sedang anggota badan mengamalkannya dalam bentuk
ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya. Kaum salaf menjadikan amal
termasuk dalam pengertian iman.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Dengan demikian iman itu bisa bertambah dan berkurang seiring dengan bertambah dan berkurangnya amal shalih.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><b><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Dalil-dalil Kaum Salaf</span></b><span class="apple-converted-space"><b><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></b></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">1.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Firman
Allah Subhannahu wa Ta’ala: "Dan tiada kami jadikan penjaga Neraka itu
melainkan dari malaikat; dan tidaklah kami menjadikan bilangan mereka
itu melainkan untuk jadi cobaan orang-orang kafir, supaya orang-orang
yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang-orang yang beriman
bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan
orang-orang mukmin tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam
hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (menyatakan), Apakah yang
dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu
perumpamaan?"</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">(QS.Al-Muddatstsir: 31)</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"><br />
2.<span class="apple-converted-space"> </span>Firman Allah Subhannahu wa
Ta’ala: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang
apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan
kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan
shalat dan yang menafkahkan se-bagian dari rizki yang Kami berikan
kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya."<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"><span class="apple-converted-space"> </span>(QS.Al-Anfal: 2-4)</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"><br />
3.<span class="apple-converted-space"> </span>Sabda Rasulullah yang
diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, ia berkata
bahwasanya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: "Iman itu
tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih yang paling utama
adalah ucapan "la ilaha illallahu" dan yang paling rendah adalah
menyingkirkan rintangan (kotoran) dari tengah jalan, sedang rasa malu
itu (juga) salah satu cabang dari iman."<span class="apple-converted-space"> </span>(HR. Muslim, 1/63)</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"><br />
4.<span class="apple-converted-space"> </span>Sabda Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam, riwayat Abu Sa’id Al-Khudry, ia berkata,
"Saya mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: "Siapa
yang melihat kemungkaran di antara kalian, maka hendaklah ia mengubah
kemungkaran itu dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan
lisannya, dan jika ia tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian
itu adalah selemah-lemahnya iman."<span class="apple-converted-space"> </span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"><span class="apple-converted-space"> </span>(HR. Muslim, 1/69)</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><b><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Bagaimana Dalil-dalil Tersebut Menunjukkan bahwa Iman Dapat Bertambah dan Berkurang</span></b><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Dalil Pertama:</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Di
dalamnya terdapat penetapan bertambahnya iman orang-orang mukmin, yaitu
dengan persaksian mereka akan kebenaran nabinya berupa terbuktinya
kabar beritanya sebagaimana yang tersebut dalam kitab-kitab samawi
sebelumnya.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Dalil kedua:</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Di
dalamnya terdapat penetapan bertambahnya iman dengan mendengarkan
ayat-ayat Allah bagi orang-orang yang disifati oleh Allah, yaitu mereka
yang jika disebut nama Allah tergeraklah rasa takut mereka sehingga
mengharuskan mereka menjalankan perintah dan menjauhi larangannya.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Mereka
itulah orang-orang yang bertawakkal kepada Allah. Mereka tidak
mengharapkan selainNya, tidak menuju kecuali kepadaNya dan tidak
mengadukan hajatnya kecuali kepada-Nya. Mereka itu orang-orang yang
memiliki sifat selalu melaksanakan amal ibadah yang di syariatkan
seperti shalat dan zakat. Mereka adalah orang-orang yang benar-benar
beriman, dengan tercapainya hal-hal tersebut baik dalam i’tiqad maupun
amal perbuatan.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Dalil ketiga:</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Hadits
ini menjelaskan bahwa iman itu terdiri dari cabang-cabang yang
bermacam-macam, dan setiap cabang adalah bagian dari iman yang
keutamaannya berbeda-beda, yang paling tinggi dan paling utama adalah
ucapan "la ilaha illallah" kemudian cabang-cabang sesudahnya secara
berurutan dalam nilai dan fadhilah-nya sampai pada cabang yang terakhir
yaitu menyingkirkan rintangan dan gangguan dari tengah jalan.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Adapun
cabang-cabang antara keduanya adalah shalat, zakat, puasa, haji dan
amalan-amalan hati seperti malu, tawakkal, khasyyah (takut kepada Allah)
dan sebagainya, yang kesemuanya itu dinamakan iman. Di antara
cabang-cabang ini ada yang bisa membuat lenyapnya iman manakala ia
ditinggalkan, menurut ijma’ ulama; seperti dua kalimat syahadat. Ada
pula yang tidak sampai menghilangkan iman menurut ijma’ ulama manakala
ia ditinggalkan; seperti menyingkirkan rintangan dan gangguan dari
jalan.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Sejalan
dengan pengamalan cabang-cabang iman itu, baik dari segi kuantitas
maupun kualitasnya, maka iman bisa bertambah dan bisa berkurang.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Dalil keempat:</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Hadits
Muslim ini menuturkan tingkatan-tingkatan nahi munkar dan keberadaannya
sebagai bagian dari iman. Ia menafikan (meniadakan) iman dari seseorang
yang tidak mau melakukan tingkatan terendah dari tingkatan nahi munkar
yaitu mengubah kemungkaran dengan hati. Sebagaimana disebutkan dalam
sebagian riwayat hadits: "Dan tidak ada sesudahnya sebiji sawi pun dari
iman."</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">(HR. Muslim, Kitab Al-Iman, Bab Bayanu Kurhin Nahyi Anil Mungkar).</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> wawallhu 'alam bisshawab</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Berdasarkan hal ini maka tingkatan di atasnya adalah lebih kuat keimanannya. </span></span><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; mso-bidi-font-family: Arial;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: small;"><b><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Hakikat iman</span></b></span><b><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; mso-bidi-font-family: Arial;"></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Allah
Swt, berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman
itu adalah mereka yang jika disebut nama Allah gemetarlah hati mereka,
dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman
mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu)
orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari
rizki yang kami berikan kepada me-reka. Itulah orang-orang yang beriman
dengan sebenar-benar-nya."</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">(QS.Al-Anfal: 2-4)</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">"Dan
orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah,
dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan
(kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang
benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rizki (nikmat) yang
mulia."</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">(QS.Al-Anfal: 74)</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Dalam
ayat-ayat yang pertama Allah menyebutkan orang-orang yang lembut hatinya
dan takut kepada Allah ketika namaNya dise-but, keyakinan mereka
bertambah dengan mendengar ayat-ayat Allah. Mereka tidak mengharapkan
kepada selainNya, tidak menyerahkan hati mereka kecuali kepadaNya, tidak
pula meminta hajat kecuali ke-padaNya.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Mereka
mengetahui, Dialah semata yang mengatur kerajaanNya tanpa ada sekutu.
Mereka menjaga pelaksanaan seluruh ibadah fardhu dengan memenuhi syarat,
rukun dan sunnahnya. Mereka adalah orang mukmin yang benar-benar
beriman. Allah menjanjikan mereka derajat yang tinggi di sisiNya,
sebagaimana mereka juga memperoleh pahala dan ampunanNya.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Kemudian
dalam ayat yang kedua Allah menyifati para sahabat Rasulullah saw, baik Muhajirin maupun Anshar dengan iman
yang sebenar-benarnya, <b>karena iman mereka yang kokoh</b> dan <b>amal perbuatan</b> mereka yang menjadi buah dari iman tersebut.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Telah
kita ketahui bersama lafazh iman, baik secara bahasa maupun munurut
istilah. Sebagaimana kita juga mengetahui bahwa madzhab Ahlus Sunnah wal
Jama’ah memasukkan amal ke dalam makna iman, dan bahwa iman itu bisa
bertambah, juga bisa berkurang.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Bertambah
karena bertambahnya amal shalih dan keyakinan dan berkurang karena
berkurangnya hal tersebut. Kemudian kita juga mengetahui sebagian besar
dalil-dalilnya. Berikut ini kita akan menambah keterangan tentang makna
Islam dan iman.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><b><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Islam Dan Iman</span></b><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span></span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; mso-bidi-font-family: Arial;"></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Di dalam
Islam dan iman terkumpul agama secara keseluruhan. Sebagaimana Nabi
Shalallaahu alaihi wasalam membedakan makna Islam, iman dan ihsan. Dalam
hadits Jibril, Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah
Radhiallaahu anhu bahwa ia berkata,</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"><br />
"Ketika Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam pada suatu hari keluar
berkumpul dengan para sahabat, tiba-tiba datanglah Jibril dan bertanya, <b>"Apakah iman itu?"</b>
Beliau menjawab, "Iman adalah engkau beriman kepada Allah, para
malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan engkau beriman dengan
hari Kebangkitan.</span></span><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; mso-bidi-font-family: Arial;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">" Dia bertanya lagi, <b>"Apakah Islam itu?"</b>
Beliau menjawab, "Islam adalah engkau menyembah Allah dan tidak berbuat
syirik kepadaNya, engkau mendirikan shalat, membayar zakat yang
diwajibkan, puasa Ramadhan dan berhaji ke Baitullah.</span></span><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; mso-bidi-font-family: Arial;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">" Dia bertanya lagi, <b>"Apakah ihsan itu?"</b>
Beliau menjawab, "Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatNya.
Jika engkau tidak dapat melihatNya maka sesungguh-nya Ia melihatmu.</span></span><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; mso-bidi-font-family: Arial;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">"
Dia bertanya lagi, "Lalu kapankah Kiamat tiba?" Beliau menjawab, "Orang
yang ditanya tentang Kiamat tidak lebih mengetahui daripada si penanya.
Tetapi saya beritahukan kepadamu beberapa tandanya, yaitu jika wanita
budak melahirkan tuannya, jika para penggembala unta hitam telah
berlomba-lomba meninggikan bangunan. (Ilmu tentang) hari Kiamat termasuk
dalam lima perkara yang tidak diketahui kecuali oleh Allah." </span></span><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; mso-bidi-font-family: Arial;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Kemudian
dia pergi, lalu nabi bersabda, "Kembalikan dia!" Tetapi orang-orang
tidak melihat sesuatu. Beliau kemudian bersabda, "Dia ada-lah Jibril,
datang kemari untuk mengajari manusia tentang agama-nya."</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">(HR. Al-Bukhari, Kitab Al-Iman, Bab Su’alu Jibril An-Nabi wa anil Iman wal Islam wal Ihsan, no. 50).</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><b><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Islam</span></b><span class="apple-converted-space"><b><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></b></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam banyak menamakan beberapa perkara dengan
sebutan Islam, umpamanya: taslimul qalbi (penyerahan hati),
Salama-tunnas minal lisan wal yad (tidak menyakiti orang lain dengan
lisan dan tangan), memberi makan, serta ucapan yang baik.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Semua perkara ini, yang disebut Rasulullah sebagai Islam mengandung nilai <b>penyerahan diri, ketundukkan dan kepatuhan yang nyata</b>.
Hukum Islam terwujud dan terbukti dengan dua kalimat syahadat,
menegakkan shalat, membayar zakat, puasa Ramadhan dan menunaikan haji ke
Baitullah.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Ini semua
adalah syiar-syiar Islam yang paling tampak. Seseorang yang
melaksanakannya berarti sempurnalah peng-hambaannya. Apabila ia
meninggalkannya berarti ia tidak tunduk dan berserah diri. Lalu
penyerahan hati, yakni ridha dan taat, dan tidak menggang-gu orang lain,
baik dengan lisan atau tangan, ia menunjukkan adanya rasa ikatan
ukhuwah imaniyah.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Sedangkan
tidak menyakiti orang lain merupakan bentuk ketaatan menjalankan
perintah agama, yang memang menganjurkan kebaikan dan melarang
mengganggu orang lain serta memerintahkan agar mendermakan dan menolong
serta men-cintai perkara-perkara yang baik. Ketaatan seseorang dengan
berbagai hal tersebut juga hal lainnya adalah termasuk sifat terpuji,
yakni jenis kepatuhan dan ketaatan, dan ia merupakan gambaran yang nyata
ten-tang Islam.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Hal-hal tersebut mustahil dapat terwujud tanpa <b>pembenaran hati </b>(iman). Dan berbagai hal itulah yang disebut sebagai Islam.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><b><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Iman</span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Kita
telah mengetahui jawaban Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dalam
hadits Jibril . Beliau juga menyebut hal-hal lain sebagai iman, seperti
akhlak yang baik, bermurah hati, sabar, cinta Rasul Shalallaahu alaihi
wasalam, cinta sahabat, rasa malu dan sebagainya. Itu semua adalah iman
yang merupakan pembenaran batin.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Tidak ada
sesuatu yang mengkhususkan iman untuk hal-hal yang bersifat batin
belaka. Justru yang ada adalah dalil yang menunjukkan bahwa amal-amal
lahiriah juga disebut iman. Sebagiannya adalah apa yang telah disebut
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam sebagai Islam.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Beliau
telah menafsirkan iman kepada utusan Bani Abdil Qais dengan penafsiran
Islam yang ada dalam hadits Jibril. Sebagaimana yang ada dalam hadits
syu’abul iman (cabang-cabang iman). Rasululah Shalallaahu alaihi wasalam
bersabda, "Yang paling tinggi adalah ucapan, La ilaha illallah dan yang
paling rendah meyingkirkan gangguan dari jalan."</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Padahal
apa yang terdapat di antara keduanya adalah amalan lahiriah dan
batiniah. Sudah diketahui bersama bahwa beliau tidak memaksudkan hal-hal
tersebut menjadi iman kepada Allah tanpa disertai iman dalam hati,
sebagaimana telah dijelaskan dalam banyak dalil syar’i tentang
pentingnya iman dalam hati.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><b><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Jadi</span></b><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> syiar-syiar atau amalan-amalan yang bersifat lahiriah yang disertai dengan iman dalam dada itulah yang <b>disebut iman</b>. Dan makna Islam mencakup pembenaran hati dan amalan perbuatan, dan itulah islam (penyerahan diri) kepada Allah.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Berdasarkan
ulasan tersebut maka dapat dikatakan, sesungguhnya sebutan Islam dan
iman apabila bertemu dalam satu tempat maka Islam ditafsirkan dengan <b>amalan-amalan lahiriah</b>, sedangkan iman ditafsirkan dengan <b>keyakinan-keyakinan batin</b>. Tetapi, apabila dua istilah itu di-pisahkan atau disebut sendiri-sendiri, maka yang ditafsiri dengan yang lain.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Artinya
Islam itu ditafsiri dengan keyakinan dan amal, sebagaimana halnya iman
juga ditafsiri demikian. Keduanya adalah wajib, ridha Allah tidak dapat
diperoleh dan siksa Allah tidak dapat dihindarkan kecuali dengan <b>kepatuhan lahiriah</b> disertai dengan <b>keyakinan batiniah</b>. Jadi tidak sah pemisahan antara keduanya.</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
</span><span style="font-family: �Trebuchet MS�, sans-serif;">Seseorang tidak dapat menyempurnakan iman dan Islamnya yang telah diwajibkan atasnya kecuali dengan <b>mengerjakan perintah</b> dan <b>menjauhkan diri dari laranganNya</b>.
Sebagaimana kesempurnaan tidak mengharuskan sampainya pada puncak yang
dituju, karena adanya bermacam-macam tingkatan sesuai dengan tingginya
kuantitas dan kualitas amal serta keimanan. Wallahu a’lam<span style="font-size: small;"> <span style="font-size: small;">bissshowab.</span></span></span></span></div>
<br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #6aa84f;"><span class="f_Normal3"></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #6aa84f;"><span style="font-family: Verdana;"><br /></span></span></div>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
</h3>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-33894677708092085432013-04-04T00:32:00.001-07:002013-04-27T06:02:04.404-07:00Rukun Iman dan cabang-cabangnya<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
</h3>
Rukun-Rukun Iman<br />
Arkaanun bentuk jama’ dari ruknun berarti sisi sesuatu yang paling kuat.
Sedang yang dimaksud rukun iman adalah sesuatu yang menjadi tegaknya
iman.<br />
Rukun iman ada enam :<br />
1. Iman kepada Allah<br />
2. Iman kepada para malaikat<br />
3. Iman kepada kitab-kitab samawiyah<br />
4. Iman kepada para rasul<br />
5. Iman kepada hari akhir<br />
6. Iman kepada takdir Allah yang baik maupun yang buruk.<br />
<br />
Dalilnya adalah jawaban Rasullullah ketika Jibril bertanya kepadanya tentang iman:<br />
“Engkau beriman kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para
rasulNya, kepada Hari Akhir dan Engkau beriman kepada takdir, yang baik
maupun yang buruk.”<br />
(HR. Al-Bakhari,I/19,20 dan Muslim, I/37)<br />
<br />
Cabang-Cabang Iman<br />
syu’abu adalah bentuk jama’ dari syu’batun yang artinya segolongan dan
sekelompok dari sesuatu. Sedangkan Syu’abul iimaan adalah cabang-cabang
iman. Dalam hadits lain disebutkan bahwa cabang-cabangnya lebih dari 70
buah.<br />
<br />
Dalil cabang-cabang iman adalah hadits Muslim dari Abu Hurairah,<br />
Rasulullah bersabda,<br />
“Iman itu tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih; yang
paling utama adalah ucapan “la ilaha illallah” dan yang paling rendah
adalah menyingkirkan rintangan (kotoran) dari tengah jalan, sedang rasa
malu itu (juga) salah satu cabang dari iman”.<br />
(HR. Muslim, I/63)<br />
<br />
Beliau menjelaskan bahwa cabang yang paling utama adalah tauhid, yang
wajib bagi setiap orang, yang mana tidak satu pun cabang iman itu
menjadi sah kecuali sesudah sahnya tauhid tersebut. Adapun cabang iman
paling rendah adalah menghilangkan sesuatu yang mengganggu kaum
muslimin, diantaranya adalah dengan menyingkirkan duri atau batu dari
jalan mereka. Lalu, diantara ke dua cabang tersebut terdapat
cabang-cabang lain seperti cinta kepada Rasulullah, cinta kepada saudara
muslim seperti mencintai diri sendiri, jihad dan sebagainya. Beliau
tidak menjelaskan cabang-cabang iman secara keseluruhan, maka para ulama
berijtihad menetapkannya. Al-Hulaimi, pengarang kitab al-Minhaj
menghitung ada 77 cabang, sedangkan al-Hafizh Abu Hatim Ibnu Hibban
menghitungnya ada 79 cabang iman.<br />
Sebagian dari cabang-cabang iman itu ada yang berupa rukun dan ushul,
yang dapat menghilangkan iman manakala ia ditinggalkan, seperti
mengingkari adanya hari Akhir, dan sebagiannya lagi ada yang bersifat
furu’, yang apabila meninggalkannya tidak membuat hilangnya iman,
sekalipun tetap menurunkan kadar iman dan membuat fasik, seperti tidak
memuliakan tetangga.<br />
Terkadang pada diri seseorang terdapat cabang-cabang iman dan juga
cabang-cabang nifaq (kemunafikan). Maka dengan cabang-cabang nifaq itu
ia berhak mendapatkan siksa, tetapi tidak kekal di neraka, karena
hatinya masih terdapat cabang-cabang iman. Siapa yang seperti ini
kondisinya maka ia tidak bisa disebut mukmin yang mutlak, yang terkait
dengan janji-janji tentang surga, rahmat di akhirat dan selamat dari
siksa. Sementara orang-orang mukmin yang mutlak juga berbeda-beda dalam
tingkatannya. Wallahu a’lam bisshawab.<br />
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
<span style="font-family: trebuchet ms;"> </span></h3>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
</h3>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-67367844474791901312013-04-04T00:31:00.001-07:002013-04-27T06:04:00.250-07:00Dampak Maksiat Terhadap Iman<div style="text-align: justify;">
Maksiat adalah lawan ketaatan, baik itu
dalam bentuk meninggalkan perintah maupun melakukan suatu larangan.
Sedangkan iman, sebagaimana telah kita ketahui adalah 70 cabang lebih,
yang tertinggi adalah ucapan “la ilaha illallah” dan yang terendah
adalah menyingkirkan gangguan di jalan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi cabang-cabang ini tidak bernilai
atau berbobot sama, baik yang berupa mengerjakan (kebaikan) maupun
me-ninggalkan (larangan). Karena itu maksiat juga berbeda-beda. Dan
maksiat berarti keluar dari ketaatan. Jika ia dilakukan karena ingkar
atau mendustakan maka ia bisa membatalkan iman.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagaimana Allah menceritakan tentang Fir’aun dengan firmanNya: “Tetapi Fir’aun mendustakan dan mendurhakai.”<br />
(QS.An-Nazi’at: 21)<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dan terkadang maksiat itu tidak sampai
pada derajat tersebut sehingga tidak membuatnya keluar dari iman, tetapi
memperburuk dan mengurangi iman. Maka siapa yang melakukan dosa besar
seperti berzina, mencuri, minum-minuman yang memabukkan atau sejenisnya,
tetapi tanpa meyakini kehalalannya, maka hilang rasa takut, khusyu’ dan
cahaya dalam hatinya; sekalipun pokok pembenaran dan iman tetap ada di
hatinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu jika ia bertaubat kepada Allah dan
mela-kukan amal shalih maka kembalilah khasyyah dan cahaya itu ke dalam
hatinya. Apabila ia terus melakukan kemaksiatan maka bertambahlah
kotoran dosa itu di dalam hatinya sampai menutupi serta menguncinya
-na’udzubillah!-. Maka ia tidak lagi mengenal yang baik dan tidak
me-ngingkari kemungkaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
Imam Ahmad dan lainnya meriwayatkan dari
Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwa Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam bersabda:</div>
<div style="text-align: justify;">
“Sesungguhnya orang mukmin itu jika berbuat dosa maka
terbentuklah titik hitam di hatinya. Apabila ia bertaubat, meninggalkan
dan beristighfar maka mengkilaplah hatinya. Dan jika menambah (dosa)
maka bertambahlah (bintik hitamnya) sampai menutupi hatinya. Itulah
‘rain’ yang disebut oleh Allah dalam Al-Quran: ‘Sekali-kali tidak
(demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati
mereka.’<br />
(QS.Al-Muthaffifin: 14,<br />
HR. Ahmad, II/297)<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ada sebuah perumpamaan yang
menggambarkan pengaruh maksiat atas iman, yaitu</div>
<div style="text-align: justify;">
bahwasanya iman itu
seperti pohon besar yang rindang. Maka akar-akarnya adalah tashdiq
(kepercayaan) dan dengan akar itulah ia hidup, sedangkan
cabang-cabangnya adalah amal perbuatan. Dengan cabang itulah kelestarian
dan hidupnya terjamin. Se-makin bertambah cabangnya maka semakin
bertambah dan sempurna pohon itu, dan jika berkurang maka buruklah pohon
itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu jika berkurang terus sampai tidak
tersisa cabang maupun batangnya maka hilanglah nama pohon itu. Manakala
akar-akar itu tidak mengeluarkan batang-batang dan cabang-cabang yang
bisa berdaun maka keringlah akar-akar itu dan hancurlah ia dalam tanah.
Begitu pula maksiat-maksiat dalam kaitannya dengan pohon iman, ia selalu
membuat pengurangan dan aib dalam kesempurnaan dan keindahannya, sesuai
dengan besar dan kecilnya atau banyak dan sedikitnya kemaksiatan
tersebut. Wallahu a’lam bisshawab.<br />
<br />
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-74305541931369498282013-04-04T00:30:00.001-07:002013-04-27T06:09:28.442-07:00Hal-Hal Yang Membatalkan Iman<div style="text-align: justify;">
Pembatal iman / “nawaqidhul iman”</div>
<div style="text-align: justify;">
adalah sesuatu yang dapat menghapuskan iman sesudah iman masuk
didalamnya yakni antara lain:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Mengingkari rububiyah Allah atau
sesuatu dari kekhususan-kekhususanNya, atau mengaku memiliki sesuatu
dari kekhususan tersebut atau membenarkan orang yang mengakuinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan mereka berkata, ‘Kehidupan ini tak lain hanyalah kehidupan di dunia
saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita
selain masa’, dan mereka sekali-kali tidak mempu-nyai pengetahuan
tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.”
(QS.Al-Jatsiyah: 24)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Sombong serta menolak beribadah kepada Allah.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:
“Al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak
(pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah).
Barangsiapa yang enggan dari menyembahNya dan menyombongkan diri, nanti
Allah akan mengumpulkan mereka semua kepadaNya. Adapun orang-orang yang
beriman dan berbuat amal shalih, maka Allah akan menyempurnakan pahala
mereka dan me-nambah untuk mereka sebagian dari karuniaNya. Adapun
orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa
mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi
diri mereka, pelindung dan penolong selain daripadaNya.”<br />
(QS.An-Nisa’:
172-173)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Menjadikan perantara dan penolong yang ia sembah atau ia mintai (pertolongan) selain Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan
kemadharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka
berkata, ‘Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah’.
Katakanlah, ‘Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak
diketahuiNya baik di langit dan tidak (pula) di bumi? Mahasuci Allah dan
Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan (itu).”<br />
(QS.Yunus: 18)</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan)
do’a yang benar. Dan berhala-berhala yang meraka sembah selain Allah
tidak dapat memperkenankan sesuatu pun bagi mereka, melainkan seperti
orang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air
ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan do’a
(ibadah) orang-orang itu, hanyalah sia-sia belaka.”<br />
(QS.Ar-Radu: 14)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Menolak sesuatu yang ditetapkan Allah untuk diriNya atau yang ditetapkan oleh RasulNya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu pula orang yang menyifati
seseorang (makhluk) dengan sesuatu sifat yang khusus bagi Allah, seperti
ilmu Allah. Termasuk juga menetapkan sesuatu yang dinafikan Allah dari
diriNya atau yang telah dinafikan dariNya oleh RasulNya Shalallaahu
alaihi wasalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
Allah berfirman kepada Rasulnya:
“Katakanlah, Dialah Allah, yang Mahaesa, Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tiada pula
diperanakkan dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”<br />
(QS.Al-Ikhlas: 1-4)</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hanya milik Allah asma’ husna , maka
bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma’ husna itu dan tinggalkanlah
orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut)
nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang
mereka kerjakan.”<br />
(QS.Al-A’raf: 180)</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi
dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh
hatilah dalam beribadat kepadaNya. Apakah kamu mengetahui ada seseorang
yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?”<br />
(QS.Maryam: 65)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5. Mendustakan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam tentang sesuatu yang beliau bawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya orang-orang yang
sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasulNya); kepada mereka telah
datang rasul-rasulNya dengan mambawa mu’jizat yang nyata, zubur, dan
kitab yang memberi penjelasan yang sempurna. Kemudian Aku adzab
orang-orang yang kafir; maka (lihatlah) bagaimana (hebatnya) akibat
kemurkaanKu.” (QS.Fathir: 25-26)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
6. Berkeyakinan bahwa petunjuk
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam tidak sempurna atau menolak suatu
hukum syara’ yang telah Allah turunkan kepadanya, atau meyakini bahwa
selain hukum Allah itu lebih baik, lebih sempurna dan lebih memenuhi
hajat manusia, atau meyakini kesamaan hukum Allah dan RasulNya dengan
hukum yang selainnya, atau meyakini dibolehkannya berhukum dengan selain
hukum Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah
beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang
diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak ber-hakim kepada thagut itu,
padahal mereka telah diperintah meng-ingkari thagut itu. Dan syetan
bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.”<br />
(QS.An-Nisa’: 60)</div>
<div style="text-align: justify;">
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada
hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam
perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa
keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan
mereka menerima dengan sepenuhnya.”<br />
(QS.An-Nisa’: 65)</div>
<div style="text-align: justify;">
“Barangsiapa yang tidak memutuskan
perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang kafir.”<br />
(QS.Al-Maidah: 44)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
7. Tidak mau mengkafirkan orang-orang
musyrik atau ragu tentang kekafiran mereka, sebab hal itu berarti
meragukan apa yang dibawa oleh baginda Rasul saw. </div>
<div style="text-align: justify;">
Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:
“…dan mereka berkata, Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu
disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan sesungguhnya kami benar-benar
dalam keragu-raguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu ajak
kami kepadanya.”<br />
(QS.Ibrahim: 9)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
8. Mengolok-olok atau mengejek-ejek
Allah atau Al-Qur’an atau agama Islam atau pahala dan siksa dan yang
sejenisnya, atau mengolok-olok Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam
atau seorang nabi, baik itu gurauan maupun sungguhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan
itu), tentulah mereka akan menjawab, ‘Sesung-guhnya kami hanyalah
bersenda gurau dan bermain-main saja.’ Katakanlah, ‘Apakah dengan Allah,
ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu
minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.”<br />
(QS.At-Taubah: 65-66)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
9. Membantu orang musyrik atau menolong mereka untuk memusuhi orang muslim.</div>
<div style="text-align: justify;">
Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang
Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebagian mereka
adalah pemimpin bagi pemimpin yang lain. Barangsiapa di antara kamu
mengambil mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk
golongan mereka. Sesung-guhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zhalim.”<br />
(QS.Al-Maidah: 51)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
10. Meyakini bahwa orang-orang tertentu
boleh keluar dari ajaran Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, dan
tidak wajib mengikuti ajaran beliau.</div>
<div style="text-align: justify;">
Allah berfirman: “Pada hari ini telah
Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu,
dan telah Kuridhai Islam itu menjadi agama bagimu.”<br />
(QS.Al-Maidah: 3)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
11. Berpaling dari agama Allah, tidak mau mempelajarinya serta tidak mau mengamalkannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang telah diperingatkan
dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya?
Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang
berdosa.”<br />
(QS.As-Sajdah: 22)</div>
<div style="text-align: justify;">
Inilah sebagian pembatal-pembatal iman
yang paling nyata. Masih banyak pembatal-pembatal iman yang lain seperti
sihir, menolak Al-Qur’an baik sebagian maupun keseluruhannya, atau
meragukan ke-mu’jizatannya atau menghina mushaf atau sebagiannya, atau
menghalalkan sesuatu yang sudah disepakati keharamannya seperti zina
atau khamar, atau menghujat agama serta mencelanya.<br />
Na’udzu billah min dzalik. Wallahu a’lam bisshawab..<br />
<br />
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-37494333918021894372013-04-04T00:29:00.001-07:002013-04-27T06:10:16.359-07:00Selemah-Lemahnya Iman<div class="post-header">
Hadits Ke-34</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-top: 0px;">
<br /></div>
<div align="justify" style="font-family: Times New Roman; font-size: 12pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm;">
<span lang="EN-GB">Dari Abu Sa’id Al-Khudri rodhiallohu ‘anhu dia berkata: Aku mendengar Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: <i>“<b>Barang
siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah
dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika ia masih
tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya
iman.”</b></i> (HR. Muslim)</span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times New Roman; font-size: 12pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoHeading8" style="margin: 12pt 0pt; text-align: center;">
<b><span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">HADITS KETIGA</span></b><span dir="rtl" style="color: black; font-family: Arial; font-size: 10pt;"> </span><b><span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">PULUH EMPAT</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0pt; text-align: center;">
<span style="color: #ffcc99; font-family: Verdana; font-size: 14pt;"></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" dir="rtl" style="direction: rtl; margin: 12pt 0pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;">
<span style="color: black; font-size: 14pt;">عَنْ
أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ
اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً
فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ
لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" dir="rtl" style="direction: rtl; margin: 12pt 0pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;">
<span style="color: black; font-size: 14pt;">[رواه مسلم]</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0pt; text-align: center;">
<span style="color: #ffcc99; font-family: Verdana; font-size: 10pt;"></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0pt; text-align: center;">
<b><span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Terjemah hadits / </span><span dir="rtl" style="color: black; font-size: 10pt;">ترجمة الحديث</span><span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> :</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0pt; text-align: center;">
<span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Dari
Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah
shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Siapa yang melihat kemunkaran
maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan
lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal
tersebut adalah selemah-lemahnya iman.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0pt; text-align: center;">
<span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">(Riwayat Muslim)</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0pt; text-align: center;">
<span style="color: #ffcc99; font-family: Verdana; font-size: 10pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0pt;">
<b><span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">Pelajaran yang terdapat dalam hadits / </span><span dir="rtl" style="color: black; font-size: 10pt;">الفوائد من الحديث</span><span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;"> :</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0pt;">
<span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">1.
Menentang pelaku kebatilan dan menolak kemunkaran adalah kewajiban
yang dituntut dalam ajaran Islam atas setiap muslim sesuai kemampuan
dan kekuatannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0pt;">
<span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">2. Ridho terhadap kemaksiatan termasuk diantara dosa-dosa besar.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0pt;">
<span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">3. Sabar menanggung kesulitan dan amar ma’ruf nahi munkar.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0pt;">
<span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">4. Amal merupakan buah dari iman, maka menyingkirkan kemunkaran juga merupakan buahnya keimanan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0pt;">
<span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;">5.
Mengingkari dengan hati diwajibkan kepada setiap muslim, sedangkan
pengingkaran dengan tangan dan lisan berdasarkan kemampuannya.</span></div>
<span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;"></span><span style="color: black; font-family: Verdana; font-size: 10pt;"></span><br />
<div align="center" style="color: blue; font-family: Arial; font-size: 6pt; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<a href="http://www.mediamuslim.info/">Media Muslim INFO Project | http://www.mediamuslim.info | Indonesia @ 1428 H / 2007 M</a></div>
geovisit();<img border="0" src="http://visit.geocities.com/visit.gif?&r=http%3A//www.geocities.com/mediamusliminfo/hadits_arbain/34.htm&b=Netscape%205.0%20%28Windows%3B%20en-US%29&s=1024x768&o=Win32&c=32&j=true&v=1.2" /> <img alt="1" height="1" src="http://geo.yahoo.com/serv?s=76001548&t=1181360913&f=us-w57" width="1" /> <br />
<div class="postinfo">
Ditulis dalam <a href="http://id.wordpress.com/tag/40-hadis/" rel="category tag" title="Lihat seluruh tulisan dalam 40 Hadis">40 Hadis</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/40-hadist/" rel="category tag" title="Lihat seluruh tulisan dalam 40 Hadist">40 Hadist</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/40-hadits/" rel="category tag" title="Lihat seluruh tulisan dalam 40 Hadits">40 Hadits</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/arbain-an-nawawi/" rel="category tag" title="Lihat seluruh tulisan dalam Arba'in An Nawawi">Arba'in An Nawawi</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/arbin-an-nawawi/" rel="category tag" title="Lihat seluruh tulisan dalam Arbin An Nawawi">Arbin An Nawawi</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/hadis-arbain/" rel="category tag" title="Lihat seluruh tulisan dalam Hadis Arbain">Hadis Arbain</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/hadis-imam-nawawi/" rel="category tag" title="Lihat seluruh tulisan dalam Hadis Imam Nawawi">Hadis Imam Nawawi</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/hadits-arbain/" rel="category tag" title="Lihat seluruh tulisan dalam Hadits Arba'in">Hadits Arba'in</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/hadits-arbain-an-nawawi/" rel="category tag" title="Lihat seluruh tulisan dalam Hadits Arba'in An Nawawi">Hadits Arba'in An Nawawi</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/hadits-imam-nawawi/" rel="category tag" title="Lihat seluruh tulisan dalam Hadits Imam Nawawi">Hadits Imam Nawawi</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/hadits-populer/" rel="category tag" title="Lihat seluruh tulisan dalam Hadits Populer">Hadits Populer</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/hadits-shohih/" rel="category tag" title="Lihat seluruh tulisan dalam Hadits Shohih">Hadits Shohih</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/imam-nawawi/" rel="category tag" title="Lihat seluruh tulisan dalam Imam Nawawi">Imam Nawawi</a></div>
<div align="justify" style="font-family: Times New Roman; font-size: 12pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm;">
<br /></div>
<div align="justify" style="font-family: Times New Roman; font-size: 12pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm;">
<br /></div>
<div align="justify" style="font-family: Times New Roman; font-size: 12pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm;">
<b><span lang="EN-GB">Kedudukan Hadits</span></b><span lang="EN-GB"></span><br />
<span lang="EN-GB"><br />
Hadits ini sangat penting. Menjelaskan kewajiban amar ma’ruf nahi munkar.</span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times New Roman; font-size: 12pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm;">
<b><span lang="EN-GB">Merubah Kemungkaran</span></b><span lang="EN-GB"><br />
Kemungkaran adalah semua yang dinilai jelek oleh syariat, yaitu yang
hukumnya haram. Kemungkaran yang diubah adalah yang terlihat mata atau
yang sejajar dengan kedudukan mata, dan mengubahnya ketika melihat
kemungkaran tersebut. Kemungkaran yang tidak terlihat mata tapi
diketahui masuk dalam pembahasan nasihat. Dan yang diubah adalah
kemungkarannya. Adapun pelakunya maka masalah tersendiri.</span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times New Roman; font-size: 12pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm;">
<span lang="EN-GB">Mengubah
kemungkaran tidak sama dengan menghilangkan kemungkaran. Oleh karena
itu telah dikatakan mengubah kemungkaran jika telah mengingkarinya
dengan lisannya atau hatinya, walaupun tidak menghilangkan kemungkaran
itu dengan tangannya.</span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times New Roman; font-size: 12pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm;">
<span lang="EN-GB">Batasan
kewajiban mengubah kemungkaran terikat dengan kemampuan atau dugaan
kuat. Artinya, jika seorang memiliki kemampuan untuk menghilangkan
kemungkaran dengan tangan maka wajib untuk menghilangkan dengan
tangannya. Demikian juga jika diduga kuat pengingkaran dengan lisan akan
berfaedah maka wajib mengingkari dengan lisannya. Adapun pengingkaran
dengan hati maka wajib bagi semuanya, karena setiap muslim pasti mampu
untuk mengingkari dengan hatinya. </span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times New Roman; font-size: 12pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm;">
<span lang="EN-GB">Mengingkari dengan hatinya yaitu, meyakini keharaman kemungkaran yang dia lihat dan membencinya.</span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times New Roman; font-size: 12pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm;">
<b><span lang="EN-GB">Perbedaan Ingkar Mungkar dan Nasihat</span></b><span lang="EN-GB"><br />
Ingkar mungkar lingkupnya lebih sempit dibandingkan dengan nasihat.
Pembahasan tentang nasihat telah dijelaskan pada hadits ke-tujuh.
Ingkar mungkar termasuk dari nasihat. Karena itu ingkar mungkar
disyaratkan padanya berbagai syarat, di antara syarat terpenting adalah
kemungkaran itu dilihat dan pengingkaran tidak menimbulkan kemungkaran
yang lebih besar.</span></div>
<div align="justify" style="font-family: Times New Roman; font-size: 12pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm;">
<b><span lang="EN-GB">Dampak Ingkar Mungkar dan Hukum Pengingkarannya</span></b><span lang="EN-GB"><br />
Sebuah kemungkaran jika diingkari akan terjadi satu di antara empat tersebut di bawah ini:</span></div>
<ol type="1">
<li class="MsoNormal"> <div align="justify" style="font-family: Times New Roman; font-size: 12pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm;">
<span lang="EN-GB">Berpindah kepada kemungkaran yang lebih besar. Hukum pengingkarannya haram.</span> </div>
</li>
<li class="MsoNormal"> <div align="justify" style="font-family: Times New Roman; font-size: 12pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm;">
<span lang="EN-GB">Berpindah kepada keadaan yang lebih baik. Hukum pengingkarannya wajib.</span> </div>
</li>
<li class="MsoNormal"> <div align="justify" style="font-family: Times New Roman; font-size: 12pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm;">
<span lang="EN-GB">Berpindah kepada kemungkaran lain yang sepadan. Hukum pengingkarannya dibutuhkan ijtihad.</span> </div>
</li>
<li class="MsoNormal"> <div align="justify" style="font-family: Times New Roman; font-size: 12pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm;">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Times New Roman; font-size: 12pt;">Berpindah kepada kemungkaran lain yang belum jelas besar kecilnya. Hukum pengingkarannya haram.</span> </div>
</li>
</ol>
<br />
<div style="margin-bottom: 0px; margin-top: 0px;">
<span style="color: navy;">Sumber: Ringkasan Syarah Arba’in An-Nawawi - Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhohulloh - <a href="http://muslim.or.id/">http://muslim.or.id</a></span></div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-top: 0px;">
<span style="color: navy;">Penyusun: Ustadz Abu Isa Abdulloh bin Salam (Staf Pengajar Ma’had Ihyaus Sunnah, Tasikmalaya)</span><br />
<br />
<br />
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-19131968002564466652013-04-04T00:28:00.001-07:002013-04-27T06:11:38.371-07:00Pengertian Rukun Dan Syarat<h2 class="posttitle">
</h2>
<h2 class="posttitle">
</h2>
Syarat adalah<br />
suatu yang harus ditepati
sebelum mengerjakan sesuatu. Kalau syarat sesuatu tidak sempurna, maka
pekerjaan itu tidak sah.<br />
<br />
Rukun adalah<br />
sesuatu yang harus
dikerjakan dalam memulai sesuatu pekerjaan, rukun disini berarti bagian
yang pokok seperti membaca fatihah dalam sholat yang merupakan pokok
bagian sholat.<br />
Sesuatu dikatakan sah bila Syarat dan rukunnya terpenuhi.<br />
<br />
<h2 class="posttitle">
<span style="font-size: small;">Bolehkah Wuhdu tanpa berniat ?</span></h2>
<div class="postdate">
April 28, 2009 at 11:40 pm (<a href="http://abu0faqih.wordpress.com/category/bahsul-masail/" rel="category tag" title="View all posts in Bahsul Masail">Bahsul Masail</a>, <a href="http://abu0faqih.wordpress.com/category/fiqih-thoharoh/" rel="category tag" title="View all posts in Fiqih Thoharoh">Fiqih Thoharoh</a>
</div>
<div class="MsoNormal">
<i><b><span lang="EN-US">Ditulis oleh: Abu Faqih Amirul Mu’minin bin Umar El-Kediri</span></b></i></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Bismillah….</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama, bahwa syarat sahnya amal ibadah seseorang itu ada 2, yaitu:</span></div>
<ol style="margin-top: 0;" type="1">
<li class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Niat ikhlas karena Allah</span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Ittiba’us Sunnah (mengikuti tuntunan yang dicontohkan Rasulullah <i>shallallahu alaihi wa sallam)</i></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="EN-US"> </span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Dari sini, para Ulama bersepakat bahwa niat adalah syarat sahnya suatu amal ibadah secara umum.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Akan tetapi hal tersebut tidak
berlaku dalam wudlu, ya… itu adalah pendapat sebagian ulama, sebagaimana
yang telah kami tulis di artikel masalah wudlu bagian pertama, bahwa
wudlu itu adalah membasuh anggota badan tertentu dengan cara yang
ditentukan dan disertai niat (menurut sebagian ulama)</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Ya… dari situ kita ketahui bahwa sebagian ulama yang lain tidak sependapat bahwa wudlu harus diawali dari niat.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span lang="EN-US">Siapa saja ulama yang berbeda pendapat?</span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; text-indent: -.25in;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Vrinda;">-<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="ltr"><span lang="EN-US">Diantara <b>Ulama yang mensyaratkan</b> niat dalam wudlu adalah: Imam Asy-Syafi’ie, Imam Malik, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Abu Tsaur dan Abu Dawud.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; text-indent: -.25in;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Vrinda;">-<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="ltr"><span lang="EN-US">Sedangkan <b>Ulama yang berpendapat bahwa niat bukan syarat sahnya wudlu </b>adalah: Imam Abu Hanifah dan Imam Ats-Tsauri.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span lang="EN-US">Apa sebab perselisihan di antara mereka?</span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Sebagaimana yang dijelaskan oleh
Imam Ibnu Rusyd dalam kitabnya “Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul
Muqtasid” bahwa penyebab ikhtilaf diantara ulama adalah:<span id="more-95"></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Perbedaan pandangan diantara Ulama’ mengenai apakah Niat itu ibadah mahdzoh atau ghoiru mahdzoh?</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span lang="EN-US">Apa itu Ibadah Mahdzoh dan Ghoiru Mahdzoh?</span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="EN-US">Ibadah Mahdzoh</span></b><span lang="EN-US"> adalah suatu ibadah yang tidak bisa dicerna oleh akal.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Contoh: Mencium hajar aswad saat
Haji. Maka ibadah tersebut tidak bisa dicerna secara akal, kenapa batu
kok harus dicium?? Ya… itu adalah perkara Ta’abbudiyah yang mendekatkan
diri kepada Allah dan harus ditaati walau tidak masuk akal</span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="EN-US">Ibadah Ghoiru Mahdzoh</span></b><span lang="EN-US">: adalah suatu ibadah yang bisa dicerna oleh akal. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Contoh: Wudlu adalah ibadah
ghoiru mahdzoh, karena akal kita bisa mencernanya, pantas saja kita
harus bersuci dari hadats asghar sengan wudlu, karena kita akan
menghadap Rabbul Alamin (bisa diambil hikmahnya)</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span lang="EN-US">Apa argumen masing-masing pihak yang berbeda pendapat?</span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Imam Asy-Syafi’ie dan Jumhur Ulama memandang bahwa Niat ketika hendak wudlu termasuk ibadah mahdzah dengan dalil firman Allah di surah Al-Maidah ayat ke-6</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Sedangkan Imam Abu Hanifah
membedakan antara wudlu dan niat, wudlu termasuk ibadah ghoiru mahdzah
sedangkan niat adalah ibadah mahdzah.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span lang="EN-US">Mana yang paling paling kuat dan mendekati kebenaran?</span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Para</span><span lang="EN-US">
ulama terus meneliti mana yang Rajih dan paling kuat diantara argumen
para ahli fiqih yang berbeda pendapat. Dan memang agak sulit karena niat
posisinya berada di antara ibadah mahdzah dan ghoiru mahdzah. Maka mana
yang mendekati kebenaran?</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Kami menguatkan pendapat jumhur
dari kalangan syafi’iyyah, malikiah, hanabilah dan juga yang lainnya.
Yang berpendapat bahwa tidak sah wudlu seseorang jika tidak diawali
dengan niat. Dan niat tempatnya di dalam hati, bukan di lisan
(dilafadzkan) sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam An-Nawawi dalam
kitabnya “Raudlah AthThalibin). Wallahu ta’ala a’lam.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span lang="EN-US">Sumber bacaan:</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="EN-US">Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtasid oleh Imam Ibnu Rusyd</span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="EN-US">Al-Mughni oleh Imam Ibnu Qudamah</span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="EN-US">Raudlah Ath-Thalibin oleh Imam An-Nawawi</span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="EN-US">Al-Ma’unah oleh Al-Qadhi Abdul Wahhab, dan sumber lain yang tidak kami sebutkan</span></i><br />
<br />
<br />
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-91246467396997448492013-04-04T00:25:00.001-07:002013-05-16T04:52:37.016-07:00Arti Thoharah, Najis Dan Kotoran, Hadast<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto;">
<br />
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>Pengertian</b><br /><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></div>
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kata thaharah </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> secara bahasa artinya<span style="mso-spacerun: yes;">; </span>kebersihan atau bersuci. Thaharah menurut
syar'i ialah; suatu kegiatan bersuci dari hadas maupun najis sehingga
seorang diperbolehkan untuk mengerjakan suatu ibadah, contohnya seperti shalat dsb, kegiatan bersuci dari najis meliputi bersuci
pakaian dan tempat.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8407856908728631822#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""></a>Untuk melakukan bersuci dari hadas dapat dilakukan dengan cara berwudhu, mandi,
tayammum dan mandi.</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>Dalil atau Nash tentang thaharah yaitu</b>;</span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
</div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 22.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">اِنَ اللهَ يُحِبُ التَوَابِيْنَ وَيُحِبُ اْلمُتَطَهِرِيْنَ</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Artinya:</span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyucikan
diri.”<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>(QS. Al-Baqarah: 222)</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
</div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 22.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">لَايُقْبَلُ اللهِ الصَلَاةَ بِغَيْرِ طَهُوْرُ</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Artinya:</span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Allah tidak akan menerima shalat yang tidak dengan bersuci.”</span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> (HR. Muslim)</span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>Alat-alat untuk mensucikan yaitu</b>;</span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo12; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>A. Air</b><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo12; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <span style="mso-spacerun: yes;"></span> Rasulullah saw, bersabda; </span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 22.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">اَلْمَاءُ لَا يُنَجِسُهُ شَيْءٌ اِلَا مَا
غَلِبَ عَلَى طَعْمِهِ اَوْ لَوْنِهِ اَوْرِيْحِهِ</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Artinya: </span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Air itu tidaklah menyebabkan najisnya
sesuatu, kecuali jik berubah rasanya, warnanya atau baunya.”</span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">(HR. Ibn Majjah dan
Baihaqi)</span><br />
<br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8407856908728631822#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"></span></span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Di dalam <b>ilmu fikih</b>, di jelaskan 3 macam
air, yaitu; </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0in; mso-add-space: auto; mso-list: l15 level1 lfo13; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>1. Air Mutlak</b>.</span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0in; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Air mutlak ialah air yang suci lagi mensucikan digunakan untuk bersuci.<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Seperti untuk berwudhu, mandi, dan membersihkan najis.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">misalnya; air hujan, air salju atau es
atau embun, air laut, air zamzam.</span><br />
<br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><b>Air laut</b>, Rasulullah SAW bersabda;</span><br />
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; mso-add-space: auto; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 22.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">هُوَ اْلطَهُوْرُ مَاؤُهُ اْلحِلُ مَيْتَتُهُ</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; mso-add-space: auto;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Artinya: </span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; mso-add-space: auto; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Laut itu airnya suci, bangkainya pun halal.”</span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; mso-add-space: auto; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">(
HR.Al-Khamsah)</span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; mso-add-space: auto; mso-list: l10 level1 lfo14; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><b>Air hujan</b> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; mso-add-space: auto;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sebagaimana firman Allah:</span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; mso-add-space: auto; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 22.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">وَيُنَزِلُ عَلَيْكُمْ مِنَ اْلسَمَاءِ مَاءً
لِيُطَهِرُكُمْ بِهِ</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Artinya: </span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; mso-add-space: auto; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari
langit untuk menyucikan kamu dengannya.” </span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; mso-add-space: auto; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">(QS. Al-Anfal:11)</span></div>
<br /><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; mso-add-space: auto; mso-list: l10 level1 lfo14; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><b>Air zamzam</b> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; mso-add-space: auto;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hadis diriwayatkan oleh Ali r.a:</span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; mso-add-space: auto; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 22.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">اَنَ رَسُوْلَ اْللهِ ص. م. دَعَا بِسِجْلللٍ
مِنْ مَاءلٍ زَمْزَمَ فَشَرِبَ مِنْهُ فَنَتَوَضَاءْ</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; mso-add-space: auto;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Artinya:</span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; mso-add-space: auto; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Bahwasanya Rasulullah saw meminta<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dimbilkan satu ember zamzam, kemudian beliau
minum dan berwudhu dengan air zamzam tersebut.”</span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; mso-add-space: auto; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">(HR.Ahmad)</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0in; mso-add-space: auto; mso-list: l15 level1 lfo13; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>2.Air Musta'mal</b>.</span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Air musta’mal ini adalah air sisa yang mengenai badan
manusia<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>karena telah digunakan untuk
wudhu / mandi. Air musta’mal disini maksudnya bukanlah air yang sengaja
ditampung dari bekas mandi atau wudhu. Tetapi adalah percikan air wudhu atau
air mandian yang bercampur dengan air dalam bejana atau bak.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dalam Hadist yang shahih di jelaskan , air musta’mal tidaklah najis, sehingga
penggunaannya hukumnya sah.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Seperti hadis riwayat Maimunah berikut ini:</span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 22.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">كُنْتُ اَغْتَسِلُ اَنَا وَ رَسُوْلَ اللهِ مِنْ
اِنَاءٍ وَاحِدٍ مِنَ اْلجَنَابَةِ</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Artinya:</span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Kami mandi jinabah bersama Rasulullah saw
dari satu tempat air yag sama.”<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>(HR.
Tarmidzi)</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0in; mso-add-space: auto; mso-list: l15 level1 lfo13; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>3.Air yang bercampur benda suci atau bukan najis</b>.</span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Air yang bercampur dengan benda suci statusnya akan tetap
suci selama kemutlakannya terjaga, yaitu tidak berubah bau, warna, atau
rasanya. Misalnya ketika air itu bercampur dengan daun bidara, ai sabun, air
kapur dan juga seperti lebah, semut dan lain-lain.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo12; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>B. Debu yang suci</b>.</span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ketika<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>seseorang ingin bersuci dan dia tidak menemukan air, maka
di berikan kemudahan untuk masalah itu. Yaitu dengan bersuci dengan debu, yang
disebut istilah bertayammum.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo12; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>C. Benda -benda yang bisa menyerap kotoaran, </b></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">seperti batu, tisu, kayu dan semacamnya. Dalam hal ini, dikhususkan untuk
menghilangkan najis, seperti pada beristinja’.</span><br />
<br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><b>Najis</b> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
</div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l11 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;">A. Pengertian Najis.</span></span></b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Apa saja yang kotor itu disebut Najis.</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Menurut syara’ berarti kotoran yang
mengakibatkan misalnya;shalat tidak sah, seperti darah dan kencing.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; text-align: justify; text-indent: .25in;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l11 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>B. Pembagian Najis</b></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"></span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Jika dilihat dari wujutnya najis
dibagi dua macam<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8407856908728631822#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""></a>,</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> yaitu<i>; </i></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>1. Najis 'Ainiyah</b></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <i> </i>adalah </span><br />
<br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Semua najis yang
berwujud atau dapat dilihat melalui mata atau mempunyai sifat yang nyata,
seperti warna atau baunya. Misalnya; adalah seperti kotoran, kencing dan darah.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>2. Najis</b> <b>Hukmiyah</b></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">adalah semua najis yang
telah kering dan bekasnya sudah tidak ada lagi serta sudah hilang antara warna
dan baunya. Misalnya; kencing yang mengenai baju yang kemudian kering
sedang bekasnya tidak nampak.</span><br />
<br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><b>Najis dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu</b> </span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l14 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>1. Najis Mughaladhzah</b>,</span></span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Adalah najis
yang tergolong berat. Najis pada adalah anjing dan babi.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Cara menyucikan najis
ini adalah dengan disamak. Cara penyamakannya dalah dengan membasuh najis
tersentuh dengan air sebanyak tujuh kali dan salah satu air itu dicampur dengan
lumpur, baik najis itu bersifat 'ainiyah atau Hukmiyah<i>, </i>baik terdapat pada tubuh, pakaian atau tempat shalat.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.25in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l14 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>2. Najis Mukhafffah</b></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> adalah</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> najis yang
ringan. Kencing bayi laki-laki yang belum makan apapun selain susu dan umurnya
belum sampai dua tahun. </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Cara untuk menyucikan najis ini adalah dengan diperciki air sampai
merata, baik najis itu bersifat 'ainiyah atau hukmiyah<i> </i>baik
berada pada tubuh, pakaian maupun tempat ibadah.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0in; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0in; mso-add-space: auto; mso-list: l14 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>3. Najis Mutawassithah</b><i> </i></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">adalah </span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Najis yang
sedang atau pertengahan antara kedua najis sebelumnya. Najis selain
kencin bayi laki-laki yang belum makan apapun selain susu. Yaitu seperti
kencing manusia, tahi, binatang dan darah.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Cara untuk menyucikannya adalah dengan megalirinya air sehingga
dapat menghilagkan bekasnya dan hilang pula seifa-sifatnya, seperti warna, rasa
maupun baunya, baik najis itu bersifat 'ainiyah atau hukmiya<i> </i>baik terdapat tubuh, pakaian maupun tempat ibadah shalat</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l11 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>C. Bentuk-bentuk Najis</b>.</span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span> Setelah
menginjak usia tujuh tahun, anak harus disuruh untuk bersuci. Dan pada usia
sepuluh tahun, anak harus dipukul jika menolak perintah tersebut.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><b>Diantara Najis-najis yang harus cepat di sucikan yaitu</b>; </span><br />
<br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> 1.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Bagian tubuh ternak yang dipotong saat maih
hidup..</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Rasulullah saw bersabda:</span><br />
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 22.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">مَاقُطِعَ مِنَ اْلبَهِيْمَةِ وَهِيَ حَيَةُ فَهُوَ
مَيْتَةٌ</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Artinya:</span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; mso-add-space: auto; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Bangian apapun yang dipotong dari binatang
yang masih hidup, adalah bangkai.”<span style="mso-spacerun: yes;">
</span> </span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">(HR, Abu Dawud dan Tirmidzi)</span><br />
<br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></div>
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;">.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Daging bangkai, yaitu daging semua binatang
yang hidup di darat, yang kalau<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mati
darahnya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tetap mengalir. Sementara
binatang yang hidup di dalam air, seperti ikan dengan berbagai macamnya, jika
mati hukunya tidak najis. Adapun binatang yang tidak punya darah mengalir,
seperti lalat, semut, nyamuk dan jangkrik, jika mati tidak merupakan najis.</span><br />
<br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3</span>.<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Madzi, yaitu cairan yang berwarna putih yang
keluar dari saluran air kencing saat seseorang terangsang. Rasulullah saw ,
“Mengenai keluarnya madzi, ada keharusan wudhu.” </span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">(Mutafaqqun ‘alaihi).</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">4.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Air liur dan keringat anjing. <span style="mso-spacerun: yes;">Rasulullah </span>sabda
“Sucinya bejana adalah salah seorang diantara kalian jika dijilat oleh seekor
anjing<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>adalah dengan mencucinya tujuh
kali dan yang pertama kali adalah dengan tanah.”</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">(HR. Muslim).</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> 5.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Darah Haid. Rasulullah saw bersabda “Apabila pakaian dari salah seorang diantara kalian terkena darah
haid, hendaklah ia menggosoknya, lalu menyiramnya dengan air, untuk kemudian
shalat dengannya.”</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">(HR. Bukhari dan Muslim)</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> 6.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kotoran manusia. Rasulullah saw sabda “Jika salah seorang diantara kamu pergi untuk buang air besar, hendaklah
ia<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>membawa tiga batu untuk bersuci
dengannya, karena ketiganya sudah cukup memadai baginya.”</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">(HR Abu Dawud, Ahmad,
Nasa’i dan Darimi).</span><br />
<br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> <b>7.</b> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Babi, termasuk didalamnya daging, tulang,
rambut dan kulitnya, hal ini didasarkan pada firman Allah “....atau daging
babi, karena sesungguhnya semua itu adala kotor.”</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">(QS. Al-An’am:145)</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> 8.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kencing manusia, baik itu masih bayi maupun
sudah dewasa, laki-laki atau wanita Rasulullah saw bersabda “Ada seorang badui kencing di Mesjid Nabi, saat
lantainya masih berupa pasir dan batu kerikil. Nabi pun melarang tindakan itu.
Kemudian beliau menyuruh seseorang untuk membawakan seember air dan
menyiramkannya.”</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">(HR. Bukhari dan Muslim)</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> 9.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Darah nifas, dalam hal ini darah nifas
disamakan dengan darah haid.</span><br />
10.<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kencing dan kotoran binatang atau burung yang
tidak boleh dimakan dagingnya. Misalnya srigala, burung yang memiliki cakar,
dan keledai.</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> 11.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;">.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sisa atau bekas makan dan minum<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>babi dan anjing. Sisa makanan dan minuman
hewan ini najis, karena air liurnya bercampur dengan makanan dan minumannya
tersebut.</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"></span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8407856908728631822#_ftn5" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""></a></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l12 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"></span></span>12.<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Darah binatang yang disembelih dan darah yang
mengalir deras dari tubuh manusia<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>ataupun binatang.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l12 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"></span></span><br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
</div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto; mso-list: l12 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>D. Tata cara bersuci dari Najis</b></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-spacerun: yes;"></span><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8407856908728631822#_ftn6" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""></a></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Apabila kita menyiramkan air ketanah atau lantai yang terkena najis, lalu
bekasnya hilang, maka hukumnya sudah suci. Demikian itulah ketentuan yang
berlaku, kecuali lidah anjing yang menjilat bejana. Untuk menyucikan bejana
tersebut harus dibasuh tujuh kali yang salah satunya dengan pasir. Bahkan untuk
kehati-hatian, sebaiknya seluruh tahapan dilakukan dengan menggunakan pasir.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Untuk menyucikan sepatu atau sandal yang terkena najis, cukup
dengan menggosok-gosokkannnya ke tanah sampai bekasnya hilang. </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jika tanah yang trerkena najis menjadi kering oleh sinar matahari, atau
oleh hembusan angin yang bisa menghilangkan bekas najisnya, maka hukumnya suci.
Dan untuk menyucikan kencing bayi laki-laki yang hanya menyusu, cukup dengan
menyiramkan air secara merata pada bagian yang terkena. Adapun pakaian yang
terkena air kencing bayi perempuan, harus dicuci seperti kalau mencuci air
kencing orang dewasa.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
</div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto;">
<b>Hadast</b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto;">
<b> </b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>A. Pengertian </b></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Secara terminologi ialah sesuatu yang
mengkotori aggota tubuh, itu disebut hadast, yang dapat membatalkan sahnya solat.seperti orang yang
junub, haid, nifas dsb</span><br />
<br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8407856908728631822#_ftn7" name="_ftnref7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""></a></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .75in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo16; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>B. Hadast di bagi 2 yaitu,</b></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"></span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; mso-add-space: auto; mso-list: l10 level1 lfo14; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><b>1. Hadast Kecil</b> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hadas</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">
kecil ialah bila seseorang dalam keadaan bernajis, yang disebabkan seseorang buang hajat selama
belum beristinjak, maka ia tetap dalam keadaan berhadas kecil.</span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; mso-add-space: auto; mso-list: l10 level1 lfo14; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><b>2.Hadast Besar</b> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hadas</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">
besar ialah seseorang dalam keadaan bernajis yang mewajibkan ia harus mandi, setelah mandi maka kembali suci kembali<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8407856908728631822#_ftn8" name="_ftnref8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><b>C. Sebab -sebab orang menjadikan Berhadast</b></span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; mso-outline-level: 1; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Karena bersenggama
(bersetubuh suami istri) biar keluar mani atau tidak, maka<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>wajib mandi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Firman Allah swt.</span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">(QS. Al-Maidah ayat 6 )</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 22.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَا طَهَرُوْا</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Artinya:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jika
kamu junub (bersutubuh) maka hendaklah kamu mandi.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Keluar mani baik karena bersutubuh atau tidak
seperti bermimpi dan </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sebagainya, maka wajib mandi. </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-outline-level: 1; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">.
Sebab buang kotoran</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">(haid). Rasululloh saw. kepada </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"></span>Fatimah binti Hubaisyi, katanya: </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“B</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">ila
datang haidh maka tinggalkanlah shalat </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span> dan
bila telah habis maka mandilah Anda.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-spacerun: yes;">(
</span>HR Bukhari )</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">4</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">. Karena
nifas (darah yang keluar sesudah melahirkan), bila darah nifas itu telah </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berhenti, maka
diwajibkan mandi. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .75in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo16; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>C. Hal-hal yang dilarang bagi yang berhadast</b></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hadas kecil :</span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> 1.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Menyentuh/memegang
dan membaca Al-Qur’an </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> 2.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Shalat
(sembahyang) baik wajib maupun sunat.</span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> 3.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mencerai
(menthalaq) isteri yang haidh atau nifas </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> 4.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Diam/berhenti
didalam mesjid.</span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> 5.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mengerjakan
shalat wajib ataupun shalat sunat. </span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sabda Rasulullah saw. yang<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>artinya: </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Allah tidak menerima shalat salah seorang kamu bila berhada,sehingga ia
berwudu.”</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> (Hadits riwayat Bukhari)</span></div>
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">6.Thawaf di
ka’bah, baik fardhu ataupun sunat</span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">7. </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Melakukan thawaf di ka’bah, baik thawaf wajb
ataupun thawaf sunat. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; tab-stops: right 6.0in; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo10; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>Cara bersuci dari hadast kecil </b></span></span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b> </b></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 1.0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo11; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>WUDHU</b>·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Wudhu adalah cara untuk bersuci dari hadas
kecil agar seseorang bisa melaksanakan shalat.</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Rasulullah saw bersabda:</span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: center;">
</div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 22.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">لَايُقْبَلُ اللهُ الصَلَاةَ مَنْ اَحْدَثَ حَتَى يَتَوَ ضَاءَ</span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: center;">
</div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%;">
<span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span dir="LTR"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Artinya: </span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Allah tidak akan menerima shalat orang yang masih berhadas sehingga ia
berwudhu.”</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">(HR. Bukhari, muslim )<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8407856908728631822#_ftn10" name="_ftnref10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""></a></span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Cara berwudhu telah digambarkan oleh allah di
dalam al-Quran, yaitu:</span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat,
maka basulah wajah dan tangan kalian sampai siku, dan usaplah kepala kalian dan
basulah kaki kalian sampai kedua mata kaki.”</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> (QS. Al-Maidah:6)</span></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 1.0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo11; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>Tayammum</b>·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0in; mso-add-space: auto;">
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0in; mso-add-space: auto;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Allah berfirman: “Jika kalian sakit, dalam perjalanan, kembali dari tempat
buang air atau menyentuh perempuan lalu kalian tidak memperoleh air, mak
bertayammumlah denagn tanah yang baik, sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah
itu.”</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> (QS.al-Maidah: 6)</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0in; mso-add-space: auto;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Para ulama berselisih pendapat, apakah tayammum itu kemurhan atau azimzh ( keadaan terdesak)? Sebagian ulama fikih mengatakan, “Ketika tidakada air,
tayammum itu azimah . Tetapi demi uzur, tayammum adalah kemurahan”<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8407856908728631822#_ftn11" name="_ftnref11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""></a></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo10; text-indent: -.25in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;"><b>Bersuci dari Hadast Besar</b></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Seseorang sedang berhadas besar, maka yang wajib ia lakukan adalh
mandi wajib. Agar ia kembali suci seperti semula dan dapat melakukan ibadah
yang dituntut harus dalam keadaan suci, seperti shalat.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Cara mandi wajib Pertama, niat. Dan kemudian mengguyur sekujur tubuh
dengan air yang suci dan menyucikan secara merata keseluruh tubuh tanpa kecuali, wawallu 'alam bish-shawab</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: .75in; mso-add-space: auto;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Sumber ;</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Syeikh Hasan Muhammad Ayyub<i>, Panduan
Beribadah khusus<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pria</i>, hal 57.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"> </span>Moneir Manaf, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pilar Ibadah Dan Do’a </i>(Bandung:
Angkasa, 1993), hal.11.</div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Syeikh Hasan Muhammad Ayyub, <i>Panduan
Beribadah khusus<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pria</i>, hal 48-49.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Anshory , <i>Fiqih Syafi’i</i>, hal. 44.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">.E Hassan Saleh, <i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kajian Fikih Nabawi dan Fikih Kontemporer </i>(Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hal.22.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Syeikh Hasan Muhammad Ayyub, <i>Panduan
Beribadah</i> khusus<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><i>Pria</i>, hal
81.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">T. Ibrahim dan Darsono, <i>Penerapan Fikih
</i>(Solo: PT. Tiga Serangkai Mandiri, 2004), hal 1.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">T. Ibrahim dan Darsono, <i>Penerapan Fikih
</i>(Solo: PT. Tiga Serangkai Mandiri, 2004), hal 1.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Syeikh Hasan Muhammad Ayyub<i>, Panduan
Beribadah khusus<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pria</i> (Jakarta:
Almahira, 2008), hal 44-48.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"> </span>Moneir Manaf, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pilar Ibadah Dan Do’a </i>(Bandung:
Angkasa, 1993), hal.11.<br />
<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
</div>
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-45951095597981389022013-04-04T00:24:00.001-07:002013-04-27T06:18:43.219-07:00Syarat dan Rukun WudhuWudhu merupakan salah satu amalan ibadah yang agung di dalam Islam. Secara bahasa, wudhu berasal dari kata <i>Al-Wadha’ah</i>,
yang mempunyai arti kebersihan dan kecerahan. Sedangkan menurut
istilah, wudhu adalah menggunakan air untuk anggota-anggota tubuh
tertentu (yaitu wajah, dua tangan, kepala dan dua kaki) untuk
menghilangkan hal-hal yang dapat menghalangi seseorang untuk
melaksanakan shalat atau ibadah yang lain.<br />
<br />
<b>Dalil dari Al-Qur’an</b><br />
<br />
Allah berfirman yang artinya,<br />
“<i>Hai orang-orang yang beriman,
apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan
taganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuhlah) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki</i>.”<br />
(QS. Al-Maidah: 6)<br />
<br />
<b>Dalil dari As-Sunnah</b><br />
<ol>
<li>Diriwayatkan dari Ibnu Abbas <i>radhiyallahu ‘anhu</i>, ia berkata: Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> bersabda, “<i>Sesungguhnya aku diperintahkan untuk berwudhu apabila hendak mengerjakan shalat.</i>” (HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud, An-Nasa’i dengan derajad shahih)</li>
<li>Hadits dari Abu Hurairah <i>radhiyallahu ‘anhu</i>, ia berkata: Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> bersabda, ” <i>Tidak diterima shalat salah seorang dari kalian apabila ia berhadas, hingga ia berwudhu.</i>” (HR. Bukhari dan Muslim)</li>
</ol>
<b>Dalil Ijma’</b><br />
Para ulama telah sepakat bahwa tidak sah shalat tanpa bersuci, jika dia mampu untuk melakukannya.<br />
Begitu penting dan agungnya perkara wudhu ini, sampai-sampai
dikatakan bahwa tidak sah shalat seseorang tanpa berwudhu, maka sudah
selayaknya bagi setiap muslim untuk menaruh perhatian yang besar
terhadap permasalahan ini dengan berusaha memperbagus wudhunya yaitu
dengan memperhatikan syarat, kewajiban serta sunnah-sunnah wudhu.<br />
<br />
<b>Syarat-syarat Wudhu</b><br />
Yang dimaksud dengan syarat-syarat wudhu adalah perkara-perkara yang
harus dipenuhi oleh orang yang hendak berwudhu. Di antara
syarat-syarat wudhu adalah:<br />
<ol>
<li>Islam.<br />
Wudhu merupakan salah satu bentuk ibadah dalam Islam di mana orang yang
melakukannya dengan ikhlas serta sesuai dengan tuntunan Allah akan
diberi pahala. Adapun orang kafir, amalan-amalan mereka seperti debu
yang beterbangan yang tidak akan diterima oleh Allah <i>ta’ala</i>.</li>
<li>Berakal</li>
<li>Tamyiz (Dewasa)</li>
<li>Niat<br />
Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> bersabda, ” <i>Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanyalah mendapatkan apa yang diniatkannya</i>.
” (HR. Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, orang yang dhohirnya
(secara kasat mata) berwudhu, akan tetapi niatnya hanya sekedar untuk
mendinginkan badan atau menyegarkan badan tanpa diniati untuk
melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya dalam berwudhu serta
menghilangkan hadats, maka wudhunya tidak sah. Dan yang perlu untuk
diperhatikan, bahwa niat di sini letaknya di dalam hati dan tidak perlu
dilafazkan. </li>
<li><i>Tasmiyah</i><br />
Yang dimaksud dengan tasmiyah adalah membaca “<i>bismillah”</i>. Boleh juga apabila ditambah dengan “<i>Ar-Rohmanir Rohim</i>“. <i>Tasmiyah</i> ketika hendak memulai shalat merupakan syarat sah wudhu berdasarkan sabda Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>, “<i>Tidak ada shalat bagi orang yang tidak berwudhu dan tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah </i>(<i>bertasmiyah, </i>pen). ” (HR. Ibnu Majah, hasan)</li>
<li>Menggunakan air yang suci<br />
Air dikatakan suci atau masih suci manakala tidak tercampur oleh
zat/barang yang najis sehingga menjadi berubah salah satu dari tiga
sifat, yaitu bau, rasa dan warnanya. Apabila air telah terkena najis,
misalnya air kencing atau yang lainnya, kemudian menjadi berubah salah
satu dari ketiga sifat di atas maka air tersebut telah menjadi tidak
suci lagi berdasarkan ijma’. Apabila air tersebut tercampuri oleh
sesuatu yang bukan najis, maka air tersebut masih boleh dipakai untuk
berwudhu apabila campurannya hanya sedikit. Namun apabila campurannya
cukup banyak sehingga menjadikan air tersebut tidak bisa dikatakan lagi
sebagai air, maka air yang telah berubah ini tidak dapat dipakai untuk
berwudhu lagi karena sudah tidak bisa dikatakan lagi sebagai air.
Misalnya, ada air yang suci sebanyak 1 liter. Air ini kemudian dicampur
dengan 5 sendok makan susu bubuk dan diaduk. Maka campuran air ini
tidak bisa lagi dipakai untuk berwudhu karena sudah berubah namanya
menjadi “susu” dan tidak dikatakan sebagai air lagi.</li>
<li>Menggunakan air yang mubah<br />
Apabila air diperoleh dengan cara mencuri, maka tidak sah berwudhu
dengan air tersebut. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Baik. Dia tidak
menerima sesuatu kecuali yang baik.” (HR. Muslim). Sudah dimaklumi,
bahwa mencuri merupakan perbuatan yang tidak baik dan keharamannya sudah
jelas. Oleh karena itu, air hasil curian (yang merupakan barang yang
tidak baik) tidak sah digunakan untuk berwudhu.</li>
<li>Menghilangkan sesuatu yang menghalangi sampainya air ke kulit.<br />
Tidak sah wudhu seseorang yang memakai <i>kutek</i> atau yang lainnya yang dapat menghalangi sampainya air ke kulit. </li>
</ol>
<b>Rukun-Rukun Wudhu</b><br />
Rukun wudhu dikenal pula sebagai kewajiban wudhu yaitu
perkara-perkara yang harus dilakukan oleh orang yang berwudhu agar
wudhunya menjadi sah. Di antara rukun-rukun wudhu adalah:<br />
<br />
<b>1. Mencuci seluruh wajah</b><br />
Wajah adalah sesuatu yang tampak pada saat berhadapan. Batasan wajah
adalah mulai dari tempat tumbuhnya rambut bagian atas dahi hingga
bagian paling bawah dari jenggot atau dagu (jika memang tidak punya
jenggot). Ini bila ditinjau secara vertikal. Adapun batasan wajah
secara horizontal adalah dari telinga hingga ke telinga yang lain.<br />
Mencuci wajah merupakan salah satu rukan wudhu, artinya tidak sah wudhu tanpa mencuci wajah. Allah berfirman yang artinya, “<i>Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu</i>.”<br />
(QS. Al-Maidah: 6)<br />
Termasuk salah satu kewajiban dalam wudhu adalah menyela-nyela
jenggot bagi yang memiliki jenggot yang lebat berdasarkan hadits Anas
bin Malik <i>radhiyallahu ‘anhu</i> bahwasanya apabila Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>
berwudhu, beliau mengambil setelapak air kemudian memasukkannya ke
bawah dagunya selanjutnya menyela-nyela jenggotnya. Kemudian bersabda, “<i>Demikianlah Rabbku memerintahkanku</i>.” (HR. Abu Dawud, Al-Baihaqi, Al-Hakim dengan sanad shahih lighoirihi).<br />
Perlu untuk diperhatikan bahwa pegertian mencuci wajah termasuk di dalamnya <i>madhmadhoh</i> (berkumur-kumur) dan <i>istinsyaq</i>
(memasukkan air dan menghirupnya hingga ke bagian dalam hidung). Hal
ini karena mulut dan hidung juga termasuk bagian wajah yang harus
dicuci. Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> bersabda, “<i>Apabila salah seorang dari kalian berwudhu hendaklah ia melakukan istinsyaq.</i>”<br />
(HR. Muslim). Adapun tentang <i>madhmadhoh</i>, beliau <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> bersabda, “<i>Jika engkau berwudhu, maka lakukanlah madhmadhoh.</i>”<br />
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu majah dengan sanad yang shahih)<br />
Sehingga orang yang berwudhu tanpa disertai dengan <i>madhmadhoh</i> dan <i>istinsyaq</i> maka wudhunya tidak sah.<br />
<br />
<b>2. Mencuci kedua tangan hingga siku</b><br />
Para ulama telah bersepakat tentang wajibnya mencuci kedua tangan ketika berwudhu. Allah berfirman yang artinya, “<i>Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu dan juga tanganmu sampai dengan siku.</i>”<br />
(QS. Al-Maidah: 6)<br />
Perlu untuk diperhatikan bahwa siku adalah termasuk bagian tangan yang harus disertakan untuk dicuci.<br />
<br />
<b>3. Mengusap kepala serta kedua telinga</b><br />
Allah berfirman yang artinya, “… d<i>an usaplah kepalamu</i>.” (QS.
Al-Maidah: 6). Yang dimaksud dengan mengusap kepala adalah mengusap
seluruh bagian kepala mulai dari depan hingga belakang. Adapun apabila
seseorang mengenakan sorban, maka cukup baginya untuk mengusap rambut
di bagian ubun-ubunnya kemudian mengusap sorbannya. Demikian pula bagi
wanita yang mengenakan kerudung.<br />
Adapun mengusap kedua telinga hukumnya juga wajib karena termasuk bagian dari kepala. Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> bersabda, “<i>Kedua telinga termasuk kepala</i>.” (HR. Ibnu Majah, shahih). Mengusap kedua telinga ini dilakukan setelah mengusap kepala dengan tanpa mengambil air yang baru.<br />
<br />
<b>4. Mencuci kedua kaki hingga mata kaki.</b><br />
Allah berfirman yang artinya,” <i>dan (cucilah) kakimu sampai kedua mata kaki.</i>” (QS. Al-Maidah: 6)<br />
Perlu untuk diperhatikan bahwa kedua mata kaki adalah termasuk bagian
kaki yang harus disertakan untuk dicuci. Adapun menyela-nyela
jari-jari kaki hukumnya juga wajib apabila memungkinkan bagian antar
jari tidak tercuci kecuali dengan menyela-nyelanya.<br />
<br />
<b>5. <i>Muwalaat </i>(berturut-turut)</b><br />
<i>Muwalat</i> adalah berturut-turut dalam membasuh anggota wudhu.
Maksudnya adalah sebelum anggota tubuh yang dibasuhnya mengering, ia
telah membasuh anggota tubuh yang lainnya.<br />
Dalilnya adalah hadits Umar bin Khaththab<i> radhiyallahu ‘anhu</i>
bahwasanya ada seorang laki-laki yang berwudhu dan meninggalkan bagian
sebesar kuku pada kakinya yang belum tercuci. Ketika beliau <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> melihatnya maka beliau bersabda, “<i>Kembalilah dan perbaikilah wudhumu!</i>” (HR. Muslim). Dalam suatu riwayat dari sebagian sahabat Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>,
“Bahwasanya Nabi melihat seseorang sedang shalat, sementara di bagian
atas kakinya terdapat bagian yang belum terkena air sebesar dirham.
Maka Nabi memerintahkannya untuk mengulangi wudhu dan shalatnya.” (HR.
Abu dawud, shahih). Dari hadits di atas, dapat kita ketahui bahwa <i>muwalaat</i> merupakan salah satu rukun wudhu. Hal ini karena Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>
tidaklah mencukupkan diri dalam memerintahkan orang yang belum
sempurna wudhunya untuk mencuci bagian yang belum tercuci sebelumnya,
namun beliau memerintahkan orang tersebut untuk mengulangi wudhunya.<br />
<br />
<br />
Sunah-sunah Wudhu<br />
<br />
<br />
Yang dimaksud sunnah-sunnah wudhu adalah hal-hal yang menyempurnakan
wudhu. Di dalamnya terdapat tambahan pahala. Adapun jika hal-hal
tersebut ditinggalkan, wudhunya tetap sah. Di antara sunnah-sunnah
wudhu adalah:<br />
<br />
<br />
<b>1. Bersiwak</b><br />
Siwak diambil dari kata <i>saka</i>, yang artinya adalah
menggosok. Sedangkan menurut istilah, yang dimaksud dengan bersiwak
adalah menggunakan kayu siwak atau sejenisnya pada gigi untuk
menghilangkan warna kuning atau yang lainnya.<br />
Bersiwak ini sangat dianjurkan tatkala hendak berwudhu berdasarkan sabda Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>, “<i>Seandainya aku tidak khawatir memberatkan umatku, niscaya telah kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali berwudhu</i>.”<br />
(HR. Ahmad, dalam <i>Shohihul jami’</i>)<br />
<br />
<b>2. Mencuci kedua telapak tangan</b><br />
Yang dimaksud adalah mencuci kedua telapak tangan sebelum wudhu
ketika hendak mencuci wajah. Hal ini dilakukan masing-masing sebanyak
tiga kali berdasarkan hadits Utsman tentang sifat (cara) wudhu Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>, “…<i>lalu beliau menuangkan (air) di atas telapak tangannya tiga kali kemudian mencucinya</i>.”<br />
(HR. Bukhari dan Muslim)<br />
<br />
<b>3. <i>Madhmadhoh</i> (berkumur-kumr) dan <i>istinsyaq</i> (memasukkan air ke dalam hidung) dari satu telapak tangan sebanyak tiga kali.</b><br />
Hal ini berdasarkan hadits Abdullah bin Zaid <i>radhiyallahu ‘anhu</i> yang mengajarkan tentang sifat wudhu Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>, ” Bahwasanya beliau berkumur-kumur dan <i>istinsyaq</i>
dari satu telapak tangan. Beliau melakukan hal itu sebanyak tiga kali.”
(HR. Muslim). Termasuk sunnah dalam wudhu adalah bersungguh-sungguh
tatkala <i>beristnsyaq </i>(memasukkan air ke dalam hidung), kecuali bagi orang yang bepuasa. Hal ini berdasarkan sabda Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>, “<i>Bersungguh-sunguhlah dalam beristinsyaq, kecuali kamu dalam keadaan berpuasa.</i><br />
(HR. Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad dengan sanad yang shahih)<br />
Perlu untuk diketahui bahwa ber<i>madhmadhoh</i> serta ber<i>istinsyaq</i> dalam wudhu hukumnya wajib (sebagaimana penjelasan yang terdahulu tentang rukun-rukun wudhu). Adapun ber<i>madhmadhoh</i> dan beri<i>stinsyaq</i>
dengan menggunakan satu telapak tangan serta melakukannya sebanyak
tiga kali hukumnya hanyalah sunnah. Demikian pula bersungguh-sungguh
dalam ber<i>istinsyaq</i> tatkala berwudhu selain bagi orang yang berpuasa, ini pun hukumnya hanyalah sunnah.<br />
<br />
<b>4. <i>Tayamun</i></b><br />
Yang dimaksud dengan <i>tayamun</i> adalah mencuci anggota wudhu
dengan memulainya dari bagian anggota wudhu yang kanan dulu kemudian ke
bagian yang kiri pada saat mencuci kedua tangan atau kaki.<br />
Dalilnya adalah perbuatan Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas <i>radhiyallahu ‘anhu</i> tatkala menceritakan sifat wudhu Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam.</i> Ibnu Abbas <i>radhiyallahu ‘anhu</i>
berkata, “…Kemudian beliau mengambil seciduk air lalu mencuci tangan
kanannya, kemudian mengambil seciduk air lalu mencuci tangan kirinya.
Kemudian beliau mengusap kepalanya. Selanjutnya beliau mengambil
seciduk air lalu menyiramkannya pada kaki kanannya hingga mencucinya.
Kemudian beliau mengambil seciduk air lagi lalu mencuci kaki kirinya.”<br />
(HR. Bukhari)<br />
<br />
<b>5. Mencuci anggota-anggota wudhu sebanyak tiga kali.</b><br />
Hali ini merupakan cara wudhu yang paling sempurna berdasarkan hadits A’robi (arab badui) tatkala ia bertanya kepada Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> tentang wudhu, kemudian beliau <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> mengajarinya tiga kali-tiga kali. Selanjutnya beliau <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> bersabda, “<i>Inilah cara berwudhu..</i>.” (HR. Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad, shohih). Juga berdasarkan hadits Utsman <i>radhiyallahu ‘anhu</i> yang suatu ketika memperlihatkan cara wudhu Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>. Utsman <i>radhiyallahu ‘anhu</i> berwudhu tiga kali tiga kali kemudian berkata, “<i>Aku melihat Nabi berwudhu seperti wudhuku ini…</i>” (HR. Bukhari dan Muslim). Adapun berwudhu sekali-sekali ataupun dua kali dua kali, ini pun juga diperbolehkan karena Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>juga pernah melakukannya.<br />
<br />
<b>6. Berdoa setelah wudhu</b><br />
Berdoa setelah wudhu merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan, berdasarkan hadits dari Umar <i>radhiyallahu ‘anhu</i> bahwasanya Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>bersabda, “<i>Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu dengan sempurna, kemudian mengucapkan</i> ‘<b><i>Asyhadu allaa ilaha illallah wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna muhammdan abduhu wa rosuluhu</i></b>‘ <i>kecuali dibukakan baginya delapan pintu surga dan ia boleh masuk dari pintu mana saja yang ia suka.”</i><br />
(HR. Muslim). Di dalam lafadz Tirmidzi ada tambahan bacaan, “<b><i>Allahumma ijnalni minattawwabiin wa ij’alni minal mutathohhiriin</i></b>.<br />
HR. Tirmidzi, shahih)<br />
<br />
<b>7. Shalat dua rakaat setelah wudhu</b><br />
Amalan ini mempunyai nilai yang sangat agung di dalam Islam berdasarkan hadits Utsman <i>radhiyallahu ‘anhu</i>. Tatkala Utsman <i>radhiyallahu ‘anhu</i> selesai mempraktekkan cara wudhu Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>, beliau berkata, “Aku melihat Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian beliau bersabda, ‘<i>Barang
siapa berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian shalat dua rakaat dengan
penuh kekhusyukan, maka Allah akan mengampuni dosanya yang telah
lalu.’</i>” (HR. Bukhari dan Muslim)<br />
Demikian beberapa syarat, rukun dan sunnah-sunnah wudhu yang
hendaknya menjadi perhatian bagi kita semua untuk kita amalkan agar
wudhu kita sesuai dengan petunjuk Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>.
Sebenarnya ada beberapa permasalahan di atas yang masih menjadi
perselisihan para ulama tentang pengelompokannya menjadi syarat, rukun
atau sunnah wudhu, akan tetapi sengaja tidak kami tampilkan dan hanya
dipilih yang paling kuat pendapatnya menurut penulis untuk mempermudah
pembahasan. Mudah-mudahan Allah memberikan taufik kepada penulis dan
menjadikan tulisan ini sebagai tabungan amal shalih bagi penulis di
akhirat kelak serta bermanfaat bagi para pembaca sekalian.<br />
<a href="http://www.muslim.or.id/" rel="nofollow">http://www.muslim.or.id</a><br />
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
</h3>
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-64985625827532255522013-04-04T00:23:00.001-07:002013-04-27T06:40:45.277-07:00SyaratSahnya Amal Sholeh<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
</h3>
<i> </i><br />
<i> </i> Untuk mengetahui sah atau tidaknya suatu amalan seseorang di<br />
ijabahi atau di kabulkan oleh Allah swt, hal ini sangat sulit, karena<br />
tidak ada mengetahui hal itu secara pasti kecuali Allah swt saja<br />
Tapi Allah swt, yang Maha Pengasih dan penyayang.Telah banyak<br />
banyak memberi peringatan, penjelasan atau gambaran di dalam<br />
dalam Al-qur'an atau Al- hadist.<br />
<br />
Syarat-Syarat antara lain;<br />
1. Harus beriman kepada Allah, dan mentauhidkanNya. <br />
2. Dengan niat ikhlas mencari ridlaNya Allah<br />
3. Muwafaqah artinya, sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah saw<br />
Dan banyak ayat Al-quran atau Hadist yang menerangkan antara<br />
lain yaitu;<br />
<br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> <span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;">Rasulullah saw bersabda</span><br />
</span></span></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> </span></span> </span><br />
<div align="justify" dir="rtl" style="margin-left: .52cm;">
<span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: xx-small;">إِنَّمَا الأعْمَالُ بِالنِّيَاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى</span></span><span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: xx-small;">إِ</span></span></div>
<div align="justify">
<i><span style="font-size: xx-small;"> <span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;">Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung</span> <span style="font-size: small;">pada niatnya dan bagi setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai yang telah diniatkan </span></span></span></i><br />
<i><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;">HR Muttaqien Alaihi</span></span></span></i><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> <br />
</span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: xx-small;"> <span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;">Rasulullah saw bersabda</span></span> </span><br />
<div align="justify" dir="rtl" style="margin-left: .52cm;">
<span style="font-family: Tahoma;"><span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: xx-small;">إِنَّ اللهَ لا يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلا مَا كَانَ لَهُ خَالِصاً وَابْتَغِي بِهِ وَجْهَهُ </span></span></span><span style="font-size: xx-small;">(</span><span style="font-family: Tahoma;"><span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: xx-small;">رواه النسائي وحسنه الألباني</span></span></span><span style="font-size: xx-small;">) </span></div>
<div align="justify">
<span style="font-size: xx-small;"><i> <span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;">Sesungguhnya Allah tidak nmenerima suatu amalan kecualidari orang orang yang ikhlas dan hanya mengharap wajahnya HR An Masa'i</span><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><br />
</span></span></span></span></i></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><i><br /></i></span></span></div>
2. Dengan niat Ikhlas mencari ridla Allah <br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> <span style="font-size: small;">Rasulullah saw besabda</span> </span> </span><br />
<div align="justify" dir="rtl" style="margin-left: .52cm;">
<span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: xx-small;">مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ</span></span></div>
<div align="justify">
<i><span style="font-size: xx-small;"> <span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;">Barang siapa yang megada-ada dalam urusan ( agama ) bukan darinya maka akan tertolak HR Bukhari Muslim</span><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><br />
</span></span></span></span></i><br />
<br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><i><span style="font-size: xx-small;"> </span></i><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;">Rasulullah saw bersabda</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: xx-small;"><br />
</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> <i><span style="font-size: small;">Barang siapa megerjakan suatu amalan yang tidak ada perintah dari Kami maka amalanya akan tertolak</span></i></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><i> <br />
</i></div>
<div align="justify" dir="rtl" style="margin-left: .52cm;">
<span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: xx-small;">مَنْ عَمِلَ عَمَلا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرِنَا فَهُوَ رَدٌّ</span></span></div>
<div align="justify">
<i><span style="font-size: xx-small;"> </span></i><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><i><br /></i></span></span></div>
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> <br />
</span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><i><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> </span></span></span></span></span></i></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> </span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> <span style="font-size: small;">Firman Allah</span> </span></span></span></span></span></div>
<br />
<br />
<div align="justify" dir="rtl" style="margin-left: .52cm;">
<span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: xx-small;">قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ</span></span></div>
<div align="justify">
<i><span style="font-size: xx-small;"> <span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: small;">Katakanlah
jikalau Kamu ( benar-benar )mencintai Allah ikutilah aku niscaya Allah
mengasihi da mengapuni dosa dosamu QS.Ali Imran 31 </span><span style="font-size: xx-small;"><br />
</span></span></span></i><br />
<i><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> <span style="font-size: xx-small;"><br />
</span></span></span></span></span></i><br />
<i><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> </span></span></span></span></span></i><span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: xx-small;"><br /></span></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: xx-small;"> </span></span></div>
<span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: xx-small;">قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ</span></span><br />
<br />
<i> “Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan </i><br />
<i> apa
yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah” (Q.S. Al-Hasyr : 7)</i><br />
<br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-89847992682214556942013-04-04T00:22:00.001-07:002013-04-27T07:43:56.697-07:00Sumber Hukum Dalam Islam<br />
<br />
<table class="toc" id="toc"><tbody>
<tr><td><br /></td>
</tr>
</tbody></table>
<h2>
<span class="mw-headline" id="Sumber_Hukum_Islam"><i><span style="color: blue;"></span></i><br /> </span></h2>
<h3>
<span class="mw-headline" id="Al-Qur.27an">1.Al-Qur'an</span></h3>
Alquran sebagai kitab suci umat islam yang diturunkan kepada Nabi<br />
Muhammad untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia hingga<br />
akhir
zaman. Selain sebagai sumber ajaran Islam.<br />
Al Qur'an merupakan kitab suci terakhir yang turun dari serangkaian<br />
kitab suci lainnya yang pernah diturunkan ke dunia. Dalam upaya memahami
isi Al Qur'an dari waktu ke waktu telah berkembang tafsiran tentang isi2 Al-Qurannamun tidak ada yang saling bertentangan.<br />
<br />
<h3>
<span class="mw-headline" id="Al-Hadist">2.Al-Hadist</span></h3>
Hadist terbagi dalam beberapa derajat keasliannya, diantaranya adalah:<br />
1.Shohih 2. Hasan 3.Dhaif ( lemah ) 4. Maudu' ( palsau )<br />
Hadits yang dijadikan acuan hanya hadits dengan derajat shoheh dan
hasan, kemudian hadits dhoif dan maudu wajib ditinggalkan oleh umat
Muslim.<br />
Perbedaan al-qur'an dan al-Hadist<br />
1.Adalah al-qur'an, merupakan kitab
suci yang berisikan kebenaran, hukum hukum dan firman Allah, yang
kemudian dibukukan menjadi satu bundel, untuk seluruh umat manusia.<br />
2. Al-hadist, merupakan kumpulan yang khusus memuat sumber hukum
Islam setelah al Qur'an berisikan aturan pelaksanaan, tata cara akhlak,
ucapan yang dinisbatkan kepada Rasulullah. Walaupun ada beberapa
pertentangan di dalamnya tapi merupakan kebenaran yang hanya orang orang
yang diberikan izin oleh Allah untuk bisa memahaminya dan semua ini
atas kehendak Allah.<br />
<h3>
<span class="mw-headline" id="Ijtihad">3.Ijtihad</span></h3>
Adalah sebuah usaha para ulama,
untuk menetapkan sesuatu putusan hukum Islam, berdasarkan al Qur'an dan
al Hadist. Ijtihad dilakukan setelah Nabi Muhammad wafat sehingga tidak
bisa langsung menanyakan pada beliau tentang sesuatu hukum. Namun, ada
hal-hal ibadah tidak bisa di ijtihadkan. Beberapa macam ijtihad, antara lain : <br />
<br />
1. Ijma' , Kesepakatan para ulama<br />
2. Qiyas, diumpamakan sesuatu hal yang mirip dan<br />
hukumnya sdh jelas<br />
3. Maslahah Mursalah, untuk kemaslahatan umat<br />
4. URF, kebiasaan<br />
<br />
Al Qur'an dalam surat Al Ahzab
ayat 36 mengajarkan bahwa sekiranya Allah dan rasul-Nya sudah
memutuskan suatu perkara, maka umat Islam tidak diperkenankan mengambil
ketentuan lain.<br />
Oleh sebab itu,
jika terdapat suatu perkara yang Allah dan rasul-Nya belum menetapkan
ketentuannya, maka umat Islam dapat menentukan sendiri ketetapannya itu.<br />
<br />
Pemahaman makna ini didukung oleh ayat al Qur'an dalam Surat Al Maidah
yang menyatakan bahwa hal-hal yang tidak dijelaskan ketentuannya sudah
dimaafkan Allah.<br />
Dengan demikian, perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani hidup beribadahnya
kepada Allah itu dapat disederhanakan dalam dua kategori, yaitu<br />
<br />
1. Asas Syara'<br />
2. Furu' Syara'.<br />
ASAS SYARA' Yaitu perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya dalam al Qur'an
atau al Hadits. Kedudukannya sebagai Pokok Syari'at Islam dimana al
Qur'an itu asas pertama <i>Syara`</i> dan al Hadits itu asas kedua
syara'. Sifatnya, pada dasarnya mengikat umat Islam seluruh dunia
dimanapun berada, sejak kerasulan Nabi Muhammad hingga akhir zaman,
kecuali dalam keadaan darurat.<br />
<br />
Keadaan darurat dalam istilah agama Islam diartikan sebagai suatu
keadaan yang memungkinkan umat Islam tidak mentaati Syariat Islam, ialah
keadaan yang terpaksa atau dalam keadaan yang membahayakan diri secara
lahir dan batin, dan keadaan tersebut tidak diduga sebelumnya atau tidak
diinginkan sebelumnya, demikian pula dalam memanfaatkan keadaan
tersebut tidak berlebihan. Jika keadaan darurat itu berakhir maka segera
kembali kepada ketentuan syariat yang berlaku.<br />
FURU' SYARA' Yaitu perkara yang tidak ada atau tidak jelas ketentuannya dalam al
Quran dan al Hadist. Kedudukannya sebagai cabang Syariat Islam. Sifatnya
pada dasarnya tidak mengikat seluruh umat Islam di dunia kecuali
diterima Ulil Amri setempat menerima sebagai peraturan / perundangan yang berlaku dalam
wilayah kekuasaannya. Perkara atau masalah yang masuk dalam furu' syara'
ini juga disebut sebagai perkara <i>ijtihadiyah</i> <span class="reference-text"><i>"Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu)
hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika
kamu menanyakan di waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya akan
diterangkan kepadamu, Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyantun."</i> (Al-Maidah 2.5;101</span> )<br />
<br />
<b>Kebenaran Al-Qur’an </b>
<br />
<b> </b>Abdul Wahab Khallaf (Mardias Gufron, 2009)
mengatakan bahwa “kehujjahan Al-Qur’an itu terletak pada kebenaran dan
kepastian isinya yang sedikitpun tidak ada keraguan atasnya”. Hal ini
sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi:<br />
ذَالِكَ الْكِتَابُ لاَرَيْبَ فِيْهِ هُدًىلِّلْمُتَّقِيْنَ<br />
Artinya: <i>“Kitab (Al-Qur’an ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (Q. S. Al-Baqarah, 2 :2).</i><br />
Berdasarkan ayat di atas yang menyatakan bahwa kebenaran Al-Qur’an
itu tidak ada keraguan padanya, maka seluruh hukum-hukum yang terkandung
di dalam Al-Qur’an merupakan aturan-aturan Allah yang wajib diikuti
oleh seluruh ummat manusia sepanjang masa hidupnya.<br />
M. Quraish Shihab (Mardias Gufron, 2009) menjelaskan bahwa “seluruh
Al-Qur’an sebagai wahyu, merupakan bukti kebenaran Nabi SAW sebagai
utusan Allah, tetapi fungsi utamanya adalah sebagai petunjuk bagi
seluruh ummat manusia”.<br />
<b>B. Kemukjizatan Al-Qur’an</b><br />
Mukjizat memiliki arti “sesuatu yang luar biasa yang tiada kuasa
manusia membuatnya karena hal itu adalah di luar kesanggupannya”<i> </i>(Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsiran Al-Qur’an, 1990).<br />
Mukjizat merupakan suatu kelebihan yang Allah SWT berikan kepada para
nabi dan rasul untuk menguatkan kenabian dan kerasulan mereka, dan
untuk menunjukan bahwa agama yang mereka bawa bukanlah buatan mereka
sendiri melainkan benar-benar datang dari Allah SWT. Seluruh nabi dan
rasul memiliki mukjizat, termasuk di antara mereka adalah Rasulullah
Muhammad SAW yang salah satu mukjizatnya adalah Kitab Suci Al-Qur’an.<br />
Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang diberikan kepada nabi
Muhammad SAW, karena Al-Qur’an adalah suatu mukjizat yang dapat
disaksikan oleh seluruh ummat manusia sepanjang masa, karena Rasulullah
SAW diutus oleh Allah SWT untuk keselamatan manusia kapan dan dimana pun
mereka berada. Allah telah menjamin keselamatan Al-Qur’an sepanjang
masa, hal tersebut sesuai dengan firman-Nya yang berbunyi,<br />
إَنَّانَحْنُ نَزَّلْنَا الذّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظِوْنَ<br />
Artinya: <i>“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami tetap memeliharanya” (Q. S. Al-Hijr, 15:9).</i><br />
Adapun beberapa bukti dari kemukjizatan Al-Qur’an, antara lain:<br />
<ol>
<li>Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang berisi tentang
kejadian-kejadian yang akan terjadi di masa mendatang, dan apa-apa yang
telah tercantum di dalam ayat-ayat tersebut adalah benar adanya.</li>
<li>Di dalam Al-Qur’an terdapat fakta-fakta ilmiah yang ternyata dapat
dibuktikan dengan ilmu pengetahuan pada zaman yang semakin berkembang
ini.</li>
</ol>
<b> </b><br />
<b>C. Dasar-Dasar Al-Qur’an dalam Membuat Hukum</b><br />
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an untuk dijadikan dasar hukum yang
disampaikan kepada ummat manusia agar mereka mengamalkan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Pedoman Al-Qur’an dalam
mengadakan perintah dan larangan-Nya adalah tidak memberatkan dan
diturunkan secara berangsur-angsur.<br />
<b> </b><br />
<b> Al-Qur’an Tidak Memberatkan</b><br />
Al-qur’an diturunkan tidak untuk memberatkan ummat manusia, sebagaimana firman-Nya:<br />
يُرِيْدُاللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَوَلاَيُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ<br />
Artinya: <i>“Allah menghendaki kelonggaran bagimu dan tidak menghendaki kesempitan bagimu” (Q.S. Al-Baqarah, 2:185).</i><br />
<b> Al-Qur’an Turun Secara Berangsur-Angsur</b><br />
<b> </b>Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur selama
23 tahun, yaitu 13 tahun di Makkah dan 10 tahun di Madinah. Hikmah
diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur, antara lain:<br />
<ol>
<li>Agar lebih mudah dimengerti dan dilaksanakan.</li>
<li>Turunnya Al-Qur’an berdasarkan suatu kejadian tertentu akan lebih mengesankan dan berpengaruh di hati.</li>
<li>Memudahkan dalam menghafal dan memahaminya.</li>
</ol>
<b>D. Al-Qur’an Sebagai Sumber Ijtihad yang Pertama</b><br />
<b> </b>Ijihad adalah “sebuah usaha untuk menetapkan hukum Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits”<i> </i>(Lina Dahlan, 2006). Terdapat beberapa macam ijtihad, di antaranya adalah sebagai berikut:<br />
<ol>
<li><i>‘Ijma</i>: Kesepakatan ulama,</li>
<li><i>Qiyas</i>: diumpamakan dengan suatu hal yang mirip dan sudah jelas hukumnya,</li>
<li><i>Maslahah Mursalah</i>: untuk kemaslahatan ummat,</li>
<li><i>‘Urf: </i>kebiasaan.</li>
</ol>
<i> </i><br />
Para fuqaha dari berbagai madzhab-madzhab Islam telah mengungkapkan
berbagai pandangan mereka yang berbeda-beda mengenai sumber-sumber
Ijtihad.<br />
Al-Qur’an merupakan sumber utama hukum-hukum Ilahi. Al-Qur’an lebih
diutamakan daripada sumber-sumber lain yang dirujuk guna mendapatkan
berbagai hukum <i>(ahkam)</i> syari’ah. Al-Qur’an telah dan akan tetap
– selain merupakan sumber konfrehensif hukum-hukum Ilahi – juga menjadi
kriteria untuk menilai berbagai hadits. Atas dasar inilah, sejak zaman
nabi Muhammad SAW hingga saat ini dan untuk selamanya, Al-Qur’an telah
menjadi sumber rujukan utama bagi para fuqaha Islam.<br />
<br />
<br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US"><span style="mso-list: Ignore;">.1.1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b><span lang="EN-US">Al-Hadits</span></b>
<span lang="EN-US"> </span><br />
<span lang="EN-US">Hadits secara harfiah berarti perkataan
atau percakapan. Dalam terminologi Islam perkataan dimaksud adalah perkataan
dari Nabi Muhammad SAW. Namun sering kali kata ini mengalami perluasan makna
sehingga disinonimkan dengan sunnah sehingga berarti segala perkataan (sabda),
perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan
ketetapan ataupun hukum dalam agama. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama
Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum dibawah Al Qur’an.
Hadits nabi adalah catatan segala tindak tanduk nabi yang tertuang dalam
ucapan, sikap dan diamnya nabi.</span><b><span lang="EN-US"> </span></b><br />
<b><span lang="EN-US">Klasifikasi Hadits</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US"><span style="mso-list: Ignore;"> </span></span></b><br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US"><span style="mso-list: Ignore;">2.1.1.1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b><span lang="EN-US">Berdasarkan Ujung Sanad</span></b><br />
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7765651419550743508" name="more"></a><span lang="EN-US">Sanad ialah rantai penutur/perawi
(periwayat) hadits. Sanad terdiri atas seluruh penutur mulai dari orang yang
mencatat hadits tersebut dalam bukunya (kitab hadits) hingga mencapai
Rasulullah. Sanad, memberikan gambaran keaslian suatu riwayat. Jika diambil
dari contoh sebelumnya maka sanad hadits bersangkutan adalah:</span><i><span lang="EN-US">Al-Bukhari > Musaddad > Yahyaa > Syu’bah
> Qatadah > Anas > Nabi Muhammad SAW</span></i><span lang="EN-US">Sebuah hadits dapat memiliki beberapa sanad dengan
jumlah penutur/perawi bervariasi dalam lapisan sanadnya, lapisan dalam sanad
disebut dengan thaqabah. Signifikansi jumlah sanad dan penutur dalam tiap
thaqabah sanad akan menentukan derajat hadits tersebut, hal ini dijelaskan
lebih jauh pada klasifikasi hadits.</span><span lang="EN-US">Berdasarkan klasifikasi ini hadits
dibagi menjadi 3 golongan yakni marfu' (terangkat)</span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"></span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Marfu'</span></i></b><span lang="EN-US"> adalah hadits yang sanadnya berujung langsung pada Nabi Muhammad
SAW (contoh:hadits sebelumnya)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Mauquf</span></i></b><span lang="EN-US"> adalah hadits yang sanadnya terhenti pada para sahabat nabi tanpa
ada tanda-tanda baik secara perkataan maupun perbuatan yang menunjukkan derajat
marfu'. Contoh: Al Bukhari dalam kitab Al-Fara'id (hukum waris) menyampaikan
bahwa Abu Bakar, Ibnu Abbas dan Ibnu Al-Zubair mengatakan: "Kakek adalah
(diperlakukan seperti) ayah". Namun jika ekspresi yang digunakan sahabat
seperti "Kami diperintahkan..", "Kami dilarang untuk...",
"Kami terbiasa... jika sedang bersama rasulullah" maka derajat hadits
tersebut tidak lagi mauquf melainkan setara dengan marfu'.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Maqtu'</span></i></b><span lang="EN-US"> adalah hadits yang sanadnya berujung pada para Tabi'in (penerus).
Contoh hadits ini adalah: Imam Muslim meriwayatkan dalam pembukaan sahihnya
bahwa Ibnu Sirin mengatakan: "Pengetahuan ini (hadits) adalah agama, maka
berhati-hatilah kamu darimana kamu mengambil agamamu".</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-left: 108.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US">Keaslian hadits yang terbagi atas golongan ini sangat
bergantung pada beberapa faktor lain seperti keadaan rantai sanad maupun
penuturnya. Namun klasifikasi ini tetap sangat penting mengingat klasifikasi
ini membedakan ucapan dan tindakan Rasulullah SAW dari ucapan para sahabat
maupun tabi'in dimana hal ini sangat membantu dalam area perdebatan dalam fikih
( Suhaib Hasan, Science of Hadits).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 108.0pt; mso-list: l5 level4 lfo1; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US"><span style="mso-list: Ignore;">2.1.1.2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">Berdasarkan Keutuhan Rantai / Lapisan Sanad</span></b></div>
<div style="line-height: 150%; margin-left: 108.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US">Berdasarkan klasifikasi ini hadits terbagi menjadi
beberapa golongan yakni Musnad, Munqati', Mu'allaq, Mu'dal dan Mursal. Keutuhan
rantai sanad maksudnya ialah setiap penutur pada tiap tingkatan dimungkinkan
secara waktu dan kondisi untuk mendengar dari penutur diatasnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 108.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Ilustrasi sanad : <i>Pencatat Hadits > penutur
4> penutur 3 > penutur 2 (tabi'in) > penutur 1(Para
sahabat) > Rasulullah SAW</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Musnad</span></i></b><span lang="EN-US">, sebuah hadits tergolong musnad apabila urutan sanad yang dimiliki
hadits tersebut tidak terpotong pada bagian tertentu. Yakni urutan penutur
memungkinkan terjadinya transfer hadits berdasarkan waktu dan kondisi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Mursal</span></i></b><span lang="EN-US">, bila penutur 1 tidak dijumpai atau dengan kata lain seorang
tabi'in menisbatkan langsung kepada Rasulullah SAW (contoh: seorang tabi'in
(penutur2) mengatakan "Rasulullah berkata" tanpa ia menjelaskan
adanya sahabat yang menuturkan kepadanya).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Munqati’</span></i></b><span lang="EN-US">, bila sanad putus pada salah satu penutur yakni penutur 4 atau 3</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Mu'dal</span></i></b><span lang="EN-US">, bila sanad terputus pada dua generasi penutur berturut-turut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Mu'allaq</span></i></b><span lang="EN-US">, bila sanad terputus pada penutur 4 hingga penutur 1 (Contoh: <i>"Seorang
pencatat hadits mengatakan, telah sampai kepadaku bahwa Rasulullah
mengatakan...."</i> tanpa ia menjelaskan sanad antara dirinya hingga
Rasulullah).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 108.0pt; mso-list: l5 level4 lfo1; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US"><span style="mso-list: Ignore;">2.1.1.3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b><span lang="EN-US">Berdasarkan Jumlah
Penutur</span></b></div>
<div style="line-height: 150%; margin-left: 108.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US">Jumlah penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur dalam
tiap tingkatan dari sanad, atau ketersediaan beberapa jalur berbeda yang
menjadi sanad hadits tersebut. Berdasarkan klasifikasi ini hadits dibagi atas
hadits Mutawatir dan hadits Ahad.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l0 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits mutawatir</span></i></b><span lang="EN-US">, adalah hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari
beberapa sanad dan tidak terdapat kemungkinan bahwa mereka semua sepakat untuk
berdusta bersama akan hal itu. Jadi hadits mutawatir memiliki beberapa sanad
dan jumlah penutur pada tiap lapisan (thaqabah) berimbang. Para
ulama berbeda pendapat mengenai jumlah sanad minimum hadits mutawatir (sebagian
menetapkan 20 dan 40 orang pada tiap lapisan sanad). Hadits mutawatir sendiri
dapat dibedakan antara dua jenis yakni mutawatir lafzhy (redaksional sama pada
tiap riwayat) dan ma'nawy (pada redaksional terdapat perbedaan namun makna sama
pada tiap riwayat)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l0 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits ahad</span></i></b><span lang="EN-US">, hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang namun tidak
mencapai tingkatan mutawatir. Hadits ahad kemudian dibedakan atas tiga jenis
antara lain : </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 144.0pt; mso-list: l0 level2 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Courier New"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Courier New";"><span style="mso-list: Ignore;">o<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><i><span lang="EN-US">Gharib</span></i><span lang="EN-US">, bila hanya terdapat satu jalur sanad (pada salah satu lapisan
terdapat hanya satu penutur, meski pada lapisan lain terdapat banyak penutur)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 144.0pt; mso-list: l0 level2 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Courier New"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Courier New";"><span style="mso-list: Ignore;">o<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><i><span lang="EN-US">Aziz</span></i><span lang="EN-US">, bila terdapat dua jalur sanad (dua penutur pada salah satu
lapisan)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 144.0pt; mso-list: l0 level2 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Courier New"; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Courier New";"><span style="mso-list: Ignore;">o<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><i><span lang="EN-US">Mashur</span></i><span lang="EN-US">, bila terdapat lebih dari dua jalur sanad (tiga atau lebih penutur
pada salah satu lapisan) namun tidak mencapai derajat mutawatir.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 108.0pt; mso-list: l5 level4 lfo1; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US"><span style="mso-list: Ignore;">2.1.1.4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b><span lang="EN-US">Berdasarkan Tingkat
Keaslian Hadits</span></b></div>
<div style="line-height: 150%; margin-left: 108.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US">Kategorisasi tingkat keaslian hadits adalah klasifikasi
yang paling penting dan merupakan kesimpulan terhadap tingkat penerimaan atau
penolakan terhadap hadits tersebut. Tingkatan hadits pada klasifikasi ini
terbagi menjadi 4 tingkat yakni shahih, hasan, da'if dan maudu'</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l4 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Shahih</span></i></b><span lang="EN-US">, yakni tingkatan tertinggi penerimaan pada suatu hadits. Hadits
shahih memenuhi persyaratan sebagai berikut: </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 144.0pt; mso-list: l4 level2 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="EN-US">Sanadnya bersambung;</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 144.0pt; mso-list: l4 level2 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="EN-US">Diriwayatkan oleh
penutur/perawi yg adil, memiliki sifat istiqomah, berakhlak baik, tidak fasik,
terjaga muruah(kehormatan)-nya, dan kuat ingatannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 144.0pt; mso-list: l4 level2 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="EN-US">Matannya tidak mengandung
kejanggalan/bertentangan (syadz) serta tidak ada sebab tersembunyi atau tidak
nyata yg mencacatkan hadits .</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l4 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Hasan</span></i></b><span lang="EN-US">, bila hadits yg tersebut sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh
rawi yg adil namun tidak sempurna ingatannya, serta matannya tidak syadz serta
cacat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l4 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Dhaif (lemah)</span></i></b><span lang="EN-US">, ialah hadits yang sanadnya tidak bersambung (dapat berupa mursal,
mu’allaq, mudallas, munqati’ atau mu’dal) dan diriwayatkan oleh orang yang
tidak adil atau tidak kuat ingatannya, mengandung kejanggalan atau cacat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l4 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Maudu’</span></i></b><span lang="EN-US">, bila hadits dicurigai palsu atau buatan karena dalam sanadnya
dijumpai penutur yang memiliki kemungkinan berdusta.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 108.0pt; mso-list: l5 level4 lfo1; text-align: justify; text-indent: -45.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US"><span style="mso-list: Ignore;">2.1.1.5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b><span lang="EN-US">Hadits Jenis-Jenis Lain</span></b></div>
<div style="line-height: 150%; margin-left: 108.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US">Adapun beberapa jenis hadits lainnya yang tidak
disebutkan dari klasifikasi di atas antara lain:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l3 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Matruk</span></i></b><span lang="EN-US">, yang berarti hadits yang ditinggalkan yaitu Hadits yang hanya
dirwayatkan oleh seorang perawi saja dan perawi itu dituduh berdusta.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l3 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Mungkar</span></i></b><span lang="EN-US">, yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi yang lemah
yang bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang
terpercaya/jujur.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l3 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Mu'allal</span></i></b><span lang="EN-US">, artinya hadits yang dinilai sakit atau cacat yaitu hadits yang
didalamnya terdapat cacat yang tersembunyi. Menurut Ibnu Hajar Al Atsqalani
bahwa hadis Mu'allal ialah hadits yang nampaknya baik tetapi setelah diselidiki
ternyata ada cacatnya. Hadits ini biasa juga disebut Hadits Ma'lul (yang
dicacati) dan disebut Hadits Mu'tal (Hadits sakit atau cacat)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l3 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Mudlthorib</span></i></b><span lang="EN-US">, artinya hadits yang kacau yaitu hadits yang diriwayatkan oleh
seorang perawi dari beberapa sanad dengan matan (isi) kacau atau tidaksama dan
kontradiksi dengan yang dikompromikan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l3 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Maqlub</span></i></b><span lang="EN-US">, yakni hadits yang terbalik yaitu hadits yang diriwayatkan ileh
perawi yang dalamnya tertukar dengan mendahulukan yang belakang atau sebaliknya
baik berupa sanad (silsilah) maupun matan (isi)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l3 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Gholia</span></i></b><span lang="EN-US">, yaitu hadits yang terbalik sebagian lafalnya hingga pengertiannya
berubah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l3 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Mudraj</span></i></b><span lang="EN-US">, yaitu hadits yang mengalami penambahan isi oleh perawinya</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l3 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Syadz</span></i></b><span lang="EN-US">, Hadits yang jarang yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi
orang yang terpercaya yang bertentangan dengan hadits lain yang diriwayatkan
dari perawi-perawi yang lain.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 126.0pt; mso-list: l3 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><i><span lang="EN-US">Hadits Mudallas</span></i></b><span lang="EN-US">, disebut juga hadits yang disembunyikan cacatnya. Yaitu Hadits yang
diriwayatkan oleh melalui sanad yang memberikan kesan seolah-olah tidak ada
cacatnya, padahal sebenarnya ada, baik dalam sanad atau pada gurunya. Jadi
Hadits Mudallas ini ialah hadits yang ditutup-tutupi kelemahanya tolong kritik dan saran amal ikhlas anda untuk para santri Kami yang sedang menuntut ilmu, wawllhu'alam bisshawab. </span></div>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
</h3>
<table id="asn-dismissable-notice" style="background: none repeat scroll 0% 0% transparent; height: 6694px; width: 653px;"><tbody>
<tr><td valign="top"><br /></td><td valign="top"><br /></td></tr>
<tr><td><br /></td></tr>
</tbody></table>
<table id="asn-dismissable-notice" style="background: none repeat scroll 0% 0% transparent; height: 6826px; width: 182px;"><tbody>
<tr><td valign="top"><br /></td><td valign="top"><br /></td></tr>
<tr><td><br /></td></tr>
</tbody>
</table>
<br />
<table id="asn-dismissable-notice" style="background: none repeat scroll 0% 0% transparent; height: 50px; width: 10px;">
<tbody>
<tr><td valign="top"><br /></td><td valign="top"><br /></td><td valign="top"><br /></td>
</tr>
<tr><td><br /></td><td><br /></td><td valign="top"><br /></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
</h3>
<table id="asn-dismissable-notice" style="background: none repeat scroll 0% 0% transparent; width: 100%px;"><tbody>
<tr><td valign="top"><br /></td><td valign="top"><br /></td></tr>
<tr><td><br /></td></tr>
</tbody></table>
<div class="post-header">
</div>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
</h3>
<table id="asn-dismissable-notice" style="background: none repeat scroll 0% 0% transparent; height: 6893px; width: 664px;"><tbody>
<tr><td valign="top"><br /></td><td valign="top"><br /></td></tr>
<tr><td><br /></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table id="asn-dismissable-notice" style="background: none repeat scroll 0% 0% transparent; height: 50px; width: 10px;"><tbody>
<tr><td valign="top"><br /></td><td valign="top"><br /></td><td valign="top"><br /></td></tr>
<tr><td><br /></td><td><br /></td><td valign="top"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
</h3>
<table id="asn-dismissable-notice" style="background: none repeat scroll 0% 0% transparent; width: 100%px;"><tbody>
<tr><td valign="top"><br /></td><td valign="top"><br /></td></tr>
<tr><td><br /></td></tr>
</tbody></table>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-38719482596853988112013-04-04T00:21:00.001-07:002013-04-12T03:40:15.841-07:00Ilmi Tauhid<div class="post-header">
Apa ilmu tauhid itu?<br />
<img alt="Ilustrasi. (inet)" class="thumb-200-180 wp-post-image" height="328" src="http://www.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2012/06/tauhid.jpg" width="400" /> <br />
Ilmu tauhid adalah<br />
ilmu yang
membahas pengokohan keyakinan-keyakinan agama Islam dengan dalil-dalil
naqli maupun aqli yang pasti kebenarannya sehingga dapat menghilangkan
semua keraguan, ilmu yang menyingkap kebatilan orang-orang kafir,
kerancuan dan kedustaan mereka. Dengan ilmu tauhid ini, jiwa kita akan
kokoh, dan hati pun akan tenang dengan iman. Dinamakan ilmu tauhid
karena pembahasan terpenting di dalamnya adalah tentang tauhidullah
(mengesakan Allah).<br />
Allah swt. berfirman:<br />
<div class="arabic">
أَفَمَن يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَى إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ الأَلْبَابِ</div>
“Adakah
orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu itu benar, sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang
yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.” (Ar-Ra’d: 19)<br />
<br />
<b>Bidang Pembahasan Ilmu Tauhid</b><br />
<br />
Apa saja yang dibahas? Ilmu tauhid membahas enam hal, yaitu:<br />
1. Iman kepada Allah, tauhid kepada-Nya, dan ikhlash beribadah hanya untuk-Nya tanpa sekutu apapun bentuknya.<br />
2.
Iman kepada rasul-rasul Allah para pembawa petunjuk ilahi, mengetahui
sifat-sifat yang wajib dan pasti ada pada mereka seperti jujur dan
amanah, mengetahui sifat-sifat yang mustahil ada pada mereka seperti
dusta dan khianat, mengetahui mu’jizat dan bukti-bukti kerasulan mereka,
khususnya mu’jizat dan bukti-bukti kerasulan Nabi Muhammad saw.<br />
3.
Iman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para nabi dan
rasul sebagai petunjuk bagi hamba-hamba-Nya sepanjang sejarah manusia
yang panjang.<br />
4. Iman kepada malaikat, tugas-tugas yang mereka laksanakan, dan hubungan mereka dengan manusia di dunia dan akhirat.<br />
5.
Iman kepada hari akhir, apa saja yang dipersiapkan Allah sebagai
balasan bagi orang-orang mukmin (surga) maupun orang-orang kafir
(neraka).<br />
6. Iman kepada takdir Allah yang Maha Bijaksana yang mengatur dengan takdir-Nya semua yang ada di alam semesta ini.<br />
Allah swt berfirman:<br />
<div class="arabic">
“آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللّهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ</div>
“Rasul
telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya.”
(Al-Baqarah: 285)<br />
Rasulullah saw. ditanya tentang iman, beliau menjawab,<br />
<div class="arabic">
أنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ.</div>
“Iman
adalah engkau membenarkan dan meyakini Allah, para malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan taqdir baik maupun
buruk.” (HR. Muslim).<br />
<br />
<b>Kedudukan Ilmu Tauhid di Antara Semua Ilmu</b><br />
<br />
Kemuliaan
suatu ilmu tergantung pada kemulian tema yang dibahasnya. Ilmu
kedokteran lebih mulia dari teknik perkayuan karena teknik perkayuan
membahas seluk beluk kayu sedangkan kedokteran membahas tubuh manusia.
Begitu pula dengan ilmu tauhid, ini ilmu paling mulia karena objek
pembahasannya adalah sesuatu yang paling mulia. Adakah yang lebih agung
selain Pencipta alam semesta ini? Adakah manusia yang lebih suci
daripada para rasul? Adakah yang lebih penting bagi manusia selain
mengenal Rabb dan Penciptanya, mengenal tujuan keberadaannya di dunia,
untuk apa ia diciptakan, dan bagaimana nasibnya setelah ia mati?<br />
Apalagi ilmu tauhid adalah sumber semua ilmu-ilmu keislaman, sekaligus yang terpenting dan paling utama.<br />
Karena
itu, hukum mempelajari ilmu tauhid adalah fardhu ‘ain bagi setiap
muslim dan muslimah sampai ia betul-betul memiliki keyakinan dan
kepuasan hati serta akal bahwa ia berada di atas agama yang benar.
Sedangkan mempelajari lebih dari itu hukumnya fardhu kifayah, artinya
jika telah ada yang mengetahui, yang lain tidak berdosa. Allah swt.
berfirman,<br />
<div class="arabic">
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ</div>
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah.” (Muhammad: 19)<br />
<b>Al-Quran adalah Kitab Tauhid Terbesar</b><br />
Sesungguhnya
pembahasan utama Al-Quran adalah tauhid. Kita tidak akan menemukan satu
halaman pun yang tidak mengandung ajakan untuk beriman kepada Allah,
rasul-Nya, atau hari akhir, malaikat, kitab-kitab yang diturunkan Allah,
atau taqdir yang diberlakukan bagi alam semesta ini. Bahkan dapat
dikatakan bahwa hampir seluruh ayat Al-Quran yang diturunkan sebelum
hijrah (ayat-ayat Makkiyyah) berisi tauhid dan yang terkait dengan
tauhid.<br />
Karena itu tak heran masalah tauhid menjadi perhatian kaum
muslimin sejak dulu, sebagaimana masalah ini menjadi perhatian
Al-Quran. Bahkan, tema tauhid adalah tema utama dakwah mereka. Umat
Islam sejak dahulu berdakwah mengajak orang kepada agama Allah dengan
hikmah dan pelajaran yang baik. Mereka mendakwahkan bukti-bukti
kebenaran akidah Islam agar manusia mau beriman kepada akidah yang lurus
ini.<br />
Bagi seorang muslim, akidah adalah segala-galanya. Tatkala
umat Islam mengabaikan akidah mereka yang benar -yang harus mereka
pelajari melalui ilmu tauhid yang didasari oleh bukti-bukti dan dalil
yang kuat– mulailah kelemahan masuk ke dalam keyakinan sebagian besar
kaum muslimin. Kelemahan akidah akan berakibat pada amal dan
produktivitas mereka. Dengan semakin luasnya kerusakan itu, maka
orang-orang yang memusuhi Islam akan mudah mengalahkan mereka. Menjajah
negeri mereka dan menghinakan mereka di negeri mereka sendiri.<br />
Sejarah
membuktikan bahwa umat Islam generasi awal sangat memperhatikan tauhid
sehingga mereka mulia dan memimpin dunia. Sejarah juga mengajarkan
kepada kita, ketika umat Islam mengabaikannnya akidah, mereka menjadi
lemah. Kelemahan perilaku dan amal umat Islam telah memberi kesempatan
orang-orang kafir untuk menjajah negeri dan tanah air umat Islam.<br />
<br />
<br />
<br />
</div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7765651419550743508.post-59353701984202723542013-04-04T00:20:00.001-07:002013-04-07T04:00:33.765-07:00Pendiri Ilmu Tauhid
Orang yang pertama tama mendirikan atau menyusun ilmu tauhid ialah
Abu Hasan Al-Asyari dan Abu Manshur al-Maturidi dan pengikut pengikut
mereka. Tentu kita jangan hanya mengetahui nama nama mereka sebagai
pendiri pendiri ilmu Tauhid tapi sekurang kurangnya harus mengetahui
siapa mereka itu? Di bawah ini terlampir ringkasan sejarah mereka:<br />
1- ABU AL-HASAN AL-ASY’ARI<br />
Nama lengkapnya Abu Al-Hasan Ali bin Isma’il bin Abi Bisyr Ishaq
al-Asy’ari al-Yamani al-Bashri. Al-Asy’ari kabilah yang berasal dari
Yaman, tapi beliau lahir dan besar di Bashrah – Iraq.<br />
Abu al-Hasan Al-Asy’ari lahir di Basra tahun 260 H, namun sebagian
besar hidupnya di Baghdad sampai beliau wafat tahun 324H. Beliau adalah
seorang pemikir muslim pendiri paham Asy’ari. Sebelum mendirikan faham
Asy’ari, beliau sempat berguru pada seorang Mu’tazilah terkenal, yaitu
Abi Ali al-Jubba’i, namun pada tahun 299 H dia mengumumkan keluar dari
faham Mu’tazilah, dan mendirikan faham baru yaitu faham atau thariqah
Ahli Sunnah Wal Jamaah yang kemudian dikenal sebagai thariqah Asy’ariah.
Banyak tokoh pemikir islam yang mendukung pemikiran-pemikiran beliau,
salah satunya yang terkenal adalah Imam besar Al-Ghazali, terutama di
bidang ilmu Kalam, Tauhid dan Ushuludin.<br />
Walaupun banyak juga ulama yang menentang pamikirannya, tetapi banyak
masyarakat muslim yang mengikuti pemikirannya. Orang-orang yang
mengikuti dan mendukung pendapat dan faham beliau dinamakan pengikut
“Asy’ariyyah”, bahkan tidak sedikit nama nama mereka dinisbatkan kepada
nama imamnya (Al-Asy’ari). Diantaranya pengarang kitab ini ”Al’Aqaid
Ad-Diniyyah”, Habib Abdurahman bin Saggaf Assagaf sangat menyenangi jika
namanya dinisbatkan kepada nama Abu Hasan Al-Asy’ari<br />
Di Asia mayoritas penduduknya muslim banyak yang mengikuti faham imam
Abu Hasan Al-Asy’ari, yang diserasikan dengan faham ilmu Tauhid yang
dikembangkan oleh Imam Abu Manshur Al-Maturidi terutama pelajaran yang
menyangkut pengenalan sifat-sifat Allah yang terkenal dengan nama “sifat
20″. Pelajaran ini banyak diajarkan di pesantren-pesantren di seluruh
Indoneisa, dan di sekolah-sekolah formal pada umumnya seperti Jamiat
Khair (dahulu) yang dipelopori oleh Habib Utsman bin Yahya dan Habib Ali
Al-Habsyi.<br />
2- ABU MANSHUR AL-MATURIDI<br />
Abu Manshur Muhammad bin Muhammad al-Maturidi As-Samarqandi berasal
diri daerah Maturid di Samarqand- Uzbekistan. Tidak diketahui dengan
jelas tahun kelahiranya, tapi bisa dikatakan bahwa beliau lahir pada
masa pemerintahan khalifah Al-Mutawakil Al-Abbasi, dan diperkirakan
beliau lebih muda dari Abu al-Hasan Al-Asy’ari 20 tahunan <br />
Abu Manshur al-Maturidi sama dengan Abu al-Hasan Al-Asy’ari adalah
pemikir muslim dan pendiri faham Ahli Sunnah Wal Jama’ah dengan dalil
dalil yang diambil dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi saw dan juga
bersendarkan kepada dalil Aqli. sehingga dia diberi julukan “Imam
Al-Huda” atau “Imam al-Mutakalimin”. Abu Mansur al-Maturidi dan Abu
al-Hasan merupakan tokoh tokoh pertama yang mendirikan faham Ahli Sunnah
Wal Jama’ah terutama dalam ilmu yang bersangkutan dengan Aqidah dan
mengenal Allah.<br />
Pemikiran Abu Manshur berkisar sekitar ilmu Ta’wil al-Qur’an, Usul
Fiqih, Ilmu Kalam, Tauhid dll. Setelah beliau menerapkan pemikirannya
kepada masyarakat, beliau mulai mencatatnya dan meluncurlah setelah itu
beberapa buku beliau terutama tentang ilmu Akidah diantara kitab kitab
beliau yang terkenal adalah “at-Tauhid”, “Ar-Rad ‘Ala Al-Qaramithah”,
“Bayan Wahmi al-Mu’tazilah” dan masih banyak lagi kitab kitab beliau
yang bertujuan untuk mempertahankan akidah Ahli Sunnah Wal Jama’ah.<br />
Telah disebut dalam beberapa marja’ bahwa Abu Manshur Al-Maturidi
wafat pada tahun 332H di Samarqand dan kuburannya sangat dikenal
masyarakat setempat. Wallahu’alamAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/16131125814804974771noreply@blogger.com0