JJadi setelah kita membaca tentang sebenarnya manusia diciptakan Allah
adalah untuk beribadah / mengabdi kepada Allah swt, karena manusia
diciptakan oleh Allah sebagai makluk yang paling sempurna diantara
adalah untuk beribadah / mengabdi kepada Allah swt, karena manusia
diciptakan oleh Allah sebagai makluk yang paling sempurna diantara
makluk yang lainya, dengan potensi Akal itu manusia bisa membedakan
yang halal atau haram, sehingga Allah menjadikan akal manusia sebagai
sandaran pembebanan terhadap kewajiban Syara' (TAQLIF SYAR' I)
kepada manusia. Sebagai bentuk ibadah manusia adalah ketaatan atau
ketundukan kepada Allah yaitu mengucapkan janji/ ikrar,sumpah kepada
Allah yaitu dua kalimat syahadat di bawah ini, dua kalimat syahadat ini
mengandung konskuensi yang harus taat, tunduk , patuh menjalankan
peritah Allah dan RasulNya.Dari sinilah manusia diberikan salah satu
potensi oleh Allah yaitu Naluri Agama, dimana dalam agama ada suatu
ikatan yang syar'i, yang merupakan syarat masuk didalam Agama Islam
yaitu harus membaca dua kalimat Syahadat.
myang halal atau haram, sehingga Allah menjadikan akal manusia sebagai
sandaran pembebanan terhadap kewajiban Syara' (TAQLIF SYAR' I)
kepada manusia. Sebagai bentuk ibadah manusia adalah ketaatan atau
ketundukan kepada Allah yaitu mengucapkan janji/ ikrar,sumpah kepada
Allah yaitu dua kalimat syahadat di bawah ini, dua kalimat syahadat ini
mengandung konskuensi yang harus taat, tunduk , patuh menjalankan
peritah Allah dan RasulNya.Dari sinilah manusia diberikan salah satu
potensi oleh Allah yaitu Naluri Agama, dimana dalam agama ada suatu
ikatan yang syar'i, yang merupakan syarat masuk didalam Agama Islam
yaitu harus membaca dua kalimat Syahadat.
A.Laailahaillallah
Kalimat Laailahaillallah mempunyai kedudukan yang agung.
Makna syahadat merupakan ikrar,janji, sumpah kepada Allah yang memiliki konskuensi
harus tunduk kepada peraturan Allah
seperti bacaan iftitah di bawah, ini
إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْن لاَ s
Rasulullah bersabda
Maka sesungguhnya Allah mengharamkan atasnya neraka bagi orang yang mengucapkan Laailahaillallah karena mengharapkan wajah Allah”
(HR Bukhari & Muslim)
Rasulullah SAW bersabda:
“Musa pernah berkata wahai Tuhanku, ajarilah aku sesuatu yang dapat aku pakai untuk ingat kepada-Mu & do’a kepada-Mu, Allah berfirman: Wahai Musa ucapkanlah ‘Laailahaillallah’, Musa berkata: Semua hamba-Mu mengucapkan hal ini. Allah berfirman: Wahai Musa seandainya tujuh langit & penghuninya selain Aku & tujuh bumi ini di salah satu timbangan & Laailahaillallah diletakkan di daun timbangan lainnya, niscaya Laailahaillallah akan lebih berat dari itu semua” (HR Hakim & Ibnu Hibban dalam Maurid Adh Dhom’an)
Dalam Hadist dari Abdullah Ibnu Umar, Rasulullah bersabda:
“Sebaik-baik do’a adlah do’a di hari ‘arafah & sebaik-baik do’a yang aku ucapkan demikian pula para nabi sebelumku adalah do’a Laailahaillallah wahdahu laa syarikalah, lahulmulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kuli syai-in qadiir (Tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah Yang Esa tidak ada sekutu baginya, milik-Nya segala kekuasaan & pujian & Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu)” (HR Ahmad & Tirmidzi dalam Ad Da’awat No. 3579)
Diantara dalil yang juga menunjukkan Laailahaillallah memiliki bobot yang sangat berat di dalam timbangan keadilan adalah hadist yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, ia menghasankannya An Nasa’I & Al Haakim, ia berkata hadist ini shahih atas syarat Imam Muslim dari Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah SAW bersabda:
“Akan dipanggil seorang dari umatku di atas para pemuka makhluk pada hari kiamat kemudian dibentangkan baginya 99 sijjil (catatn amal) masing-masing sijjil sepanjang pan&gan mata. Lalu dikatakan kepadanya: ‘Apa kamu mengingkari hal ini?’ Ia menjawab: ‘Tidak wahai tuhanku’. Ia ditanya apa kamu punya alasan lain atau kebajikan?’ Dengan rasa takut ia menjawab: ‘Tidak punya.’ Lalu ia diberi tahu: ‘Sesungguhnya kamu memiliki beberapa kebajikan di sisi Kami & kamu tidak akan didzalimi sedikitpun kemudian dikeluarkan baginya sebuah bithaqah (kartu ucapan amal) yang di dalamnya tertulis -Asyhadu anlaailaha illallah wa asyhadu anna muhammadarrasulullah-‘ Maka ia berkata: ‘Wahai tuhanku apa maksud dari bithaqah & sijjil ini?’ Dikatakan kepadanya: ‘Engkau tidak akan didzalimi sedikitpun’. Lalu sijjil-sijjil itu diletakkan di salah satu daun timbangan & bithaqah di daun timbangan lainnya, tiba-tiba sijjil itu menjadi ringan sedangkan bithaqah malah tambah berat.”
(HR Tirmidzi No. 2641 dalam Al Imaan, Al hakim (1/5-6) & selain keduanya)
Kalimat Laailahaillallah memiliki 2 (dua) rukun, yaitu:
1. Annafyu artinya meniadakan seluruh sesembahan selain Allah Ta’ala
2. Al Itsbaat artinya menetapkan bahwa yang berhak disembah hanyalah Allah Ta’ala saja.
Muhammdarrasulullah
Konsekuensi dari syahadat;
A. Taat pada perintahnya
“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah & Rasul-Nya, & janganlah kamu berpaling dari-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintahnya)”
(QS.8.20)
“Katakanlah: Taatlah kepada Allah & taatlah kepada Rasul, & jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul hanyalah apa yg dibebankan kepadanya, kewajiban kamu adalah apa yang dibebankan kepadamu. & jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. & tiada lain kewajiban rasul hanya menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.”
(QS.24.54)
“Setiap umatku akan masuk ke dalam syurga, kecuali yang enggan. Mereka berkata siapakah yang enggan ya Rasululloh? Beliau menjawab: Siapa yang mentaatiku maka ia akan masuk syurga & siapa yang mendurhakaiku, maka dialah yang enggan.”
B.Membenarkan apa yang di kabarkannya.
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. & apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, & bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” (QS.59.7)
“Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi tak ada yang berhak disembah kecuali Allah & sampai mereka percaya kepadaku & apa yang aku bawa”
(HR Muslim)
Firman Alloh
“& barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah & Rasul-Nya maka sesungguhnya Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang bernyala-nyala.”
(QS.48.13)
Abu Bakar Ash-Shiddiq:
“Aku tidaklah meninggalkan apa yang diperintahkan oleh Rasul kecuali akan aku kerjakan & aku takut jika meninggalkan satu saja & perintah Rasul maka kebinasaan akan menimpaku”.
C. Meninggalkan apa yang dilarangnya tanpa ada sifat ragu.
Firman Allah ta’ala:
“& Kami turunkan kepadamu al-Quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan”
(QS.16.44)
Dari Miqdam bin Ma’di Yakrib Rasululloh bersabda:
“Ketahuilah bahwa aku diberikan Al Quran & sepertinya bersamanya (yaitu Assunah)”
“Katakanlah: Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yg telah di keluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya & (siapa pulakah yang rnengharamkan) rezeki yang baik. Katakanlah: Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS.7.32)
4. Tidak beribadah kepada Allah melainkan dengan cara yang telah disyariatkan.
Allah telah menyempumakan agamanya, dari wahyu telah terputus
firman Allah:
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu & telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku & telah Kuridhai Islam itu jadi agamamu“
(QS A1-Maidah 3)
5. Syahadat ini juga memiliki konsekuensi yaitu tidak meyakini bahwa nabi Muhammad memiiki sifat rububiyyah yang punya pengaruh di alam semesta & tidak berhak disembah.
Beliau adalah seorang hamba, seorang Rasul yang tidak didustakan & seorang hamba yang tidak mampu mendatangkan mamfaat / menolak mudharat bagi dirinya / orang lain kecuali atas izin & kehendak Allah.
Katakanlah: “Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, & tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib & tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku ini malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang telah diwahyukan kepadaku. Katakanlah: “Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat”. Maka apakah kamu tidak memikirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar