Rabu, 03 April 2013

Solusi jika berbeda pendapat


 Jika Kalian berbeda pendapat tentang sesuatu kembalikan kepada
Allah dan RasulNya, sekarang ini tentang khilafiyah selalu saja ada
padahal khilafiyah akan menjadikan persatuan dan kesatuan Umat
Islam akan terpecah belah, sehingga musuh Islam akan lebih mudah
mengadu domba, Kita harus sadar berbeda pendapat tentang yang
Sunah jangan di permasalahkan, karena sampai kiamatpun tidak
akan pernah selesai.
Justru para Imam kita pernah mengajarkan yaitu antara Imam Syafi'i
dan Imam Maliki, Ketika Imam Maliki bersilahtu rahmi ke tempat
Syafi'i, saat itu sang Imam Maliki  mendapat kehormatan utk Imami
shalat Subuh karena demi menghormati Imam Syafi'i waktu Shalat
Shubuh  Imam Maliki memakai bacaan do'a Qunut, padahal Madab
Imam Maliki tidak pakai bacaan do'a Qunut.
   Contoh di atas jelaslah,  mengajak kita jangan  berselisih  tentang
yang sunah. Juga para   ormas Islam   bersatulah   kalian tinggalkan
kata-kata Bid'ah, selama suatu ormas Islam   masih  dalam  aqidah
yang sama, dan tidak  menyimpang dari Syare'at  Allah  itu  adalah
saudara  tetap  harus saling menghormati,  jangan  saling  menghina
silahkan pakai qunut atau tidak silahkan, silahkan tahlilan atau tidak
silahkan, kita sadar ada masalah yang lebih penting yang harus kita
selesaikan   dari   pada  membahas hal-hal furu', yaitu menerapkan
Syareat Islam, hal ini perlu dukungan seluruh ormas Islam.
Allah swt telah mengajarkan;

 

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul-Nya dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah hal itu kepada Allah (Alquran) dan rasul-Nya (Sunah) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."
(QS.An-Nisaa': 59)

Beberapa hikmah yang dapat kita pahami dan pedomani dari ayat ini adalah sebagai berikut;
Kewajiban taat kepada Allah dan kepada Rasul-Nya adalah dengan melaksanakan perintah-perintahnya serta larangan-larangan-Nya.

Kaum muslimin harus taat kepada ulil amri apabila dalam memerintah mereka menyeru kepada yang makruf dan mencegah yang munkar. Akan tetapi, jika mereka menyuruh kepada hal-hal yang dapat melalaikan kewajiban untuk taat kepada Allah, atau bahkan menyuruh perbuatan yang melanggar aturan Allah, maka setiap kita, kaum muslimin, tidak boleh menaatinya. Rasulullah saw telah bersabda yang artinya, "Sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam hal yang makruf, dan tidak ada ketaatan terhadap makhluk dalam maksiat terhadap sang Khaliq (Pencipta).

Jika terjadi perbedaan pendapat di antara kaum muslimin, atau antara mereka dengan ulil amri, atau sesama ulil amri, maka wajib baginya mengembalikan persoalan itu kepada Allah dan Rasul-Nya, yaitu dengan merujuk kepada kitabullah dan sunnah rasul-Nya.

Jika benar-benar beriman, seseorang hanya akan kembali kepada kitabullah dan sunnah rasul-Nya dalam menyelesaikan segala perkara, dan tidak akan berhukum kepada selain keduanya. Jika tidak, maka iman seseorang dapat diragukan dari ketulusannya.

Jika seseorang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir, ia akan taat kepada Allah dan Rasul-Nya karena ia mengimani benar bahwa Allah sesungguhnya Maha Mengetahui segala sesuatu, baik yang nampak maupun yang tersembunyi. Iman kepada hari akhir akan membuta seseorang berpikir akan akibat segala perbuatannya yang dilakukannya di dunia. Pada hari akhir, seluruh amal anak adam akan dibalas: jika baik, maka baik pula balasannya; jika buruk, maka buruk pula balasannya.

Allah swt, berfirman

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
 petunjuk.Ini mengajarkan kepada kita walau kita berbeda pendapat tentang
 sesuatu tapi kita tetap bijak dan saling menghormati dengan kata-kata yang
 sopan,  wawallahu 'alam bish-shawab
 penulis ;
          Ustadz Abdur  rahman Ngaglik, Cerme, Pace






Tidak ada komentar:

Posting Komentar