Kamis, 04 April 2013

Untuk Apa Manusia Diciptakan Oleh Allah

Sebelum Kita belajar, tentang Ilmu agama, belajar tentang kehidupan
Kita harus belajar Siapa yang menciptakan Kita, dan Hakekatnya untuk
apa kita di ciptakan  di dunia ini. Inilah yang seharusnya Kita pikirkan,
karena hidup yang kita jalani kalau punya tujuan akan membangkitkan
semangat hidup, kita akan punya tanggung jawab terhadap apa yang Kita
perbuat di dunia, dan ini yang bisa memfilter kita sehingga kita hati-hati
karena setiap langkah kita, gerak, ucapan kita akan di mintai pertanggung
jawabkan, marilah kita renungkan bagaimana  Alloh menciptakan manusia,
alam, bumi dan semuanya yang ada  didalamnya

    Kalau kita melihat besarnya kekuasaan Allah, niscaya kita akan 
segera mengucapkan “Allahu Akbar”, “Subhanallah”. Allah menciptakan 
langit tanpa tiang serta semua bintang yang menghiasinya dan Allah turunkan darinya air hujan dan tumbuh dengannya segala jenis tumbuh-tumbuhan. Bumi terhampar sangat luas, segala jenis makhluk bertempat tinggal di atasnya, berbagai kenikmatan dikandungnya dan setiap orang dengan mudah bepergian ke mana yang dia inginkan.
Binatang ada dengan berbagai jenis, bentuk, dan warnanya. Tumbuh-tumbuhan dengan segala jenisnya dan buah-buahan dengan segala rasa dan warnanya. Laut yang sangat luas dan segala rizki yang ada di dalamnya semuanya mengingatkan kita kepada kebesaran Allah dan ke-Mahaagungan-Nya.
Kita meyakini bahwa Allah menciptakan semuanya itu memiliki tujuan dan tidak sia-sia. Maka dari itu mari kita berlaku jujur pada diri kita dan di hadapan Allah yaitu tentu bahwa kita juga diciptakan oleh Allah tidak sia-sia, dalam arti kita diciptakan memiliki tujuan tertentu yang mungkin berbeda dengan yang lain.
 Allah berfirman:
Maka apakah kalian mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara main-main dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Al Mu’minun: 115) 
Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja ( tanpa pertanggungjawaban)?” (Al Qiyamah: 36) 
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah”.(Shad: 27) 
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.” (Ad Dukhan: 38) 
Dari ayat-ayat di atas sungguh sangat jelas bahwa segala sesuatu yang ada di bumi dan langit tidak ada yang sia-sia.
 Lalu untuk siapakah semuanya itu?
Allah berfirman dalam A- QUR'AN
Dialah yang telah menjadikan bumi terhampar buat kalian dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki untuk kalian, karena itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian mengetahuinya.” (Al Baqarah: 22) 
Dia Allah yang telah menjadikan segala apa yang di bumi untuk kalian.” (Al Baqarah: 29) 
Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kalian tempat menetap dan langit sebagai atap, lalu membentuk kalian, membaguskan rupa kalian serta memberi kalian rizki dari sebagian yang baik-baik yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam.” (Al Mu’min: 64) 
Ibnu Katsir dalam tafsir beliau  mengatakan:
 “Allah mengeluarkan bagi mereka (dengan air hujan tersebut) segala macam tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang bisa kita saksikan sebagai rizki buat mereka dan binatang-binatang ternak mereka sebagaimana yang telah disebutkan di banyak tempat di dalam Al Qur’an.”
As-Sa’di mengatakan di dalam tafsir beliau 
 ”Allah menciptakan segala apa yang ada di atas bumi buat kalian sebagai wujud kebaikan Allah bagi kalian dan rahmat-Nya agar kalian juga bisa mengambil manfaat darinya, bersenang-senang dan bisa menggali apa yang ada padanya. (Kemudian beliau mengatakan) dan Allah menciptakan semuanya agar manfaatnya kembali kepada kita. 

Tujuan Manusia Di ciptakan

 Manusia di ciptakan Allah, Makluk yang paling sempurna, dan memiliki kedudukan yang tinggi di hadapan makhluk yang lain. Manusia  diciptakan untuk satu tujuan yang mulia, agung, dan besar. Tujuan inilah yang telah disebutkan oleh Allah di dalam Al Qur’an: 
Dan tidaklahAku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah-Ku.”
 (Adz Dzariat:56) 
Abdurrahman As Sa’di dalam tafsir beliau mengatakan:
 “Inilah tujuan Allah menciptakan jin dan manusia dan Allah mengutus seluruh para rasul untuk menyeru menuju tujuan ini yaitu ibadah yang mencakup di dalamnya pengetahuan tentang Allah dan mencintai-Nya, bertaubat kepada-Nya, menghadap dengan segala yang dimilikinya kepada-Nya dan berpaling dari selain-Nya.” 
Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin dalam kitab Al Qaulul Mufid  mengatakan
: “Dengan hikmah inilah manusia diberikan akal dan diutus kepada mereka para rasul dan diturunkan kepada mereka kitab-kitab, dan jika tujuan diciptakannya manusia adalah seperti tujuan diciptakannya binatang, niscaya akan hilang hikmah diutusnya para rasul dan diturunkannya kitab-kitab karena yang demikian itu akan berakhir bagaikan pohon yang tumbuh lalu berkembang dan setelah itu mati.” 
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam kitab Majmu’ Fatawa mengatakan:
 “Maka sesungguhnya Allah menciptakan manusia untuk menyembah-Nya sebagaimana firman Allah ‘Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku.’ Ibadah kepada Allah hanya dilakukan dengan cara mentaati Allah dan Rasul-Nya dan tidak dikatakan ibadah kecuali apa yang menurut syariat Allah adalah sesuatu yang wajib atau sunnah.” 
Makna Ibadah
Ibadah secara bahasa artinya menghinakan diri.
 Sedangkan menurut syariat, Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Nama dari segala yang dicintai oleh Allah dan diridhai-Nya (yang terdiri) dari segala bentuk perbuatan dan ucapan baik yang nampak ataupun yang tidak nampak.” (Al ‘Ubudiyyah, 38) 
Macam Ibadah
Menurut Ibnu Taimiyah di atas kita mendapatkan faidah bahwa ibadah itu ada dua bentuk yaitu 
  1. Ibadah yang nampak ( dzahiriyah/badaniyah )  contoh sholst, zakat dll.
  2. Ibadah tidak nampak ( Batiniyah/qalbiyah ) contoh khusu', tawakal dll.
Ubbudiyah dan Tingkatannya
   1.‘ubudiyyah yang bersifat umum.
Ubudiyyah ini bisa dilakukan oleh setiap makhluk Allah baik  muslim atau kafir. Inilah yang diistilahkan dengan ketundukan terhadap takdir dan sunnatullah.
 Allah berfirman:
Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.” (Maryam: 93).
 Ayat ini termasuk orang mkmin atau Kafir 
   2. ‘ubudiyyah ketaatan yang bersifat umum.
 Ubudiyah ini mencakup ketundukan setiap orang terhadap syariat Allah,
 sebagaimana firman Allah:
Dan hamba- hamba Allah yang Maha Penyayang itu adalah orang-orang yang berjalan di muka bumi ini dengan rendah hati (tawadhu’).” (Al Furqan: 63) 
   3.  ‘ubudiyyah yang khusus.
Ubudiyyah  khusus  tingkatan para Nabi dan Rasul Allah.
 Sebagaimana firman Allah tentang Nabi Nuh:
Sesungguhnya dia adalah hamba-Ku yang bersyukur.” (Al Isra’: 3).
Kemudian Allah berfirman tentang Rasulullah:
Dan jika kalian ragu-ragu terhadap apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami” (Al Baqarah: 23).
Dan Allah berfirman tentang seluruh para rasul:
Dan ingatlah akan hamba-hamba Kami Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang memiliki perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi.” (Shad: 45). 
Syarat Diterimnya suatu ibadah
Para ulama Ahlus Sunnah bahwa; 
 sebuah ibadah akan diterima oleh Allah dengan dua syarat, yaitu 

 Syarat Diterimanya Ibadah
Tiga syarat yg harus dipenuhi agar ibadah kita diterima Allah swt:

  1. Lillah, yaitu niat yg ikhlash, niat hanya karena Allah swt semata, niat hanya untuk mencari keridhaan Allah swt.
  2. Billah, yaitu pelaksanaannya seperti yg diperintahkan Allah dan yg dicontohkan oleh Rasulullah (ittiba'). Misalnya, kita mecontoh bagaimana Rasulullah shalat, puasa, bersillaturrahiim, bertetangga, bertutur kata, memimpin umat dan sebagainya.
  3. Illallaah, yaitu dengan tujuan hanya untuk mencari keridhaan Allah semata. Firman Allah: Dan di antara manusia ada orang yg mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. (QS. 2:207)
  4. membaca syahadat ( ikhlas yakin ) laa ilaaha illah muhamad rasulalloh   Kesepakatan Ahlus Sunnah ini dilandasi Al Qur’an dan hadits, 
 firman Allah: 
Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan agar mereka menyembah Allah dengan mengikhlaskan agama bagi-Nya.” (Al-Bayyinah: 5). 
Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya amal itu sah dengan niat dan seseorang akan mendapatkan apa yang dia niatkan.”
 (HR. Al Bukhari dan Muslim) 
Rasulullah bersabda:
Barang siapa yang melakukan suatu amalan dan bukan dari perintahku maka amalannya tertolak.”
 (HR. Muslim)

5 komentar:

  1. Assalamu'alaikum Wr. Wb.
    Saya Muslim (turunan dari Orang Tua) ingin Menjadi muslim yang sebenar-benarnya yaitu muslim yang memang saya pegang dengan tangan saya sendiri. saya mencari jawaban tentang apa fungsi manusia diciptakan oleh Allah. tetapi jawabanmu kurang memuaskan.
    pertanyaan saya adalah:
    1. mengapa Allah meminta kita untuk menyembah-Nya?
    2. Apakah dengan manusia menyembahnya Allah bertambah besar?
    3. Jikalau tidak, kenapa Allah menciptakan manusia untuk menyebahnya. bukankah itu seperti sesuatu yang bermain-main?
    4. Jikalau tidak kenapa hingga Allah menurunkan Rosul dan Nabi untuk menjadikan manusia kembali menyembah Allah.
    5. Jikalau tidak kenapa hingga Allah mengutuk dan menghukum manusia yang tidak menyembahnya?
    6. Jikalau hanya untuk menyembahnya, kenapa Allah memberikan nafsu sehingga ia melanggar perintahnya?
    7. Apakah manusia diciptakan untuk menjadikan bumi ini menjadi yang lebih baik?
    8. Jikalau begitu kenapa Allah menciptakan Qada' dan Qodar (takdir yang baik dan takdir yang buruk?) jika Allah telah menakdirkan salah seorang menjadi tentara musuh Allah? bukankah itu seperti Allah telah menciptakan penghuni nerakanya sendiri?
    9. kenapa Allah mengiming-imingi surga, apakah keberadaan manusia didalam surga mempengaruhi kekuatan Allah?
    10. Bahkan Allah menjadikan kekasihnya yaitu Muhammad, dari golongan Manusia yaitu ciptaannya sendiri? padahal Allah dengan ciptaannya memiliki derajat yang sangat jauh.
    11. Apakah manusia adalah suatu makhluk yang sangat tinggi kedudukannya?
    12. Apakah bumi suatu yang sangat berarti? bukanlah planet kecil diantara miliaran bintang dan planet lainnya seperti yang digambarkan lembaga NASA?
    99. Masih banyak pertanyaanku. cukuplah itu. semoga engkau bisa menjawab dan membantuku.

    Memang Allahlah yang tahu dan maha tinggi, dan ilmu manusia hanyalah setetes dari lautan samudra.
    wassalahmu'alaikum Wr. Wr.
    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Saya juga ingin menanyakan hal yang sama, mohon dijawab.

      Hapus
    3. Jawaban pertanyaan ke 2, manusia mau menyebah atau tidak kepada Allah tidak ada pengaruhnya kepad Allah karena Allah maha pencipta, Maha sempurna sgalananya, manusia sebagai makluk yang dhoif/lemah justru membutuhkan yang lainya, JADI posisinya Allah sang khaliq pencipta tida butuh bantuan dari makluknya, maka dengan akal manusia bisa bertafakur akan kebesaran Allah.....

      Hapus
  2. Sebelum menjawab pertanyaan pertama, Shobat,baca Al-Qur'an adz-DZARIAT 56
    Tidak Kami ciptakan jin dan Manusia
    kecuali untuk menyebah kepadaKu.
    ...Allah SWT juga telah menciptakan potensi kehidupan (thaqatul hayawiyah) pada diri manusia, yang berupa

    1.:KEBUTUHAN JASMANI (Hajatul Adlawiyah),
    yang penampakanya berupa rasa lapar, rasa haus, menghirup udara dan lain-lain.misal manusia haus ingin minum
    lapar ingin makan

    2..KEBUTUHAN NALURI (Al-Gharizah). Yang terdiri dari :

    a. Naluri beragama ( Gharizatut Taddayun )
    ini untuk mendekatkan diri dengan Tuhanya
    b. Naluri mempertahankan diri ( Gharizatul Baqa )contoh orang tua memper
    tahan diri anaknya dari bahaya/ancaman
    c.Gharizatun Nau' )Senang terhadap lawan jenis

    3. Akal
    Akal merupakan potensi manusia yang akan menentukan, baik atau
    buruknya manusia di dalam melakukan aktifitas pada waktu memenuhi
    hajatnya, nalurinya
    , karena manusia memiliki potensi akal, inilah yang membeda
    kan manusia dengan binatang maka Allah swt, menjadi akal manusia
    sandaran pembebanan kewajiban syara' ( Taklif Syar'i ) Allah akan
    memberi pahala kepada manusia yang melakukan amal kebajikan dan
    balasanya pahala dan surga, begitu sebaliknya.jadi jelaslah manusia adalah makluk yang sempurna yang diberikan akal , tidak seperti binatang hanya diberikan naluri, jadi sejak kita dari kandungan Ibunya sampai sekarang ini ada yang jadi dokter, kaya, sukses dan kita tidak bisa menghitung nikmat Allah, apakah kita tidak bersyukur????? salah satu syukur kita kepada Allah adalah kita menyembah/ beribadah kepada Alllah. ini Jawaban yang pertama

    BalasHapus